Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
"Eh, ada Tika! Kalian dari mana, Sayang?" ucap Ria ketika melihat Clara dan Tika memasuki pintu utama.
"Kami habis belanja buku, Tan. Maaf ya Claranya tadi aku pinjam sebentar" ucap Tika merasa tidak enak.
"Tidak apa apa, Sayang. Malah tante senang melihat kalian bisa berbelanja. Sekalian bisa menyegarkan pikiran setelah menguras pikiran kalian saat belajar" ucap Ria tersenyum ramah.
"Ya sudah! ayo duduk. Tika mau minum apa?" ucap Ria kembali.
"Tika mau minum minuman dingin saja, Tan" ucap Tika tersenyum.
"Biar saya buatkan ya" ucap Clara bergegas ke dapur.
"No! kamu duduk saja. Biar mama suruh pelayan yang membuatnya" ucap Ria tegas.
Clara kini adalah menantunya, jadi dia tidak mau Clara melakukan tugas seorang pembantu lagi. Lagipula dia memiliki banyak pelayan jadi Clara tidak perlu lagi melakukan tugas seorang pembantu di istana suaminya sendiri.
"Baik, Ma" ucap Clara mengaguk patuh tidak berani membantah.
Mendengar pangilan mama keluar dari mulut Clara, Tika langsung mengerutkan keningnya binggung. Dia mulai curiga jika Clara sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Sadar dengan tatapan Tika, Clara langsung mengalihkan perhatiannya agar Tika tidak semakin curiga. Mau taruh di mana wajahnya jika sampai Tika tau bahwa dia dan Rafi sebenarnya sudah menikah.
Saat sedang mengobrol bersama Ria mendengar suara mobil Rafi memasuki area mension mereka. Dengan cepat Ria menyuruh Clara untuk menyambut kedatangan suaminya. Karna Clara dan Rafi sudah menikah maka Clara harus melakukan tugasnya sebagai istri dengan baik.
"Sayang, Rafi sudah pulang. Sekarang kamu sambut kedatangannya" ucap Ria tersenyum ramah.
"Em! baik, Ma" ucap Clara gugup lalu bangkit dari duduknya sambil melirik Tika yang terus menatapnya penuh kebinggungan.
"Kenapa sikap Clara aneh seperti itu ya? apa jangan jangan?" batin Tika menatap punggung Clara yang berlahan menjauh.
"Kamu kenapa seperti kebingungan seperti itu, Sayang?" ucap Ria menatap wajah Tika yang kebingungan.
Karna Tika adalah sahabat baik Clara jadi Ria mengira jika Tika sudah mengetahui semuanya. Tapi, sayangnya ego menantunya itu terlalu tinggi sehingga dia tidak mau mengakui jika statusnya sekarang adalah sebagai menantu keluarga Alexander.
"Tidak apa apa, Tan. Tante terlihat makin cantik saja" ucap Tika mengalihkan pembicaraan.
"Kamu bisa saja! kamu juga sangat cantik, Sayang" ucap Ria terseyum manis.
Lain dengan Tika dan Ria yang sedang mengobrol sambil bercanda ria di dalam sana. Clara malah berdiri di teras sambil memasang wajah cemberutnya. Sebenarnya dia sangat malas untuk menyambut kedatangan Rafi karna sudah di pastikan Rafi akan mengejeknya. Tapi, dia juga tidak berani untuk menentang perintah Ria. Nasib Clara memanglah sangat malang.
Melihat Clara yang telah berdiri menyambut kedatangannya, senyuman di wajah Rafi langsung terungkir indah. Dia turun dari mobilnya sambil menatap wajah cemberut Clara dengan penuh senyuman. Melihat senyuman yang melingkar di wajah Rafi, Clara menatapnya dengan penuh kekesalan.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu? kau mengejekku ya?" ucap Clara menunjuk wajah Rafi.
"Dasar wanita ruba! untuk apa aku mengejekmu? aku ini orang penting jadi tidak ada waktu mengejek orang sepertimu" ucap Rafi ketus.
"Bawakan ini" ucap Rafi kembali sambil memberikan tas kerjanya kepada Clara.
"Enak saja! emangnya aku ini kuli panggulmu?" ucap Clara ketus.
"Baiklah! aku akan memangil pelayan untuk membawanya" ucap Rafi bersiap siap memangil pelayan.
"Pe.." belum selesai mengucapkan kata katanya mulut Rafi langsung di tutup oleh Clara mengunakan tangannya.
"Kamu ini apaan, sih? tangan bau keringat main nyentuh mulutku saja. Bisa bisa terkena rabies mulutku" ucap Rafi merogok saku celananya lalu mengambil sapu tangannya dan segera mengelam mulutnya.
