Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengganggu
...Say Shiball pada pelakor....
...❌...
•Hari itu seokjin membawa Alena ke perusahaan pusatnya, dan dia juga sudah mengangkat Alena sebagai asisten pribadinya.
Jadi kemanapun seokjin pergi, Alena harus ikut. Jadi dia tidak menetap di kantor cabang saja.
Hari itu, Alena sedang menemani seokjin yang sedang fokus bekerja diruangannya. Tiba tiba ada wanita yang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
Seokjin tadi sudah memberitahukan, kalau dia punya sekertaris utama yang selalu memegang tugas utamanya.
Alena langsung menyapa dengan sopan.
"Kamu sekertaris utama tuan seokjin kan? Kak Lisa ya? Perkenalkan aku asisten barunya, namaku Alena." Alena mengajak lisa berjabat tangan tapi dia hanya tersenyum sinis.
"Dari penampilanmu itu, sepertinya kamu baru pertama kali jadi asisten ya? Kamu harus banyak belajar dariku, jika kamu bisa belajar sedikit saja kamu akan beruntung. Karena itu aku langsung yang mengajarkannya." Lisa bukannya menerima uluran tangan Alena, tapi dia malah melipat tangannya dengan angkuh.
Seokjin sudah memperhatikan sikap asistennya itu, tapi dia tetap diam.
Alena juga menarik tangannya kembali dan memutar bola matanya malas.
"CEO dari perusahaan Sentosa sudah menanamkan saham ke perusahaan ini sebesar 600 miliar, dia akan datang kesini dan akan berbicara langsung dengan kita." Ucap seokjin
"Tuan seokjin tidak perlu khawatir, biar aku saja yang menanganinya." Lisa langsung menyela.
"Alena, kamu yang tangani." Ujar seokjin tanpa menoleh, membuat Alena terkejut.
"Tuan, dia masih pemula. Mana mungkin bisa mengurus client penting seperti CEO dari perusahaan Sentosa. Bagaimana jika dia belajar dari saya dulu? " Lisa membantah sambil sombong.
"Meski dia adalah karyawan baru, tapi dia cepat belajar dan juga beradaptasi. Dia sudah bisa menangani tugasnya sendiri. Lisa, kirim informasi tentang CEO sentosa padanya. Bantu pekerjaanya." Titah seokjin.
"Baik tuan." Lisa masih merasa tak rela dengan keputusan seokjin
"Terimakasih kak Lisa." Alena masih mencoba ramah.
Tapi Lisa tidak sama sekali menanggapinya, dia malah langsung keluar dan menyenggol bahu Alena sampai dia hampir terjatuh.
Saat Lisa keluar, ternyata ada salah satu karyawan yang mengintip.
"Eh nona Lisa tunggu, untung saja anda kembali dengan cepat ke perusahaan. Sepertinya tuan seokjin sangat menyukai asisten baru yang genit itu." Karyawan itu malah mengomporinya
"Jadi wanita murahan itu mau menyingkirkanku?" Lisa semakin geram.
Ternyata dia sudah lama menyukai seokjin.
"Aku adalah lulusan terbaik universitas di luar negeri, aku sengaja datang kesini untuk merendahkan diri menjadi sekertarisnya seokjin. Dan seharusnya memang aku yang layak menjadi istrinya." Ujarnya dengan angkuh.
"Benar nona, berani beraninya anak baru mau menyingkirkan anda. Anda tidak boleh membiarkan wanita itu mendekati tuan seokjin. " Sahut karyawan itu.
"Informasi tentang CEO perusahaan Sentosa masih ada di tanganku, bukankah semua yang dia lakukan itu akan tergantung pada kita?" Lisa punya rencana jahat untuk ini.
Mereka berduapun lalu pergi dari sana.
//
//
Singkat waktu, CEO perusahaan Sentosa bernama Bu sindy sudah datang. Seokjin, Alena dan juga Lisa menemaninya untuk mengobrol.
Alena sudah menyiapkan tempat untuk mereka makan, dan jelas itu itu diberikan oleh Lisa
"Bu sindy, saya sudah memesan restoran untuk anda." Ujar seokjin
"Apa ini restoran yang kalian pilihkan untukku?" Bu sindy terlihat kaget.
Saat mereka semua melihat kearah yang dikatakan Bu Ratna, mereka juga sama terkejutnya.
"Seblak?" Seokjin kaget.
Seokjin langsung menarik tangan alena dan berbisik.
"Alena, kamu ingin menjamu Bu sindy dengan ini?" Tanya seokjin
"Apa kamu tahu, bahkan untuk menjaga privasi kita aku sampai meminta kokinya pergi. Aku sendiri yang akan membuatkan seblak paling enak." Alena mengatakannya dengan percaya diri.
"Mana mungkin Bu sindy datang dan makan ke tempat seperti ini?"sanggah lisa.
"Bu sindy maaf, dia masih baru dan belum mengerti apa apa. Saya akan pesan restoran kelas atas untuk anda." Lisa langsung berubah ramah dihadapan Bu sindy.
Tapi Bu sindy sama sekali tidak memperdulikannya, dia melewati Lisa begitu saja dan duduk di kursi yang ada disana.
"Tolong buatkan aku satu porsi dengan tambahan saus dan juga kencur, tambahkan juga telur dan sosis. " Ucapnya sambil tersenyum.
"Siap." Alena langsung hormat, dia juga buru buru menuju tempat membuat makanannya
Seokjin lalu ikut duduk di dekat Bu sindy, dan Lisa masih berada di sampingnya.
