'Istri Kontrak Sang Milyader'

'Istri Kontrak Sang Milyader'

Bab 1

Xannia Clowin

   Gadis cantik dengan segala yang dia miliki, orang tua yang begitu menyayangi dan memanjakannya lantas tidak menjadikannya anak manja yang selalu bergantung dengan kedua orang tua.

Dia bahkan memasuki universitas impiannya melalui jalur beasiswa dan itu semua berkat kerja keras dan juga otak pintarnya.

Setelah menyelesaikan pendidikanya tiga bulan

yang lalu Xannia langsung melamar pekerjaan disalah satu perusahaan dengan mengandalkan kemampuannya sendiri.

Bahkan sang ayah pernah menawarinya untuk bekerja di perusahaan miliknya sendiri dengan jabatan yang menjanjikan.

Gadis yang kini akan genap berusia 22 itu bahkan aktif dalam hal sosial dan selalu menyempatkan dirinya untuk datang sebulan sekali di panti asuhan milik sang nenek dari pihak ibu.

Dan sekarang gadis cantik itu sudah rapi dengan stelan pakaian kerjanya, rambut panjang sepunggung yang dibiarkan terurai dan memoleskan sedikit lipstik berwarna nude di bibir seksinya.

Xannia mematut dirinya di depan cermin besar guna memastikan lagi penampilannya.

Setelah dirasa sudah selesai gadis cantik itu mengambil tas kerjanya yang berada di atas ranjang, dia berjalan kearah pintu kamarnya dan keluar dari sana.

Kemudian Xannia menuruni anak tangga dan menuju ruang makan dimana kedua orang tuanya sudah terlebih dahulu berada disana.

"Selamat pagi," sapa Xannia pada ayah dan juga ibu.

"Pagi juga sayang," balas sang ibu dan mencium pipi putri satu-satunya.

"Pagi dad," Xannia mencium pipi sang ayah yang sedang membaca korannya.

"Pagi juga sayang," ucap Martin, ayah Xannia.

"Kau bangun sedikit terlambat hari ini," ujar sang ayah.

"Mm... Aku harus menyelesaikan sedikit pekerjaanku yang aku bawa pulang kemarin," jawab Xannia sambil mendudukan dirinya.

"Sudah daddy bilang, bekerja saja di perusahaan daddy. Kalau kau disana tidak akan ada yang berani memerintahmu apalagi sampai bergadang hingga malam," tutur Martin.

"Bukan seperti itu dad, aku hanya ingin punya pengalaman kerja di perusahaan lain," ucap Xannia setelah meminum teh hangat yang ada di depannya.

"Kau ingin sarapan dengan apa sayang?" tanya Amanda, ibu Xannia.

"Roti saja mom, aku akan memakannya di mobil nanti," jawab Xannia.

"Jangan pernah makan sambil menyetir Xannia," tegur sang ayah.

"lya dad," sahut Xannia.

Amanda tersenyum melihat putrinya yang begitu menurut dengan ayahnya, Amanda mengoleskan selai nanas kesukaan Xannia di atas roti dan memberikannya pada sang putri.

"Makanlah dengan perlahan, dan jangan terburu-buru," ujar sang ibu memperingati.

"Iya mom," sahut xannia.

Xannia makan dengan perlahan seperti yang di katakan ibunya. Tapi, sesekali pandangan matanya akan tertuju pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Mom, Dad !" ucap Xannia dan seketika mengalihkan pandangan kedua orang itu terhadapnya.

"Ada apa sayang?" tanya sang ibu.

"Sepertinya aku berencana untuk tinggal di apartement saja, agar lebih dekat dengan tempatku bekerja," ujar Xannia.

"No! Daddy tidak akan mengizinkanmu untuk tinggal sendirian apalagi di apartement," bantah Martin.

"Tapi dad, perjalanan dari mansion ke tempatku bekerja lumayan jauh. Aku hanya akan membeli apartement dekat perusahaan agar bisa berjalan kaki kesana," ucap Xannia yang masih kekeh dengan keputusannya.

"Daddy tidak akan pernah mengizinkanmu tinggal sendirian titik, itu sudah keputusan daddy," ujar Martin tegas.

Xannia menghembuskan napasnya dengan berat mendengar ketidak setujuan dari sang ayah.

Amanda memegang tangan suaminya dan mengusap-usapnya dengan lembut.

