"Cih....apa kau benar ingin menyelamatkan anak dari seseornag yang telah membunuh ibumu?" ucap Lee dengan seringainya. Serontak Arion terdiam dengan ucapan Lee, "Apa maksudmu??" "Hahahaha ternyata kau tidak tau yah, ck..ck..ck" Lee melemparkan beberapa dokumen foto-foto. * Seorang wanita bernama Gizela Arabella wanita yang menjadi yatim piatu akibat pembantaian oleh beberapa orang berseragam hitam kepada keluarganya, Mereka bahkan mengebom rumah milik Gizela menjadi hancur lebur, dan ia menyaksikan sendiri kobaran api serta kepulan asap hitam yang mengancurkan rumah serta orangtua dan orang-orang di dalam sana. "Tidak!!! ayah!!! ibu!!!" Dengan bekal uang dan perhiasan yang diberikan snag ibu Gizel memutuskan untuk membeli sebuah ruko bertingkat dua, terdapat sebuah toko di lantai satu dan lantai dua terdapat dua ruangan yang ia gunakan sebagai kamar dan gudang. No plagiasme🚫 Karya sendiri✔️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andriana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Ciiiitttt.....
BRAKK
"Shit!!.... siapa yang berani menabrak mobilku??" Sofia keluar saat mobilonya tengah di tabrak dari belakang oleh seseorang. Sofia berjalan dengn lantang menuju mobil itu,
DUGH
DUGH
"HEI BERANINYA KAU MENABRAK MOBIL MAHALKU!! CEPAT BUKA!! HEI APA KAU TULI!!!" Teriak Sofia sembari menggebrak kaca mobil putih tersebut.
Tak lama keluarlah seorang pria bertopeng dari mobil itu, serontak Sofia menjauh karena merasa dirinya akan dalam bahaya.
"Sial!!" Sofia hendak berlari namun tangannya di cekal oleh pria itu.
"LEPAS!! Lepaskan aku baji***an!!!" Sofia berusaha melepaskan cekalan itu namun tenaganya tidak sebanding dengannya.
SREEK
"Akh......sakit....." Seketika darah bercucuran dan membuatnya terjatuh di atas aspal, Sofia memejamkan matanya dan tak sadarkan diri.
*
Di toko bunga Gizel terdapat sebuah mobil silver sedan mewah yang terparkir sempurna di depan tokonya. Seorang pria keluar dari mobil itu dan masuk ke dalam toko Gizel.
TING
TONG
"Selamat datang mari silahkan dipilih bunganya" Sambut Gizel kepada pria itu.
"Aku mau buket jenis bunga ini" Pria itu menunjuk katalok buket berwarna hitam gradasi biru tua, dengan perpaduan bunga Baby's Breath dan Hydrangea.
"Waah selera anda bagus sekali, emh kapan anda membutuhkannya?" Tanya Gizel dengan ramah.
Pria itu tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Gizel "Besok, akan ku ambil besok di jam yang sama" Jawabnya dengan kembali tersenyum
"Baik boleh ku catat siapa namamu agar memudahkanku untuk mengingat" Gizel menyerahkan sebuah kertas kepada pria itu.
"Ini ambil saja kartu namaku, kau bisa menghubungiku jika sudah selesai, dan ini uangnya" Pria itu menyerahkan kartu nama beserta uang untuk membayar buket itu.
"Baiklah terimakasih telah memesan di toko bunga saya" jawab Gizel sembari meraih kertu nama dan uang itu.
Pria itu mengangguk sembari tersenyum manis kepada Gizel, dan langsung pergi dari toko Gizel.
Gizel membaca kartu nama itu tapi anehnya tidak tertera nama disana, hanya nomor telfon dan nama perusahaan saja.
"BA Company, dimana perusahaan ini aku baru dengar" Gumam Gizel, namun ia tidak begitu menggurbisnya dan meletakkan kartu nama itu dengan rapi.
"Hai" sapa seseorang dengan suara baruton khasnya dan membuat Gizel terperenjat kaget.
"Aish!! kau ini kenapa selalu membuatku kaget?? datang secara tiba-tiba seperti hantu saja" Kesal Gizel sembari mengelus dadanya menandakan dia sangat terkejut.
Arion hanya terkekeh melihat tingkah lucu Gizel, tanpa merasa bersalah sedikitpun Arion langsung duduk di sofa sembari menyandarkan tubuhnya.
"Ada perlu apa kau kemari?" tanya Gizel sembari tangannya fokus merakit beberapa bunga.
"Aku hanya ingin kemari untuk beristirahat" jawabnya sembari tetap bersandar di punggung sofa.
"Kau kan seorang yang kaya kenapa harus istirahat di toko bungaku?? bukankah orang kaya sepertimu akan memilik menyewa hotel atau pergi ke suatu tempat untuk beristirahat hah??"
"Kau mau aku menyewa hotel" jawab Arion dengan suara serak kelelahan.
"Ke....kenapa kau bertanya padaku, la...lagipula itukan bukan urusanku" jawabnya gugub.
Arion hanya terkekeh dan tidak menjawab lagi, ia memilih untuk memejamkan matanya dan tak lama terdengar dengkuran halus yang artinya ia tertidur.
Gizel berjalan mendekat dan memastikan apakah Arion tertidur atau hanya pura-pura saja, Gizel melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Arion.
