NovelToon NovelToon
Cinta Di Ujung Perceraian

Cinta Di Ujung Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Angst
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18 Semakin Dekat.

Vanisa yang merasa cukup pegal berada di atas tempat tidur. Dia bolak-balik melihat jam di ponselnya yang terus bergerak. Namun pintu kamarnya belum dibuka oleh Suster yang biasanya sudah membantu dirinya dalam persiapan banyak hal.

Vanisa yang menggerakkan tubuhnya yang mencoba untuk duduk dan akhirnya bisa dengan dia bersandar di kepala ranjang. Hanya melakukan hal seperti itu saja sudah membuat dia ngos-ngosan.

Tiba-tiba saja pintu kamar itu terbuka yang membuat Vanisa lega. Tetapi seketika dahinya mengkerutkan yang awalnya dia mengira bahwa itu adalah Suster dan ternyata Arvin.

"Hari ini Suster tidak bisa datang. Ada insiden tiba-tiba," ucap Arvin.

"Lalu aku bagaimana?" tanyanya dalam hati.

"Aku akan membantumu," ucap Arvin seolah tahu apa yang dipikirkan istrinya.

Arvin melangkah mendekati ranjang.

"Kau ingin ke atas kursi roda?" tanya Arvin.

Vanisa mengambil ponselnya dan seperti biasa dia akan mengetik untuk bisa berkomunikasi dengan Arvin.

..."Aku ingin ke toilet, banyak hal yang harus aku lakukan. Aku harus mandi, sarapan, berlatih untuk menggerakkan tubuh dan yang lain-lain. Jika tidak ada Suster aku tidak mungkin bisa melakukan semua itu," tulisnya dan memperlihatkan kepada Arvin....

"Aku tahu itu. Tetapi seperti apa yang aku katakan. Jika Suster memiliki kendala untuk tidak bisa datang dan mana mungkin juga aku memaksakannya. Untuk waktu yang sangat mendesak seperti ini. Aku juga tidak bisa langsung mencari Suster pengganti. Jadi biar aku membantumu," jelas Arvin.

Arvin mengambil kursi roda Vanisa yang berada di sudut kamar.

"Kau ingin langsung ke kamar mandi?" tanya Arvin yang membuat Vanisa menganggukkan kepala.

"Aku akan membawamu langsung," ucap Arvin yang menggendong Vanisa ala bridal style. Lagi-lagi gebrakan itu membuat Vanisa kaget. Tetapi apa yang bisa dia lakukan selain menurut saja.

Arvin membawa Vanisa ke kamar mandi dengan mendudukkan di atas kloset. Arvin yang terlihat mengecek air terlebih dahulu.

"Kamu ingin mandi di mana, di bathup?" tanya Arvin.

Vanisa menganggukkan kepala yang memang lebih nyaman untuk berendam, karena dia juga mengalami kesulitan untuk mandi menggunakan shower.

"Aku akan siapkan airnya," ucap Arvin.

Vanisa tidak merespon apapun yang membiarkan Arvin melakukan apapun yang dia mau. Sampai akhirnya air mandi itu selesai juga.

Arvin kembali menghampiri Vanisa dan memindahkan tubuh itu yang pendudukan di pinggir bathtub.

"Kamu bisa masuk sendiri?" tanya Arvin.

Vanisa menganggukkan kepala yang memang hanya tinggal menggerakkan kakinya langsung bisa terjatuh ke dalam bathtub.

"Kalau begitu mandilah! Aku akan menunggu di luar. Kamu bisa melempar pasta gigi ke pintu dan itu tandanya kamu sudah selesai mandi," ucap Arvin yang pasti tahu jika Vanisa akan mengalami kesulitan saat nanti sudah selesai mandi karena dia tidak bisa berbicara dan bagaimana memanggil Arvin.

Saat Arvin ingin pergi tiba-tiba tangan Vanisa menghentikan Arvin dengan memegang lengan itu yang membuat Arvin menoleh kembali ke arah Vanisa.

"Ada apa?" tanyanya.

Vanisa mengangkat mengarahkan pandangannya pada pakaiannya, membuka pakaiannya pasti mengalami kesulitan yang terlalu banyak menggerakkan tangan sampai ke belakang yang pasti Vanisa belum bisa melakukan semua itu.

