NovelToon NovelToon
Pengantin Dunia Lain

Pengantin Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horor / Hantu
Popularitas:752
Nilai: 5
Nama Author: BI STORY

Bu Ninda merasakan keanehan dengan istri putranya, Reno yang menikahi asistennya bernama Lilis. Lilis tampak pucat, dingin, dan bikin merinding. Setelah anaknya menikahi gadis misterius itu, mansion mereka yang awalnya hangat berubah menjadi dingin dan mencekam. Siapakah sosok Lilis yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BI STORY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hantu Alice Datang Ke Mansion Clarissa

​Clarissa menstabilkan kamera dan mulai merekam. Melalui lensa, dia melihat sesosok wanita.

​Wanita itu mengenakan gaun pengantin putih yang sudah kusam dan lusuh, terlihat seperti gaun bergaya modern. Wajahnya tersembunyi dibalik rambut panjang.

​Yang membuat Clarissa membeku adalah cara wanita itu bergerak.

​Wanita bergaun pengantin itu tidak berjalan.

​Dia BERGERAK MENGAMBANG perlahan, sekitar satu kaki di atas lantai. Gerakannya mulus, seperti meluncur tanpa gesekan. Dia tampak berjalan dalam tidurnya, atau mungkin, memang tidak menginjak lantai.

​Sosok itu melayang ke arah tempat tidur Reno.

​Clarissa menahan napas. Jemarinya mencengkeram tombol rekam pada kamera, suaranya tercekat.

​Wanita itu berhenti di samping Reno yang tertidur, dan Clarissa melihat salah satu tangan panjangnya terulur.

​Tangan itu, yang tampak putih pucat dan ramping, mengarah ke dada Reno.

​Clarissa menyipitkan mata, mencoba melihat lebih jelas, tetapi gorden yang tertiup angin bergerak sedikit, menutup sebagian besar celah pandang.

​Dia hanya bisa melihat sekilas sosok putih yang mengambang itu kini membungkuk, menundukkan kepalanya ke arah Reno.

​​Clarissa akhirnya menemukan suaranya, berbisik keras pada dirinya sendiri.

​"Ya ampun."

​Dia yakin itu Lilis. Gaun pengantin itu itu adalah simbol kepemilikan.

​Clarissa menggigil. Dia tidak pernah menyangka lelembut atau hantu itu akan begitu nyata, begitu dekat. Dia merasa benar-benar berada di tengah-tengah horor yang tak terhindarkan.

​Dia memundurkan langkah dari balkon, masih mengarahkan lensa kamera, berusaha mendapatkan rekaman yang lebih jelas.

​Saat itu, wanita bergaun pengantin itu tiba-tiba menggerakkan kepalanya. Bukan ke arah Reno, tetapi,

​Kepalanya tiba-tiba berputar 180 derajat.

​Wajahnya, yang seharusnya tersembunyi, kini menghadap ke jendela dan langsung menatap lurus ke arah balkon Clarissa, seolah-olah dia bisa melihat Clarissa meskipun terhalang kegelapan malam, jarak, dan lensa kamera.

​Meskipun wajah itu tertutup rambut Clarissa merasakan tatapan dingin, menusuk, dan tak terhindarkan. Itu adalah tatapan yang sama dengan senyum kemenangan Lilis yang dia ingat saat momen pernikahan.

Clarissa matanya membelalak ketakutan, tetapi ada sedikit kilatan kegilaan dan tekad baru di dalamnya.

​Dia telah mendapatkan buktinya. Dia berada di posisi yang benar.

​Clarissa tersentak, menjauhkan diri dari kamera.

​Di seberang jalan, cahaya biru pucat itu tiba-tiba padam, meninggalkan kamar Reno dalam kegelapan total.

​Clarissa berdiri sendirian di balkon, tangannya bergetar. Dia menatap kamera, yang masih berdiri tegak di tripod, merekam kegelapan.

​Clarissa berjalan ke kamera, menghentikan rekaman, dan mengeluarkan kartu memori. Dia melihat kembali ke mansion Ramon yang gelap, senyap, dan mengerikan.

​Dia telah membeli posisinya. Sekarang, dia harus mulai bergerak.

​Di atas jalanan yang sepi dan remang-remang, Sosok hantu Lilis dalam gaun pengantin putihnya yang lusuh terlihat.

Dia melayang, kini dengan kecepatan yang lebih besar, meninggalkan mansion Ramon.

​Gerakannya masih mulus, tetapi sangat cepat, seolah didorong oleh amarah yang dingin.

​Clarissa tampak tegang, namun penuh tekad baru saja masuk dari balkon, napasnya tersengal.

​Dia mencengkeram kartu memori di tangannya. Kamera videonya diletakkan sembarangan di meja.

​Dia bergerak cepat menuju laci, mengunci kartu memori itu di dalam kotak kecil yang terbuat dari logam berat, lalu mengunci laci tersebut.

​Clarissa menoleh. Jendela balkon masih sedikit terbuka. Angin malam masuk, membuat gorden putih melambai samar.