"Biarkan dia tinggal di apartement, dia sudah dewasa dan sebentar lagi akan berusia 22 tahun. Selama ini kita selalu memanjakannya dan selalu melaranganya untuk melakukan ini dan itu, jika dia bosan nanti juga dia akan pulang ke mansion," ucap Amanda memberikan pengertian pada suaminya dengan suara lembut yang mampu menenangkan siapapun.

Martin melihat kearah putrinya dan memandangi matanya yang penuh akan harap padanya.Dia tidak bisa menolak perkataan istrinya jika sang istri sudah menyetujui keinginan putri mereka.

Baiklah... Tapi, usahakan untuk pulang seminggu sekali ke mansion," ujar Martin.

Wajah Xannia memancarkan binar bahagia dan memeluk kedua orang tuanya.

Thanks mom," bisik Xannia di telinga sang ibu dan mengecup pipinya singkat.

Tapi ingat, kau harus bisa menjaga dirimu sendiri,Dan jangan pernah pergi ke bar ataupun klub, timpal sang ayah.

Aku tahu dad...

Oh ya ... Apa kau tidak menghubungi Arsen selama seminggu ini?" tanya martin.

Aku terlalu sibuk untuk memegang ponsel," kilah xannia sambil memakan rotinya.

Aku tebak! Pasti pria itu mengadu pada daddy, lalu daddy akan menyuruhku untuk menghubunginya,

Bagaimana pun Arsen adalah tunanganmu, seharusnya kau bisa lebih memperhatikan dia. Bagaimana kalau dia sampai tergoda wanita lain karna kau jarang memperhatikan dirinya,

Itu bagus. Berarti aku bisa bebas darinya dan satu lagi pertunangan itu adalah rencana daddy bukan karna keinginan diriku sendiri.

Sayang--" sela sang ibu.

Aku sudah selesai mom. Aku pergi dulu," potong Xannia dan berdiri dari duduknya lalu meninggalkan kedua orang tuanya.

Sudah aku bilang kan? Jangan pernah membahas tentang Arsen di depan Xannia. Dia akan menjadi keras kepala jika itu menyangkut masalah pernikahan, dia sudah bersedia bertunangan dengan Arsen hanya karna kau, jelas Amanda dengan suara lembutnya memberikan pengertian pada suaminya.

Kau terlalu keras padanya masalah pasangan hidup untuknya.

Aku hanya ingin anak kita mendapatkan pria yang baik dan bertanggung jawab nanti. Kau tahukan jika aku sangat menyayangi Xannia? Aku hanya ingin yang terbaik untuknya.

Aku tahu... Maka dari itu dia selalu menuruti semua keinginanmu termasuk bertunangan dengan Arsen, dia tidak ingin melihatmu kecewa padanya.

Martin menghembuskan napasnya dengan berat sambil memejamkan matanya.

"Aku akan bicara nanti dengannya," ujar martin.

kau memang harus bicara padanya jawab amanda sambil mengusap tangan suaminya dengan lembut.

Sementara itu di dalam mobil Xannia terus saja menggerutu tidak jelas, moodnya hari benar-benar buruk,ditambah lagi dengan telpon dari Arsen berkali-kali dan itu membuatnya semakin jengkel.

"Ada apa?" tanya Xannia dengan ketus setelah mengangkat telpon dari tunangannya.

"Kenapa kau baru mengangkat sekarang? Aku sedang mengemudi jawab Xannia dengan nada malasnya

Xannia langsung mematikan panggilannya secara sepihak, karna dia sudah sampai di depan tempat kerjanya.Xannia langsung memarkirkan mobilnya di basement perusahaan, dia keluar dari dalam mobil dan berjalan kearah lobby.

Terlihat Xannia menyapa beberapa rekan kerjanya , dia juga menyapa salah satu office girl yang dia ajak tempo hari untuk makan siang bersama.

Walau berada di lingkungan pekerjaan Xannia tidak pernah membeda-bedakan jabatan seseorang dan itulah yang membuatnya memiliki banyak teman.

Dia berjalan kearah lift yang akan membawanya menuju ruang kerjanya.

"Xannia!" teriak seorang wanita sambil berlari kearahnya,kau Terlambat lagi kay?

Iya nih xan..." jawabnya sambil ngos-ngosan karna harus berlari.Bisa-bisa aku dimarahi lagi," keluh kay.

Kay adalah teman xannia yang merantau ke kota ini untuk bersekolah dan bekerja. Xannia bertemu dengan kay saat mereka sama-sama melamar ke perusahaan ini. Namun, sayangnya mereka berbeda divisi.

Bersambung .....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!