Paulina Agustinus adalah seorang gadis yatim piatu tinggal bersama ibu tiri dan adik tirinya. Mereka berdua sangat membencinya dan ingin menguasai kekayaan peninggalan orang tuanya hingga mereka melakukan rencana keji dengan memberikan obat tidur dosis tinggi dan diberikan oleh pria tua di sebuah hotel murah.
Dua bulan kemudian Paulina dinyatakan hamil, Paulina tetap mempertahankan kehamilannya hingga 9 bulan lamanya akhirnya lahirlah 3 anak kembar hasil dari pemerkosaan waktu dirinya di bawa hotel oleh ibu tiri dan adik tirinya.
Lima tahun kemudian tanpa sengaja Paulina bertemu kembali dengan pria yang telah memperkosa dirinya. Pria itu mengenali dirinya sedangkan Paulina tidak karena pada saat itu Paulina tidak mengenal siapa yang melakukannya.
Akankah mereka bersatu dalam ikatan pernikahan atau pria tersebut sudah menikah?
Ikuti novelku yang ke 11
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Anak Kembar Genius
" Dari tabungan kami paman." ucap mereka serempak
" Apa?? apakah mommy kalian membeli uang saku sangat besar sehingga mempunyai uang yang sangat banyak?" tanya Hendrik dengan nada tidak percaya.
" Tidak, itu uang kami waktu kami memenangkan berbagai lomba selain mendapatkan piala kami juga mendapatkan uang tunai yang lumayan besar dan kami tabung karena uang saku mommy sudah lebih dari cukup " ucap Paskalis menjelaskan.
" Itu piala milik kami paman tapi tidak semua kami bawa karena jumlahnya sampai ribuan." sambung Patrick sambil menunjukkan piala mereka yang berada di lemari kaca.
Hendrik mengalihkan pandangannya ke arah lemari kaca dan berjalan untuk melihat jenis lomba ke tiga anak kembar bosnya.
" Juara pertama taekwondo." ucap Hendrik
" Itu pialaku paman." Jawab Patrick
" Juara pertama kungfu." ucap Hendrik
" Itu juga pialaku paman." Jawab Patrick.
" Juara pertama program IT di negara S." ucap Hendrik
" Itu pialaku paman." Jawab Paulus"
" Juara pertama program IT di negara A." ucap Hendrik
" Itu juga pialaku paman." Jawab Paulus"
" Juara pertama matematika tingkat SD dan juga juara pertama baca tulis tingkat TK." ucap Hendrik menyebut satu persatu piala.
" Itu milikku paman." Jawab Paskalis
" Apa?? bagaimana bisa? Jadi kalian bertiga masih berumur lima tahun sudah bisa menguasai beberapa bidang." ucap Hendrik tidak percaya karena umur lima tahun sudah segenius ini.
" Bisa saja paman, kalau kak Paulus bisa menguasai program IT kalau kak Paskalis bisa menguasai bisnis perusahaan sedangkan aku Patrick bisa menguasai seni ilmu bela diri." ucap Patrick memberikan penjelasan ke paman Hendrik
Paman Hendrik hanya bisa menggeleng - gelengkan kepalanya tanda dirinya tidak percaya mendengar ucapan anak kembar yang masih kecil-kecil.
" Walau kami masih kecil kami sangat pintar paman kalau paman tidak percaya aku akan meminta kak Paulus untuk meretas data pribadi paman Hendrik." ucap Paskalis.
" Coba saja karena data pribadi milik paman dan daddy kalian menggunakan pengaman jadi tidak mungkin bisa di retas." ucap paman Hendrik penuh percaya diri.
Mereka bertiga terdiam hanya saja Paulus mengutak atik laptopnya dan tidak membutuhkan waktu lama Paulus bisa meretas data pribadi paman Hendrik.
" Paman lihatlah ini data pribadi paman." ucap Paulus sambil memperlihatkan laptopnya.
Paman Hendrik membaca tulisan yang berada di laptop dan matanya membulat sempurna karena Paulus sudah berhasil meretas data pribadinya.
" Bagaimana apakah paman percaya?" tanya Paskalis
" Apakah kalian juga bisa meretas data pribadi milik daddy kalian?" tanya paman Hendrik
" Beberapa hari yang lalu kak Paulus meretas data pribadi milik daddy." Ucap Patrick
" Benarkah?" tanya Hendrik dengan nada terkejut
" Benar paman karena itulah kami meminta mommy untuk pergi ke negara ini kemudian kami mempertemukan mommy dengan daddy." jawab Paskalis
Hendrik hanya bisa terdiam dirinya sungguh tidak percaya tiga anak kembar selain tampan juga ternyata sangat genius.