Mendengar ucapan Rafi, Clara langsung mengepalkan tangannya geram. Ingin sekali dia mencakar wajah pria menyebalkan di depannya. Kalau bukan karna menghargai Ria dan Ronal sudah di pastikan Clara akan mencakar habis wajah pria menyebalkan di depannya itu.
"Sini!" ucap Clara ketus sambil merampas tas kerja yang ada di tangan Rafi.
"Gitu dong. Jadi istri itu harus berbakti kepada suaminya" ucap Rafi tersenyum sambil mengacak acak rambut Clara lalu melangkahkan kakinya memasuki ruang utama.
Mendengar ucapan Rafi, Clara malah meniru ucapannya dengan gerakan mulut ya. Rafi yang mengetahui tingkah Clara yang mengejeknya hanya bisa tersenyum kecil sambil mengelengkan kepalanya.
"Sore, Ma" ucap Rafi menghampiri Ria yang duduk bersama Tika dan mencium kedua pipinya.
"Tumben anak mama pulang cepat. Em, mama tau" ucap Ria mengoda Rafi dan Clara.
"Mama bisa aja. Rafi ke kamar dulu ya" ucap Rafi tersenyum manis.
"Tuan ke kamar saja. Aku mau menemani Tika" ucap Clara bersiap siap untuk duduk di samping Tika.
"Ets! kamu belum menyelesaikan tugasmu. Ayo ikut aku" ucap Rafi menarik baju bagian belakang Clara.
"Tik, kamu sama mama dulu ya" ucap Rafi tersenyum.
"Baik, Kak" ucap Tika mengelengkan kepalanya kecil melihat tingkah Rafi dan Clara.
"Tuan! lepasin bajuku" ucap Clara kesal.
"Upss! maaf! ayo cepat" ucap Rafi terkekeh tanpa dosa lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
"Dasar tuan menyebalkan!" guman Clara lalu melangkahkan kakinya mengikuti Rafi.
Sesampainya di kamar Rafi duduk bersantai di sofa sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Clara langsung menyimpan tas dan juga jas kuasa Rafi yang dia lemparkan ke sembarangan arah.
"Tolong bukakan sepatuku" ucap Rafi tanpa menatap Clara.
"Buka sepatumu? enak saja" ucap Clara ketus sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya.
"Ma!" teriak Rafi bagaikan anak kecil yang selalu mengadu ke mamanya.
"Eh! ia ia. Dasar anak mama" ucap Clara panik lalu berjongkong di depan Rafi.
"Gitu dong! jadi istri itu harus nurut. Kau tau gak jika kau mengurus suamimu dengan baik kau akan di hujani pahala yang sangat besar"
"Macam tuan sudah menjadi suami yang baik saja"
"Memangnya kau mau aku seperti apa? Aku akan melakukannya asalkan kau berhenti membuatku kesal"
"Memangnya tuan mau melakukan apapun untukku?"
"Tentu saja! asalkan kau bisa merubah sikapmu yang menyebalkan itu"
"Setau aku jika seorang pria yang mau melakukan apapun kepada wanita, pria itu mencintai wanita itu. Berarti tuan mencintaiku ya? ayo ngaku." ucap Clara menatap Rafi sambil tersenyum.
"Pede amat sih! aku ini pria berkelas jadi tidak mungkin mencintai wanita somplak sepertimu." ucap Rafi menjitak kening Clara.
"Jangan jangan kau yang mencintaiku? aku ini'kan tampan dan sukses. Pasti kau mencintaiku diam diam'kan" ucap Rafi menatap Clara dengan tatapan penuh selidik.
"Amit amit aku mencintai pria menyebalkan seperti tuan. Bukannya mendapat kebahagiaan malah aku mendapat kesengsaraan" ucap Clara ketus.
"Mau bilang cinta tapi malu. Gengsimu kok tinggi amat, Ra" ucap Rafi terus mengoda Clara.
"Aku mencintai, Tuan. Bahkan aku sangat menginginkan tuan lenyap dari dunia ini" ucap Clara menatap Rafi penuh kekesalan.
"Jadi kau menginginkan aku mati, Ra?"
"Tentu saja!"
"Jika aku mati kau akan menjadi janda"
"Janda lebih baik setidaknya masih hidup. Daripada punya suami yang menyebalkan sehingga membuatku setiap hari mati berdiri"
"Berarti nyawamu banyak dong, Ra?"
"Maksud, Tuan?"
"Jika kau setiap hari mati berdiri. Tapi aku melihat kau masih hidup. Berarti nyawamu sangat banyak."
"Dasar tuan. Dodol"
"Maksudmu apa?"
"Tidak ada! tuan sangat pintar. Tapi lawan katanya"
"Clara!"
"Ha..ha.. Dadah" ucap Clara menjulurkan lidahnya lalu mengambil langkah berlari keluar dari kamar Rafi.
Bersambung.....
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu