Alice Catlyn, seorang gadis culun yang selalu menjadi sasaran ejekan perundungan di sekolah, menemukan pelipur lara dalam sosok seseorang yang selalu hadir untuknya. ketulusan dan kepedulian orang itu membuat Alice diam-diam jatuh cinta. Namun perasaannya tetap tersimpan rapat, tak pernah di ungkapkan.
beberapa tahun kemudian, Alice berubah menjadi pribadi yang ceria dan penuh semangat. Di tengah kehidupannya yang baru, ia bertemu dengan seorang pria berhati dingin dan penuh misteri. tatapan tajam dan wajah datar pria itu tak mampu menyembunyikan cinta mendalam yang ia rasakan untuk Alice
Kemanakah hati Alice akan berlabuh? kepada seseorang yang dicintainya atau seseorang yang mencintainya?
Ikuti perjalanan cinta Alice yang penuh dengan Lika liku, dalam"Cinta Terakhir Alice". sebuah kisah yang menyentuh hati tentang pilihan dan takdir cinta.
Note: kisah ini terbagi menjadi 2 season, season pertama di masa sekolah SMA dan season kedua di masa dewasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nda apri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf
Di perjalanan pulang dari sekolah, Rey mengendarai motor nya dengan lambat, Rasa sakit di sudut bibirnya masih terasa, dan kepalanya penuh dengan pikiran kacau.
Tiba-tiba, beberapa siswa yang tadi membully-nya muncul kembali. Mereka berdiri dengan sikap arogan, dan tersenyum sinis. Mereka memberhentikan kendaraan Rey, kelihatan nya mereka belum puas untuk memberikan sebuah pelajaran.
Tanpa menunggu jawaban, mereka mulai menyudutkan Rey membuatnya terpojok. Mereka mulai mengeroyoknya, pukulan dan tendangan mulai menghujani tubuh Rey yang tak berdaya. Rey mencoba melawan, namun tenaga nya tak sebanding dengan jumlah mereka yang sangat banyak.
Sementara itu, tak jauh dari sana, Alice dan Rania sedang berjalan di trotoar, Alice sibuk membantu Rania menjual bunga kepada pejalan kaki, tiba-tiba matanya menangkap sesuatu di seberang jalan. Sekilas, ia melihat beberapa siswa berkumpul dengan keributan yang tak biasa.
"Rania..."panggil Alice
Mendengar panggilan Alice, Rania mendekat."ada apa Al?"
"Lihatlah disana."tunjuk Alice ke sebrang jalan
Rania menyipitkan matanya dan melihat keributan itu, kelihatannya sebuah penindasan sedang terjadi.
"Ayo kita kesana, dan bantu seseorang itu."ajak Alice melangkahkan kakinya menyebrangi jalan tanpa menunggu pendapat Rania
"Alice tunggu..." henti Rania langsung menyusul Alice dengan sedikit khawatir
Sesampainya disana, Alice memperhatikan lebih seksama. matanya melebar begitu menyadari bahwa seseorang yang di serang adalah seseorang yang dikenalnya.
"Rey!"seru Alice bisa melihat Rey yang terpojok di pukuli tanpa henti oleh sekelompok siswa itu
Dengan keberanian yang mendadak muncul, Alice mencoba menarik salah satu dari mereka untuk menjauh dari Rey. "Hentikan! Apa yang kalian lakukan?"
Namun mereka tak menggubrisnya dan tetap memukuli Rey. lalu Alice mencoba berteriak sekeras mungkin, "Tolong! Tolong!!"
Teriakan itu bergema, sekumpulan siswa yang mengeroyok Rey langsung panik. Mereka saling berpandangan sebelum buru-buru melarikan diri, meninggalkan Rey yang terkapar tak berdaya.
Begitu mereka pergi, Alice langsung mendekati Rey. Luka-luka di tubuh pria itu tampak jelas, dengan memar dan goresan yang menghiasi wajahnya. Nafasnya terengah-engah, dan matanya sedikit buram, tapi ia masih bisa melihat siluet Alice di hadapannya.
Alice menatap Rania yang sedari tadi hanya diam saja."Rania tolong segera carikan taksi. kita harus membawa Rey ke rumah sakit."
"Bukankah dia Rey yang selalu membully mu itu? kenapa kamu ingin menolongnya!" Rania menatap Alice dengan serius
"Aku mohon Rania, jangan membahasnya sekarang. kita harus segera menolongnya."desak Alice
Rania menghela napas dalam-dalam."Baiklah."
**
Dua hari kemudian, di sebuah rumah sakit, suasana hening menyelimuti ruang perawatan. Setelah menjalani perawatan intensif karena luka-luka parah yang dideritanya, kondisi Rey sudah jauh lebih baik.
tiba-tiba pintu ruangan terbuka lebar, Stella, Mike dan Megan masuk dengan langkah cepat.
"Rey...!"teriak Stella bergegas menghampiri ranjang dengan wajah khawatir
"Kau tidak apa-apa? Apa yang sudah terjadi kepada mu?"tanya Stella jelas menunjukkan rasa peduli yang dalam
"Bagaimana kondisimu sekarang? apakah sudah lebih baik?"tanya Megan
Mike juga menatap Rey dengan khawatir. meskipun saat di sekolah mereka seolah tidak peduli, akan tetapi saat ini mereka menunjukkan rasa kecemasan dan kekhawatiran yang tinggi.
"Hei tenanglah, aku baik-baik saja. keadaan ku juga sudah membaik."ujar Rey merasa senang karena kedatangan teman-temannya itu.
"Syukurlah, Kita sangat khawatir saat mendapat kabar jika kau masuk rumah sakit."ucap Megan
"Khawatir? bukankah kalian sudah tidak peduli kepadaku?"sindir Rey sedikit bercanda
"oh ayolah Rey, kau pasti mengerti dengan semua ini. kita tidak bisa melakukan apapun di bawah ancaman Danzel."kata Stella
"ya baiklah, aku sudah mengerti dengan keadaan kalian. tidak apa-apa."akhir Rey
"Tetapi, aku bersyukur dengan adanya kejadian ini. aku sadar bahwa selama ini aku adalah orang yang jahat. aku telah menindas orang-orang yang ku anggap lemah di sekolah."
"Aku telah mendapatkan karma atas apa yang sudah kulakukan. dan sebaiknya kalian juga harus segera menyadari kejahatan yang ada di diri masing-masing sebelum terlambat. jika tidak kalian akan menyesal."
Rey berbicara dengan tatapan penuh penyesalan, sedangkan Stella, Megan dan Mike menatap tak percaya atas apa yang sudah Rey katakan.
"Ada apa denganmu Rey? kenapa kau berbicara sok bijak seperti ini."ejek Mike sedikit tertawa, Megan dan Stella juga terlihat menyembunyikan tawanya. mereka terkesan meremehkan ucapan Rey.
sedangkan Rey, tersenyum kecil dan berkata"inilah kenyataannya teman-teman, seseorang telah membuatku sadar bahwa berprilaku baik itu penting."
"Dulu aku tidak mempercayainya dan membencinya. tetapi sekarang, aku percaya jika dia adalah manusia berhati lembut dan mulia."
Mike, Stella dan Megan seketika menghentikan tawanya.
"Siapa yang kau maksud?"tanya Stella dengan nada serius
Ceklek.....suara pintu terbuka
seseorang melangkahkan kakinya mendekat, senyuman manis ia gunakan untuk menyapa mereka yang ada di dalam ruangan itu.
"Bagaimana keadaanmu hari ini?"tanya seseorang itu mengarahkan pandangannya ke arah Rey
"kondisiku sudah semakin membaik, terimakasih sudah datang berkunjung Alice."jawab Rey tersenyum
Megan, Stella dan Mike saling berpandangan. tampak bingung dengan kehadiran Alice dan juga interaksi antara Rey dan Alice.
"Apakah pukulan siswa yang mengeroyoknya membuatnya amnesia. apa yang terjadi kepada Rey? kenapa dia bersikap lembut kepada Alice."ucap Mike dalam hati
Stella tersadar dari kebingungannya, lalu menatap Rey dengan pandangan serius. "Seseorang yang baru saja kau bicarakan, apakah dia orangnya?" tanya Stella, sambil menunjuk samar ke arah Alice.
Rey mengarahkan pandangannya ke Stella, kemudian kembali pada Alice. "Ya, selama ini aku telah salah menilai tentang Alice." Ucapannya terdengar dalam dan penuh penyesalan.
"Dan asalkan kalian tahu, Alice lah yang datang menolong ku dari pengeroyokan itu."
Mendengar ucapan Rey, Alice hanya tersenyum lembut.
Rey sepenuhnya telah sadar, hukuman yang Danzel berikan membuatnya memahami betapa brengseknya dirinya di mata seseorang yang ditindasnya, terutama Alice. Rey sungguh menyesali perbuatannya, pertolongan Alice kemarin membangunkan hati nuraninya yang tertidur. membuat Rey merasa begitu bersalah di hadapan gadis yang selama ini ia rendahkan.
Sebelumnya Rey sudah meminta maaf kepada Alice sedalam- dalamnya. Tiada hentinya Rey menyesali perbuatannya yang di mulai dari menghina Alice, melukainya bahkan hampir menyentuhnya. Rey juga meminta Alice untuk segera melaporkannya ke kepala sekolah atau ke kantor polisi, karena perbuatannya itu tidak pantas untuk di maafkan.
Tetapi dengan keihklasan Alice yang begitu besar ia sudah memaafkan semua perbuatan Rey. tak ada kebencian ataupun dendam yang ada pada dirinya.
Stella, Megan dan Mike yang menyaksikan itu hanya terdiam. bergelut dengan pikirannya masing-masing. sebelum akhirnya ucapan Rey memecah keheningan di antara mereka.
"Sekarang, aku juga ingin kalian meminta maaf kepada Alice atas perbuat jahat kalian kepadanya."Pinta Rey
Stella mengernyit "Apa maksudmu? kenapa kita harus melakukannya?"cetus Stella tidak terima, egonya sangat tinggi hanya karena mengucapkan kata maaf
Begitupun Megan dan Mike yang tampak enggan mengikuti keinginan Rey. mereka masih menatap Alice dengan tatapan tidak suka. sementara Alice yang di tatap seperti itu hanya terdiam tanpa ekspresi apapun.
"Apakah kalian sudah tidak peduli kepadaku?" tanya Rey tiba-tiba
"Tentu saja kita peduli Rey."ucap Megan mencoba menyakinkan
"Kalau begitu aku mohon kepada kalian untuk menuruti permintaanku sekali ini saja. minta maaflah kepada Alice, jika kalian tidak melakukannya maka aku tidak menganggap kalian temanku lagi."
"Hanya kata maaf saja, selebihnya dengan ikhlas ataupun tidak itu bukan urusanku."pinta Rey dengan tegas
Ada keheningan yang sempat terjadi, Megan dan Mike saling bertukar pandang sedangkan Stella sedikit membuang napas kasar.
"Maaf..." Mike menghampiri Alice lebih dulu, lalu di susul Megan dengan ucapan yang sama
Alice tersenyum hangat memaafkan mereka, meskipun tatapan kebencian dari mereka tak bisa di tutupi.
Stella juga bergantian mengucapkan kata maaf kepada Alice. dengan nada terpaksa akhirnya ucapan maaf itu keluar dari mulutnya.
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih