NovelToon NovelToon
Mereka Yang Membelokkan Takdir

Mereka Yang Membelokkan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir / Trauma masa lalu
Popularitas:369
Nilai: 5
Nama Author: Rizky

seorang anak yang bermimpi untuk menjadi penulis,namun anak itu terus berperang dengan pikirannya hingga dimana bencana waktu membuatnya hidup di tubuh seseorang namun dia hidup di cerita yang dia buat saat menjadi penulis dengan alur penuh kejutan dari takdir yang kosong.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15~ Arena Kehormatan Darah dan Langkah Terakhir

Pagi pun tiba, dan Kyio bersiap-siap untuk kembali ke akademi. Pikiran Rahel terus berputar, ia tahu bahwa waktunya semakin sempit untuk memutuskan apa yang sebenarnya diinginkannya.

"Taklukkan mimpimu dengan caramu sendiri, walaupun itu membuat tanganmu sedikit kotor dengan darah," ucap Kyio, suaranya tenang namun penuh makna. la lalu bergegas kembali ke asrama, meninggalkan Rahel dalam keheningan.

"Kenapa kamu begitu kuat?" gumam Rahel, melihat langkah Kyio yang semakin menjauh. "Padahal kau hanya pengguna aliran energi tanpa perwujudan sihir." Meski kata-kata itu terdengar sepele, hatinya dipenuhi kekaguman.

Kyio menoleh, tersenyum hangat ke arah Rahel. "Jika kau menantang dunia, di situlah jawaban dari dunia akan kau temukan." Senyum itu bukan hanya hangat, tapi juga dalam, seolah menegaskan sesuatu yang lebih besar.

Rahel tahu ada sesuatu yang Kyio sembunyikan, sesuatu yang lebih dari sekadar kekuatan fisik.

Saat matahari terbit, sinarnya yang berkilau seolah menjadi saksi bisu perpisahan mereka. Rahel telah memutuskan sesuatu, meskipun dia tahu jalannya akan sedikit berbeda dari rencana Kyio.

Tanpa ragu, ia kembali ke kastel kerajaan dalam keadaan basah kuyup, darah mengalir di tubuhnya. Tanpa menunda, dia melempar tongkat sihirnya ke arah calon tunangannya. "Aku, Rahel, penerus Kerajaan, menantang mu untuk berduel!" Suaranya tegas, tak ada keraguan sedikit pun.

Teriakan kakaknya menggema di seluruh ruangan.

“Apa maksudmu, hah?!” Namun Rahel hanya tersenyum sinis, dengan sedikit kebohongan di bibirnya. “Kau kalah dengan seseorang yang sangat mudah ku kalahkan. Sekarang, aku menantang tunanganku untuk membuktikan langkahnya ke depan!” Tatapannya tajam, penuh keyakinan.

“Baiklah, aku setuju dengan duel ini. Mari perlihatkan kekuatanmu,” sahut calon tunangannya, dengan tatapan yang berbeda, lebih serius. Duel pertunangan ini bukan sekadar pertarungan kekuatan, melainkan pertempuran kehormatan, dan Rahel sudah siap.

Arena of Sumpah Pengikat dipenuhi sorak-sorai penonton. Di satu sisi, Kyio bertarung mempertahankan status muridnya. Di sisi lain, Rahel bertarung untuk memutuskan pertunangannya. Kedua pertarungan ini menjadi pusat perhatian semua orang.

Kyio berhadapan dengan salah satu murid terkuat dan paling onar di akademi. “Kau sepertinya kuat. Bisa maju sejauh ini dengan cepat. Tapi itu tidak cukup untuk mengalahkan ku,” ejek bangsawan itu. Namun Kyio hanya tertawa keras.

“Jika aku mau, aku bisa mengakhiri pertarungan ini dengan nyawamu di tanganku,” balasnya dengan nada yang mengintimidasi.