"Kau ingin aku membantumu membukanya?" tebak Arvin.

Vanisa menelan salivanya, dia juga tidak mungkin mengatakan iya dan padahal memang itu yang dia butuhkan. Tetapi sangat tidak mungkin juga Arvin melakukan hal itu.

Arvin menghela nafas yang tiba-tiba saja membungkuk dan yang benar saja dia membantu Vanisa melepaskan pakaian itu tetapi hanya membuka bagian res yang terdapat di pakaian itu.

Arvin menurunkan lengan baju itu sedikit sampai bahu agar mempermudahkan Vanisa untuk melanjutkan.

"Apa begini sudah cukup?" tanya Arvin. Vanisa mengangguk cepat di tengah kegugupannya.

"Baiklah! Kalau begitu kamu lanjutkan. Karena tidak mungkin aku menanggalkan semua pakaianmu," ucap Arvin.

Vanisa tidak merespon dan Arvin juga tidak mengatakan apa-apa lagi yang langsung keluar dari kamar mandi.

Huhhhh

Vanisa yang terlihat menghela nafas panjang dengan memejamkan mata, jantungnya sejak tadi berdebar dengan kencang yang tidak percaya dengan tindakan Arvin.

"Astaga jadi mau sampai kapan akan seperti ini. Ternyata dengan tidak adanya Suster membuatku mengalami kesulitan," batinnya yang rasanya ingin melambaikan tangan yang sudah tidak tahan dengan situasi itu.

****

Akhirnya proses mandi Vanisa selesai juga dia juga sudah kembali ke kamar yang sekarang duduk di pinggir ranjang menggunakan jubah mandi berwarna putih.

Arvin yang membantunya Vanisa mengambilkan pakaian ganti. Vanisa tampak was-was yang melihat pergerakan tangan Arvin.

"Apa dia juga akan mengambil pakaian dalam ku," batin Vanisa dengan jantungnya berdebar semakin kencang.

Sangat tidak lucu jika saja Arvin sampai mengambilkan hal itu dan memang Vanisa harus menggantinya.

"Kamu ingin pakaian yang mana?" tanya Arvin yang menoleh ke belakang.

Vanisa mengambil ponselnya dan terlihat mengetik.

^^^"Biarkan aku melakukan sendiri, aku masih bisa mengambil pakaian ku. Kamu keluarlah dan nanti jika aku membutuhkan bantuan, aku akan memanggil kamu," tulis Vanisa.^^^

"Kamu yakin bisa melakukan sendiri?" tanya Arvin ragu yang membuat Vanisa menganggukkan kepala

"Baiklah kalau begitu," sahut Arvin yang tidak ingin memaksakan apa-apa dan langsung keluar dari kamar Vanisa.

"Kenapa dia terus berada di rumah? apa dia tidak bekerja dan apa dia akan terus membantuku sampai suster ada?" batin Vanisa dengan penuh kebingungan.

Bukan apa-apa. Dia hanya merasa canggung jika benar-benar Arvin terus saja membantunya. Jantungnya tidak akan berhenti berdetak dan mungkin akan mendapatkan permasalahan pada jantungnya jika terus dekat-dekat dengan Arvin. Vanisa juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja seperti itu.

Ternyata kali ini Vanisa benar-benar bisa melakukan sendiri dan mungkin karena dia sudah banyak menggerakkan tangannya tadi pagi saat berada di kamar mandi yang sekalian mengambil waktu untuk berolahraga.

Vanisa yang sudah mengganti pakaiannya dan Arvin juga sudah kembali ke kamar itu yang membawa Vanisa dengan mendorong kursi roda Vanisa.

Arvin yang membawa ke meja makan yang ternyata sudah ada makanan di sana. Vanisa bertanya-tanya siapa yang menyiapkan makanan itu, karena di rumah itu tidak ada orang sama sekali selain mereka berdua.

"Kamu sarapanlah!" titah Arvin yang meletakkan makanan tepat di depan Vanisa.

Vanisa yang memang sudah sangat lapar menggerakkan tangannya perlahan yang mulai untuk menyendokkan makanan tersebut. Arvin memperhatikan sembari menuang air putih ke dalam gelas.

Sangat terlihat usaha Vanisa melakukan semua itu yang memang mengalami kesulitan untuk makan. Vanisa memang seperti anak yang baru saja mengalami pertumbuhan.