"Ish! kau fikir tokoku sebagai tempat peristirahatan??" gerutu Gizel.
Entah kenapa pandangannya terus menatap wajah pulas Arion yang tanpak tenang, "Benar-benar seperti manusia yang berbeda. saat tidur kau begitu tanpan dan tenang tapi saat sadar kau seperti harimau wajahnya terus tegang dan datar" Gumamnya sembari terus menatap wajah Arion.
"Apa kau akan terus menatapku seperti itu, duduklah jika tidak punggungmu akan sakit" ucap Arion tiba-tiba dengan suara serak khas orang mengantuk
Serontak pipi Gizel memerah ia begitu malu saat Arion menyadari jika dirinya tengah menikmati wajah tanpannya itu, "Ak...aku...haish...." Gizel langsung pergi begitu saja ia begitu malu menghadapi Arion saat ini.
"Bodoh Gizel kau bodoh sekali, bagaimana dia bisa sadar....oh tuhan aku malu sekali" Gerutunya sembari menepuk-nepuk pipinya.
"Boleh aku menungkan kamar mandimu, aku ingin mencuci muka" Ucap Arion yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya,
Serontak Gizel berusaha menyembunyikan wajahnya yang kini tengah merona, "Pergilah!! aku tidak perlu mengantarmu kau kan sudah tau kamarku dimana" jawab Gizel yang terus menyembunyikan wajahnya.
Arion tidak menjawab dan langsung pergi menuju lantai dua tempat kamar Gizel berada, ia membuka pintu dan langsung menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka.
Setelah beberapa menit di dalam kamar mandi Arion turun dengan wajah segarnya, ia berjalan menuju Gizel.
"Apa kau sibuk?" tanya Arion
"Hem apa kau tidak melihat" jawabnya ketus.
"Oohh, aku pergi dulu terima kasih atas tumpangan istirahatnya" serunya sembari berjalan keluar dari toko Gizel.
"Apa hanya itu saja, ck!! dia benar-benar berfikir jika tokoku tempat peristirahatan" geram Gizel sembari menatap punggung Arion yang mulai tak terlihat.
Arion berjalan memasuki mobilnya, ia duduk sejenak dan membuka sebuah tablet yang ia simpan di mobil, ia membuka sebuah aplikasi dan menghubungkan beberapa kode disana.
Terlihat vidio sebuah kamar dan ruangan penuh bunga, yah Arion telah meletakkan sebuah kamera tersembunyi di kamar Gizel dan bunga hias yang berada di dekat sofa tempatnya duduk.
Saat Gizel tengah sibuk dengan bunganya Arion mengambil celah untuk meletakkan kamera kecil sebiji kacang itu di sela-sela bunga, dan ia juga meletakkan sebuah kamera di sebuah lukisan yang berada di kamar Gizel.
Gizel tidak akan mencurigai akan keberadaan kamera tersembunyi itu karena ukurannya yang begitu kecil dan hanya orang memiliki profesi seperti Arion lah yang paham akan benda tersebut.
"Sempurna dengan begitu aku tau apapun yang kau lakukan dan dengan siapa kau bertemu, dan aku juga bisa melihatmu kapanpun saat aku merindukanmu" ucapnya dengan seringai.
Malamnya Gizel menutup tokonya lebih cepat karena ia begitu lelah hari ini, ia memutuskan untuk berendam air hangat untuk merileksasi tubuhnya.
Hampir satu jam ia berendam dan memutuskan untuk menyudahinya, Gizel keluar hanya menggunakan handuk yang menutupi separuh tubuhnya saja, ia melakukan hal seperti biasa tanpa curiga dengan apapun, Gizel memilih mengenakan pakaian pendek seperti yang biasa ia kenakan untuk tidur.
Arion yang baru sampai di mansionnya ia segera berjalan menuju ruang kerjanya, ia melepas mantelnya dan duduk di kursi kebesarannya. Arion mulai membuka tabnya untuk melihat kegiatan Gizel yang muli sekarang akan menjadi suatu rutinitas barunya,
"Dia sudah berganti pakaian, sayang aku tidak sempat melihatnya" gumam Arion sembari menatap ke layar tab di tangannya.
Terlihat Gizel tengah duduk sembari membaca buku dan memakan cemilan, Arion melebarkan ukuran vidio itu, pipinya seketika memerah serta susah payah menelan salivanya berat, ia melihat Gizel yang hanya mengenakan celana pendek dan baju tali serta ia juga tidak mengenakan bra,
Arion melonggarkan dasinya, keringat mulai bercucuran, entah apa yang ia rasakan saat ini seperti hasrat yang muncul tiba-tiba, pasalnya Arion tidak pernah merasakan hal seperti ini walaupun ia sering di goda oleh banyak wanita, bahkan mereka tidak segan untuk memperlihatkan tubuh polos mereka di depan Arion hanya agar bisa berdekatan dengannya.
Arion memang pria yang sulit di goda, bahkan rumor mengatakan jika dirinya gay,
"Sepertinya kau berhasil membangunkanku Gizel" ucapnya dengan senyuman yang menyeramkan dan penuh obsesi.
saya Pocipan ingin mengajak kaka untuk bergabung di Gc Bcm
di sini kita adakan Event dan juga belajar bersama dengan mentor senior.
jika kaka bersedia untuk bergabung
wajib follow saya lebih dulu untuk saya undang langsung. Terima Kasih.