Wasit segera melerai, dan pertandingan pun dimulai. Tanpa menunda, bangsawan itu mengeluarkan sepuluh Golem berenergi petir, yang menyerang dengan kekuatan yang menggetarkan arena. “Kematianmu telah tiba, Zero Karakter!” sorak para penonton, menambah panas suasana.

Kyio masih belum memakai sepatu rodanya. Ia hanya mengaitkannya di belakang tubuhnya. Golem-golem itu menyerang dengan kecepatan luar biasa, menghancurkan area sekitarnya. Namun, Kyio terus menghindar dengan gesit, walau poni rambutnya terpotong oleh salah satu serangan.

“Hmm, poni terpotong sedikit. Golem ini cepat, tapi bagaimana kalau ku beri mereka tawa telak?” ucapnya sambil tertawa, penuh percaya diri.

Tiba-tiba, Kyio sengaja menerima pukulan telak dari salah satu Golem. Tubuhnya terhempas, menghancurkan dinding arena. Sorak penonton semakin bergemuruh, sementara Rahel melihatnya dengan penuh kekhawatiran.

Namun, Kyio tak terganggu. Lalu ia menyerap data sihir dari Golem tersebut, lalu duduk dengan santai sambil mengenakan sepatu rodanya. “Luka kecil ini? Tidak masalah. Apa kau tidak punya teknik yang lebih baik dari ini?” ledeknya, darah mengalir di dahinya, tapi ia tetap tenang.

Melihat Kyio tak terpengaruh, bangsawan itu semakin marah dan mengeluarkan lima Golem tambahan, sehingga total ada lima belas Golem yang menyerangnya. Kyio hanya tersenyum kecil, membuka bungkus lolipop nya dengan tenang.

“Baiklah, mari ku perlihatkan siapa yang akan berlutut meminta maaf,” katanya, sambil melesat cepat dengan sepatu rodanya. La menghindari kilatan petir dan serangan fisik Golem dengan kecepatan yang luar biasa.

Dalam sekejap, Kyio membelah kelima belas Golem itu hingga hancur, membuat penonton terkejut. Dari langit, Kyio berkata, “Terlalu mahal merusak pedangku untuk orang seperti ini.” Bangsawan itu semakin marah, mulai membaca mantra.

Namun Kyio, dengan ketenangannya, melempar tusuk lolipop yang ia pegang, menghancurkan tongkat sihir bangsawan itu dan membuat mantra meledak di wajahnya.

Kyio mendekati bangsawan itu dengan langkah lambat, tapi penuh keyakinan. Setiap gerakannya mencerminkan dominasi mutlak. Udara di sekeliling mereka seakan membeku saat tatapan tajam Kyio tertuju pada tubuh bangsawan yang tersungkur di tanah.

Golem-golem yang tadinya begitu menakutkan sekarang hanya menjadi tumpukan logam tak bernyawa, hancur berkeping-keping di seluruh arena. Bangsawan itu menggigil, mencoba mengangkat tubuhnya, tapi rasa sakit dan ketakutan membatasi setiap gerakannya.

Matanya terbelalak, memancarkan keterkejutan yang mendalam. Ia sama sekali tidak menduga seorang murid seperti Kyio akan bisa melampaui batas yang ia bayangkan.

Kyio berhenti tepat di depannya, menatap dengan tatapan dingin. “Ini balasan dari apa yang dilakukan Golem padaku,” katanya dengan nada rendah namun mengintimidasi.

Tanpa ragu, ia melayangkan tendangan keras yang menghantam tubuh bangsawan itu. Tendangan itu begitu kuat hingga tubuh bangsawan tersebut terlempar, menabrak tembok arena dengan suara gemuruh yang membuat seluruh penonton tersentak. Tembok batu tebal itu retak dan hancur sebagian, menandakan betapa kuatnya kekuatan Kyio.

Rahel yang menyaksikan dari jauh, terdiam. Kengerian dan kekaguman berbaur di dalam dirinya. Teknik yang digunakan Kyio tidak hanya menunjukkan kekuatannya, tetapi juga ketenangannya di bawah tekanan.