Arvin pasti ingin sekali membantu, tapi jika dibantu maka Vanisa tidak akan bisa melakukan sendiri dan dia tidak akan pernah bisa sembuh. Jadi tetap saja Arvin hanya memperhatikan Vanisa dan di saat Vanisa melihat ke arahnya dengan cepat Arvin mengalihkan pandangannya.

Vanisa menghela nafas berkali-kali yang begitu sangat lelah sekali.

Tingnong.

Suara bel Apartement yang berbunyi membuat mata Arvin melihat ke arah pintu. Arvin tidak mengatakan apa-apa yang langsung berjalan menuju pintu dan membuka pintu.

Tidak lama Arvin kembali dan terlihat membawa benda yang cukup berat.

"Suster kemarin memberitahu kepadaku, katanya kamu membutuhkan alat untuk berdiri. Jadi ini aku rasa paling cocok," ucap Arvin yang ternyata membelikan Vanisa tongkat.

Bersambung....

1
Teh Euis Tea
mungkin itu ibu kandungnya arvin, sedangkan bu lala mungkin ibu tirinya
lalu siapa orang yg mengingunkan alvin jatuh ya?
Naufal Affiq
lanjut thor
Teh Euis Tea
syukurlah vanisa selamat
mbok Darmi
sebenarnya yg paling bodoh disini arvin dia hanya boneka ortu nya laki2 plin plan ngga tegas ngga salah vanisa menuntut cerai bisa matikan berdiri punya suami modelan arvin
meris dawati Sihombing
Othor fokus dong ngetiknya, bnyak typo..ceritanya jg jgn terus menjatuhkan mental orng, dah 3 thn hrsnya sdh berontak.
meris dawati Sihombing
bnysk banget typonya..nm bersalahan
Warung Sembako
emak durjana..
mbok Darmi
mampuss kamu sarah karena mulut ember mu sekarang nasib vanisa diujung tanduk bener kata daniel kamu manusia egois yg ada didunia ini mengorbankan segala cara demi ambisi mu bukan kebahagiaan anakmu ya..sudah nikmati saja kalau vanisa dibunuh sama penculik nya kamu cuma bisa menyesal saja, dasar ibu lucknut matre
Herman Lim
gila vanisa sungguh sangat kasian apalgi dgn kata Arvin yg sangat kejam
Teh Euis Tea
emang benar semua itu gevara sarah yg ingin vanisa di akui publik jd vanisa di culik
mbok Darmi
arvin pembicaraan mu dgn penculik vanisa sedikit banyak membunuh vanisa secara perlahan hbs ini saat nantinya dia akan beneran di eksekusi penculik nya dia akan pasrah krn merasa hidupnya tdk penting bagi siapapun
Teh Euis Tea
nudah"an vanisa bisa selamat dan lepas dari orang yg menculiknya
Herman Lim
pasti ada yg menculik vanisa
Teh Euis Tea
duhhh siapa lg yg nyulik vanisa ya?
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku
mbok Darmi
Arvin kamu bener2 suami lucknut sampai usia pernikahan 3 tahun jamu tdk tau telp tempat vanisa kerja temen akrab nya juga tdk tau knp sekarang kamu repot2 cari vanisa yg ngga pulang biarin aja toh tdk menyusahkan kamu katanya ngga usah saling peduli itu cam kan, feeling ku vanisa diculik atas permintaan lara
mbok Darmi
coba dari awal vanisa tegas seperti ini ngga bakalan dia dijadikan sapi perahan ortu nya dan tumbal kemarahan mertua nya semua sdh terlanjur tinggal sekarang mantapkan hati untuk proses perceraian jgn mau mundur vanisa
mbok Darmi
tetap lanjutkan gugatan cerai mu vanisa buat semua orang yg selama ini meremehkan mu sadar diri mereka semua hanya mau memanfaatkan kamu saja mereka pikir kamu gadis yg lemah makanya mereka ngelunjak begitu juga arvin suami lucknut
Naufal Affiq
mantap👍
Teh Euis Tea
mantap vanisa, lanjutkan km berhak bahagia
Teh Euis Tea
nah gitu dong vanisa keluarkan uneg uneg km jgn diam aj, bila perlu lawan semuanya terutama ibumu dan mertuamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!