" Paman ayo kita pergi ke beberapa perusahaan yang sudah kami beli untuk memperbaiki perusahaan yang bermasalah." Ucap Paskalis
" Dari mana tuan muda Paskalis tahu kalau perusahaan mereka ada masalah?" tanya Hendrik
" Tentu saja tahu paman aku membaca data - data perusahaan ada yang korupsi, ada yang malas - malasan kerja dan masih banyak lagi. Kita harus mengganti orang - orang yang tidak bisa bekerja." ucap Paskalis
Lagi - lagi Hendrik hanya terdiam karena ucapan Paskalis seperti orang dewasa dan mengerti tentang bisnis.
" Paman, kita pergi sekarang nanti kalau Oma dan opa bertanya bilang saja mau mengajak kami jalan - jalan keliling kota." ucap Patrick karena melihat pamannya diam saja.
" Baik tuan muda." Jawab Hendrik.
( " Seumur hidup aku bekerja dengan tuan Paulinus tidak pernah sedikitpun berbohong tapi ini kedatangan ketiga anak kembar aku di paksa harus berbohong. Aduh ayah ibu haruskah aku menuruti keinginan mereka bertiga untuk berbohong karena sungguh aku tidak sanggup jika aku mesti berbohong." keluh Hendrik dalam hati ).
Mereka berempat keluar dari kamar tiga kembar dan berjalan menuruni anak tangga sampai di ruang tamu mereka melihat opa dan oma sedang duduk sambil menikmati teh.
" Opa.. Oma.." panggil ke tiga anak kembar genius sambil berlari ke arah opa dan oma.
hap
hap
" Hallo cucu - cucu opa dan oma yang sangat tampan." ucap opa sambil menangkap Patrick dan Paulus kemudian menggendongnya.
" Cucu - cucu opa dan oma mau kemana?" sambung oma sambil menangkap dan menggendong Paskalis.
" Kami mau jalan - jalan sama paman Hendrik oma, opa." Jawab Patrick
" Di temani sama oma dan opa saja ya sayang." pinta oma.
" Maaf Oma dan opa kami bertiga keliling kota kami tidak ingin nanti Oma dan opa kecapaian." ucap Paskalis
" Bagaimana kalau besok kita pergi bersama." sambung Patrick sambil menampilkan puppy eyes.
" Benarkah sayang?" tanya oma dengan mata berbinar
" Benar Oma, hari ini kita pergi keliling kota sama paman dan besok terserah Oma dan opa mengajak kami pergi kemana." ucap Paskalis sambil mengecup pipi oma membuat oma tersenyum.
" Terima kasih sayang." Jawab oma
Ke tiga anak kembar genius menyalami opa dan oma secara bergantian sedangkan Hendrik hanya membungkukkan badannya tanda menghormati tuan besar dan nyonya besar.
Mereka berempat pergi meninggalkan opa dan oma menuju ke garasi mobil. Hendrik mengendarai mobil dengan kecepatan sedang di tengah jalan ponsel milik Hendrik berdering membuat Hendrik menepikan mobilnya untuk mengangkat ponselnya.
" Selamat pagi tuan besar." ucap Hendrik
" Kamu di mana?" tanya daddy Paulinus
" Saya lagi dalam perjalanan menuju ke perusahaan tuan." Jawab Hendrik
" Bagaimana tugas yang aku berikan?" tanya daddy Paulinus
" Sudah beres tuan perusahaan mereka bangkrut semua orang menjual saham dengan harga murah." ucap Hendrik
" Bagus, kamu beli saja semua perusahaan dan juga beli semua aset berharga mereka." ucap daddy Paulinus dengan nada dingin.
" Sudah tuan." Jawab Hendrik
" What, kenapa kamu langsung mengambil tindakan tanpa memberitahukan padaku? tanya daddy Paulinus dengan nada naik satu oktaf.
" Maaf tuan karena..." ucap Hendrik terpotong oleh Patrick
" Paman apakah itu daddy?" tanya Patrick
" Hendrik apakah itu anakku?" tanya daddy Paulinus.
" Benar tuan besar dan tuan muda." Jawab Hendrik.
" Aku ingin bicara dengan ke tiga anakku." ucap daddy Paulinus
" Paman aku ingin bicara dengan daddy." ucap Paskalis secara bersamaan.
" Baik." Jawab Hendrik sambil memberikan ponselnya ke Paskalis
( " Aduh hampir saja aku keceplosan, aduh ketiga anak kembar bikin jantungku terasa mau copot. Lihatlah keringatku tidak berhenti keluar." ucap Hendrik dalam hati sambil mengusap keringatnya dengan menggunakan tissue yang berada di dalam mobil ).
" Daddy kapan pulang?" tanya Paskalis
" Hari ini kami akan pulang secepatnya." ucap daddy Paulinus
" Daddy mommy lagi apa?" tanya Patrick yang berada di sebelah kakaknya
" Mommy kalian lagi mandi. Kalian kenapa ikut paman Hendrik?" tanya daddy Paulinus
" Kami bosan daddy jadi kami meminta paman Hendrik untuk menemani kami jalan - jalan keliling kota." Jawab Paskalis