Ia bukan hanya sekadar pejuang, melainkan seseorang yang telah melampaui batas dirinya sendiri—sebuah kekuatan yang berasal dari pengalaman dan tekad yang tak tergoyahkan. Kyio, yang sebelumnya tampak biasa saja di akademi, kini menjadi sosok yang luar biasa di matanya.

Penonton yang sebelumnya bersorak dengan semangat kini terdiam. Mereka semua tercengang. Apa yang baru saja mereka saksikan lebih dari sekadar pertarungan biasa. Ini adalah demonstrasi kekuatan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya dari seorang murid seperti Kyio.

Mereka mulai menyadari bahwa di depan mereka berdiri seorang petarung yang berbeda, seseorang yang tak hanya bergantung pada kekuatan sihir atau teknik biasa. Kyio telah menaklukkan arena dengan gaya yang unik, mempermalukan bangsawan itu di hadapan semua orang.

Kyio, tanpa memperdulikan sorotan mata penonton atau kondisi bangsawan yang terkapar di belakangnya, berjalan perlahan meninggalkan arena. Sambil melangkah, ia berbisik pelan, namun cukup untuk didengar oleh para bangsawan di barisan depan.

“Mungkin kecacatan itu akan membuatmu belajar untuk tidak merendahkan orang lain.” Ucapannya tak lebih dari sebuah peringatan dingin yang bergaung di telinga mereka yang mendengar. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani berbicara, takut jika Kyio akan beralih pada mereka berikutnya.

Dengan penuh ketenangan, Kyio melangkah keluar arena, meninggalkan jejak kemenangan yang akan sulit dilupakan oleh siapa pun. Tubuhnya mungkin terluka, darah masih mengalir dari luka di dahinya, tapi sorot matanya menunjukkan bahwa ini hanyalah awal dari perjalanan panjangnya.

Di luar arena, langit cerah menyambutnya. Suasana yang bertolak belakang dengan apa yang baru saja terjadi di dalam sana.

Sementara itu, Rahel masih terdiam di tempatnya. Hatinya bergejolak, antara kagum dan khawatir. Kagum karena Kyio, orang yang selama ini ia kenal, telah menunjukkan kekuatan luar biasa yang tak pernah ia bayangkan.

Namun juga khawatir, karena dengan kekuatan seperti itu, Kyio kini akan menjadi sorotan banyak pihak, termasuk mereka yang berkuasa dan mungkin merasa terancam oleh kemampuannya.

Di kejauhan, Rahel memandang punggung Kyio yang semakin menjauh.

“Apa sebenarnya yang dia inginkan?” pikirnya. Ada sesuatu yang lebih besar dalam diri Kyio, sesuatu yang belum sepenuhnya ia pahami.

Rahel menyadari, meski mereka berjalan di jalur yang berbeda, entah kenapa ada ikatan tak terlihat yang terus menarik mereka kembali ke titik yang sama.

Ia tersenyum tipis, menyadari bahwa apa pun yang akan terjadi selanjutnya, ini bukan akhir dari perjalanan mereka. Ini baru permulaan.

Kyio telah berhasil mendapatkan kembali status muridnya dengan gemilang, tetapi lebih dari itu, ia juga telah menunjukkan pada dunia bahwa dirinya bukan orang yang bisa diremehkan.

Di saat yang sama, tanpa disadari oleh banyak orang, ia juga telah memulai babak baru dalam kehidupan mereka—sebuah babak yang penuh tantangan dan kemungkinan, di mana kekuatan, intrik, dan keberanian akan terus menguji mereka di setiap langkah.

1
AteneaRU.
Menarik dari setiap sudut
RIZKYs: 😉 sungguh ini akan semakin menarik
total 1 replies
Ryoma Echizen
Terima kasih thor, cerita ini membuatku semakin mencintai dunia literasi. ❤️
RIZKYs: sungguh hal yang hebat kamu menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini , jgn lupa besok update episode terbaru tentang kelanjutan " pesan terakhirku untuk takdir"/Smirk/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!