​Tiba-tiba, dia mendengar suara mendesing yang tidak wajar, seperti kain basah yang dirobek dengan cepat, mendekat.

​Clarissa membeku. Dia tahu itu adalah Lilis.

​Dia bergegas ke jendela, menarik gorden tebal hingga tertutup rapat.

​Dia mengunci kunci jendela putar.

​Dia melihat sekeliling, mencari tempat persembunyian yang lebih baik.

​Pandangannya jatuh pada sebuah lemari pakaian kayu jati yang besar da

di sudut ruangan.

​Dia bergegas ke sana, membuka pintu, dan masuk.

​​Clarissa meringkuk di dalam kegelapan yang sesak. Bau kayu menusuk hidungnya.

​Dia menahan napas, mencoba mengatur detak jantungnya yang berdebar kencang. Dia menekan telapak tangan ke mulutnya untuk meredam napas atau teriakan yang mungkin lolos.

​Terdengar suara gesekan lembut, seperti gaun pengantin yang usang menyeret lantai. Tapi… itu terlalu cepat. Terlalu mulus.

​Suara gesekan itu berhenti. Tepat di luar lemari.

​Clarissa menutup matanya rapat-rapat, panik dalam hati.

​Keheningan yang dingin.

​Lalu terdengar suara ketukan, pelan, tetapi jelas, di pintu lemari.

​Klok klok klok

​Clarissa tersentak, punggungnya menempel pada bagian dalam lemari.

​Clarissa mendengar suara desahan dingin yang sangat dekat, seolah-olah hantu itu sedang mengendus celah kecil di pintu lemari.

Lilis dengan bisikan, serak, seperti suara dari tempat yang sangat jauh.

​"Kamu mengintaiku."

​Bisikan itu terdengar sangat dekat di telinganya, meskipun Clarissa tahu itu berasal dari luar lemari.

​Clarissa mulai menangis tanpa suara, air mata membasahi pipinya.

​Tiba-tiba, pintu lemari berguncang hebat seolah ada kekuatan tak terlihat yang menabraknya dari luar.

​Batin Clarissa berteriak,

"JANGAN! JANGAN SENTUH AKU!"

​Guncangan itu berhenti. Keheningan total kembali.

​Clarissa menunggu, tegang, matanya terbuka lebar di dalam kegelapan.

​Kemudian... suara gaun pengantin itu mulai menjauh, bergerak ke arah jendela.

​Clarissa mendengar suara bantingan yang keras, seperti kaca yang pecah, tapi tidak ada suara pecahan yang berjatuhan.

​Hantu Lilis/Alice telah meninggalkan ruangan.

​Clarissa menunggu hingga lima menit penuh yang terasa seperti keabadian.

​Dia perlahan membuka pintu lemari, mengintip keluar.

​Kamarnya gelap dan kosong. Jendela balkon terlihat utuh, gorden masih tertutup rapat.

​Namun, di karpet mewah di depan lemari, terdapat jejak. Bukan jejak kaki, melainkan jejak air hitam kotor yang membekas seperti lumpur, membentuk pola tapak yang membingungkan, seolah-olah air kotor itu merembes ke mana-mana, lalu tiba-tiba menghilang di udara.

​Clarissa merangkak keluar dari lemari, tubuhnya gemetar hebat, namun matanya menatap jejak itu dengan tatapan dingin.

​Dia berjalan ke laci, membukanya, dan menyentuh kotak logam itu. Kartu memori di dalamnya. Aman.

​Dia kembali ke meja dan mengambil kamera. Dia harus memastikan rekaman itu benar-benar ada.

​Hantu Lilis melayang tinggi di atas pohon. Dia melayang kembali ke mansion Ramon, namun kini dia tampak lebih tenang, tapi lebih menyeramkan.

​Clarissa memasukkan kartu memori itu ke laptopnya.

​Layar menyala, memperlihatkan rekaman yang bergetar. Dia mempercepat ke bagian di mana kepala hantu itu berputar.

​Dia melihat wajah yang tertutup rambut, tatapan dingin yang menusuk.

​Tiba-tiba, dia menekan jeda pada laptop.

​Clarissa memperhatikan detail kecil di bingkai rekaman.

​Di balik rambut Lilis, di bagian mata, seberkas kilatan kecil terlihat. Itu bukan hanya mata, tapi... Clarissa menyipitkan mata.

​Itu adalah cahaya infra merah dari kamera pengawas. Seseorang telah merekam Lilis dari dalam mansion Reno, pada saat yang sama, dan Lilis berinteraksi dengan kamera itu.

​Clarissa menyeringai, senyum kecilnya menakutkan. Dia tidak hanya mendapatkan buktinya dia mendapatkan sekutu yang tidak disengaja.

​Clarissa berkata pada dirinya sendiri, berbisik dingin,

​"Permainan dimulai, hantu Lilis. Aku tahu aku tidak sendirian dan sekarang, aku juga tahu aku tidak akan berhenti."

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!