Sebuah Perjalanan

Aroma daging panggang merayap di sela - sela pepohonan ..

Perut jaka kendi yang sudah mulai lapar kini sedang bersiap menyambut tamu istimewanya ..

..

..

" ini daging ular sanca ter enak yang pernah aku makan .." jaka kendi berucap dalam hatinya

Sebenarnya kenikmatan dari makanan yang jaka kendi makan berasal dari usaha kerasnya sendiri ..

Jika sebelumnya jaka kendi hanya tahu makan, karena kakek trabas lah yang selalu mempersiapkan nya ..

lain hal nya dengan sekarang, untuk mendapatkan daging ular saja jaka kendi harus berjuang sekuat tenaga dan memaksa akalnya untuk berfikir cerdas, cepat dan tepat ..

..

..

sedang asik menikmati daging bakarnya, jaka kendi dibuat terkejut karena mendengar seseorang yang bicara kepadanya , padahal jelas disana tidak ada siapapun selain dia dan monyet itu ..

..

..

..

"bisa sisakan sedikit untukku..?" ujar suara itu .

..

Jaka kendi menoleh kesana kemari mencari sumber suara dan akhirnya ia mematahkan logikanya, ia menoleh ke arah monyet yang berada di belakangnya ..

..

"kamu bisa bicara bahasa manusia..?" tanya jaka pada monyet itu..

..

"iya , aku memang bisa berbicara .." jawab monyet itu.

..

"lalu dari mana kamu belajar berbicara nyet .. ?" tanya jaka kendi penasaran.

..

"nanti aku jawab tapi sekarang aku lapar sekali .. " jawab monyet itu ..

..

"baiklah kamu tunggu disini, aku akan ambilkan beberapa buah rambutan disana .." ucap jaka kendi

..

"tidak perlu, kalu boleh aku ingin memakan daging ular itu.." ucap monyet

..

"kamu monyet apaan si kok suka makan daging..? " tanya jaka kendi.

..

"tolong ambilkan dulu daging itu .. Aku sangat lapar.." ucap monyet itu ..

..

"oh baiklah .. ini makanlah .." jaka kendi memberikan semua sisa daging ular panggang itu.

..

"terimakasih .." ucap monyet itu.

..

..

jaka kendi sudah tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya tentang siapa sebenarnya monyet itu ..

..

dirasa sudah cukup lama jaka kendi menunggu monyet itu makan, ia akhirnya kembali membuka obrolan dengan monyet itu ..

..

..

"siapa sebenarnya dirimu ini wahai monyet, kalau aku perhatikan, kamu bukan dari golongan siluman kan..?" tanya jaka kendi

..

..

"tar dulu, minum mana minum ? Seret nih .." ucap monyet itu.

..

Jaka kendi kemudian memanah dua buah kelapa muda kemudian melubanginya dengan mata anak panahnya dan mereka minum bersama ..

..

..

"sebelumnya terimakasih engkau telah menyelamatkanku dari maut wahai anak manusia .. " ucap monyet itu.

..

"aku akan menceritakan siapa diriku.." imbuhnya.

..

"Sebenarnya aku adalah manusia, sama sepertimu.

namun aku terlahir dengan fisik yang berbeda, entah kutukan, entah apa, sampai sekarang saya tidak tahu.

seperti yang kamu lihat saat ini, aku lebih pantas di sebut monyet dari pada manusia .. Sudah bertahun - tahun aku berkeliaran di hutan wilayah gunung pakubumi ini.. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak aku memutari gunung ini ..

namun aku tatap saja belum tau siapa aku sebenarnya dan untuk apa aku dilahirkan .. hanya satu kali aku mendapatkan keajaiban, hingga sampai saat ini, aku selalu menanti datangnya keajaiban itu lagi, namun tak kunjung aku dapatkan .. " terang monyet itu.

..

"ke ajaiban?" ucap jaka kendi.

..

"iya .. Dahulu .. delapan tahun yang lalu .. Aku pernah mendapatkan sebuah keajaiban, dimana waktu itu aku tidak sengaja menemukan seorang bayi di reruntuhan rumah yang hancur akibat letusan gunung ini .. Aku membawanya naik keatas puncak gunung ini untuk menyerahkannya kepada seorang kakek tua yang bertapa di dalam sebuah goa itu, tidak lama setelah itu, aku seolah pingsan dan tak sadarkan diri entah berapa hari lamanya, hingga saat aku terbangun, aku merasakan ada yang hilang dari bagian tubuhku, kemudian aku menyadari bahwa ekor panjangku telah hilang .. aku sangat senang sekali kala itu, kemungkinan seiring berjalanya waktu, tubuhku akan menjadi seperti manusia pada umumnya .. hingga semangat hidup yang telah pudar, seolah kembali membara seperti bara api itu .. hilangnya ekorku itu yang aku anggap sebagai sebuah keajaiban .. " jelas monyet.