" Bu sindy, ini..." Seokjin bingung mau membicarakan ini darimana.
"Dulu keponakan ku sangat sering membuatkanku seblak, aku jadi mengingatnya kembali dengan karyawanmu itu menyajikan makanan ini untukku. Kalian pilih tempat yang sangat bagus untukku." Ujar Bu sindy
"Asal anda senang Bu." Seokjin menunduk hormat.
Alena selesai membuatkan makanannya dan langsung disajikan di depan Bu sindy.
"Terimakasih." Ujar Bu sindy sambil tersenyum.
"Kenapa seblak ini kuahnya bening? Bukannya sudah kubilang kalau Bu sindy itu suka pedas?" Bantah Lisa.
"Kamu ini, aku berada disini untuk bekerja bukan adu kekuasaan. Dari catatan mu jelas tertulis kalau Bu sindy Tidak suka pedas." bantah alena.
"Nggak becus kerja malah nyalahin atasan." Bentak Lisa.
"Tuan seokjin, lihatlah sikapnya saat kerja. Benar benar asal asalan." Lisa malah mengadu.
"Maaf Bu sindy, dia masih anak baru. Tolong jangan menyalahkannya." Seokjin langsung meminta maaf.
"Yaudah, tambah sedikit cabai saja." Pinta Bu sindy.
"Tidak boleh! Kamu itu mudah sariawan kalau makan pedas." Alena tiba tiba berbicara dengan nada tinggi pada Bu sindy membuat semua orang terkejut.
"Beraninya kamu berbicara seperti itu pada Bu sindy." Bentak Lisa
"Kamu sangat perhatian sekali padaku, aku jadi terharu. Baiklah, aku akan menurutimu. Aku akan makan kuah bening saja." Bu sindy malah merespon dengan baik.
Seokjin lalu mengambilkan alat makan untuk Bu sindy, sedangkan Bu sindy malah menatap sinis kearah Lisa.
"Dia berdiri disini membuat selera makan ku hilang." Ucap Bu sindy dengan sinis.
"Lisa, kamu sedang tidak dibutuhkan disini." Seokjin langsung mengusirnya karena mengerti kata kata clientnya.
"Tapi kontraknya?" Tanya Lisa
"Biar dia yang urus." Bu sindy Langsung menunjuk Alena.
"Emm tuan." Lisa mencari pembelaan pada seokjin
Tapi seokjin menatapnya tajam, yang membuat nyalinya langsung ciut.
"Baik tuan." Lisa langsung pergi dari sana karena merasa di pojokan.
"Baiklah, kita bisa sambil mengobrol santai Bu." Seokjin mencairkan suasana.
"Bu sindy, boleh anda lihat dulu kontraknya." Alena menunjukan beberapa lembaran kertas.
"Tidak masalah, aku tidak perlu memeriksanya lagi. Kamu benar benar cocok jika di jodohkan dengan keponakanku. Aku rasa kita akan banyak menjalin kerjasama kedepannya." Ucap Bu sindy memperhatikan seokjin.
"Jika anda bekerja sama dengan perusahaan kami karena ini, saya akan batalkan kerja sama ini." Tegas seokjin
Alena terkejut dengan perkataan seokjin, bukankah kerja sama ini sangat penting.
"Kenapa?" Tanya Bu sindy
"Saya sudah memiliki seseorang yang saya sukai." Balas seokjin dengan lantang.
"Apa kamu sedang mempermalukan keponakanku? Kamu benar benar sedang menindas perusahaan sentosa?" Bentak Bu sindy
(Eh sumpah, author lupa nama perusahaan keluarga Alena. Kalo gak salah ini juga, berarti ralat ya😭)
"Saya tidak akan memakai pernikahan sebagai alat untuk berbisnis." Tegas seokjin
"Mulai sekarang, perusahaan sentosa memutuskan semua kerja sama dengan perusahaanmu." Ujar Bu sindy tegas.
"Eh tunggu tunggu." Alena mencoba menengahi
"Pasti orang yang kamu sukai itu sangat arogan dan buruk, tidak sebaik keponakanku." Bu sindy mulai emosi
"Kalau begitu, keponakan anda juga pasti monster jelek yang gak layak dilihat." Seokjin ikut mengejek juga
Alena sudah benar benar pusing dengan perdebatan mereka.
"Aku mau lihat siapa wanita rendahan itu!" Sahut Bu sindy
"Aku juga mau lihat, siapa putri jelek mu itu." Balas seokjin
"Dia." Mereka lalu bersamaan memegang kedua tangan Alena.
Seokjin memegang tangan kanan, dan Bu sindy memegang tangan kiri Alena.
Mereka sama sama kaget ketika orang yang mereka maksud adalah satu orang yang sama, yaitu Alena.
"Kalian baru saja menghinaku ya?" Tanya Alena melihat seokjin dan Bu sindy secara bergantian, yang membuat mereka saling bertatapan.
* Disclaimer dulu ya, jadi Bu sindy ini sebenarnya adalah bibi Alena yang sudah lama tidak bertemu. Makanya dari awal, Bu sindy sudah memaklumi Alena. Dia memang sudah lama ingin menjodohkan Alena dengan rekan kerjanya yaitu seokjin, dan Alena juga tahu kalau dia akan di jodohkan oleh bibinya. Tapi dia tidak tahu kalau orang itu adalah seokjin, jadilah kejadian seperti sekarang. Bibinya tidak tahu kalau Alena dan seokjin sebenarnya sudah menikah*
Hallo
Gimana eps hari ini, jangan nangisin my universe dong :(