NovelToon NovelToon
Mantan Rasa Pacar

Mantan Rasa Pacar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berbaikan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Asmi SA

MANTAN. Apa yang terbesit di pikiran kalian saat mendengar kata 'MANTAN' ?

Penyesalan? Kenangan? Apapun itu, selogis apapun alasan yang membuat hubungan kamu sama dia berubah menjadi sebatas 'MANTAN' tidak akan mengubah kenyataan kenangan yang telah kalian lewati bersama.

Meskipun ada rasa sakit atas sikapnya atau mungkin saat kehilangannya. Dia pernah ada di garis terdepan yang mengisi hari-harimu yang putih. Mengubahnya menjadi berwarna meski pada akhirnya tinta hitam menghapus warna itu bersama kepergiannya.

Arletta Puteri Aulia, gadis berkulit sawo matang, dengan wajah cantik berhidung mancung itu tidak mempermasalahkan kedekatannya lagi dengan cowok jangkung kakak kelasnya sekaligus teman kecilnya-- Galang Abdi Atmaja. Yang kini berstatus mantan kekasihnya.

Dekat? Iya,
Sayang? Mungkin,
Cemburu? Iya,
Berantem? Sering,
Jalan bareng? Apa lagi itu,
Status? Cuma sebatas mantan.

Apa mereka akan kembali menjalin kasih? Atau mereka lebih nyaman dengan -MANTAN RASA PACAR- julukan itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asmi SA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

“Lepas atau gue teriak!” ucapnya datar.

“Teriak aja, gue ngga takut kok.”

Arletta memutar bola matanya malas. Ia juga tidak mungkin benar-benar teriak, mau ditaruh di mana mukanya. Dia tidak bakat untuk mencari perhatian umum.

“Mau lo apa?” Arletta masih menatapnya datar. Bian menghela nafas, “lo belum maafin gue.”

Arletta menaikkan sebelah alisnya. “Ngapain gue maafin lo?”

Arletta menatap Bian yang salah tingkah di depannya, ia menoleh ke belakang Bian lalu tersenyum.

“Nah, lo minta maaf sama dia aja,” ujar Arletta setelah melepaskan lengannya. Arletta pura-pura tidak mendengar panggilan Bian yang hendak protes itu.

“Ish! Sial!”

***

Arletta menghela nafas lega. Sepertinya Bian tidak mengikutinya.

“Kenapa Ta?”

“Astagaa!” Arletta terlonjak kaget saat Andini menepuk pelan bahunya. Andini menatap heran pada Arletta, “lo kenapa sih?”

Arletta memanyunkan bibirnya. Kedua sahabatnya pun tahu, ini pasti ada hubungannya dengan Bian.

“Bian?” Andini menatap Arletta penuh tanya, Arletta mengangguk lesu sembari menghela nafas lelah.

Mereka duduk di depan halaman sekolah. Andini bersedekap, “sejak kapan kalian saling kenal?”

Arletta mendongak, apa ini? Dia diintrogasi?

“Gue?” Tunjuk Arletta pada dirinya sendiri. Dia menatap kedua sahabatnya lalu membuang nafasnya, “haah..”

“Gue kenal Bian sejak gue umur lima tahun.” Arletta menatap Andini yang tengah menyimak ceritanya. Hingga terdengar kekehan Andini dan Raya di sana.

“Gila! Bian nembak lo waktu dia mau berangkat ke Korea?” Ulang Andini setelah mendengar cerita Arletta barusan. Arletta mendengkus.

“Kenapa waktu pertama dia masuk, lo ngga nyapa dia? Seolah-olah lo ngga kenal dia?” Tanya Andini.

Arletta mengedikkan bahunya, “gue cuma ngga nyangka aja bakal ketemu dia lagi.”

Andini terdiam sejenak, “lo suka sama Bian?”

Arletta menatap kedua sahabatnya itu. “Gue-“

“Ta.”

Arletta menoleh. Belum sempat ia mengatakan apapun dia ditarik dari sana.

***

“Gue maafin.”

Bian berdecih menatap datar pada Riyan. “Kapan gue bilang maaf ke lo?”

Riyan tersenyum, “ngga perlu lo bilang, gue tahu kok.”

Mereka tengah berada di taman belakang sekolah. Tidak perlu repot-repot bersisian. Bian duduk di kursi panjang, sedangkan Riyan bersandar pada pohon besar di sana. Tangan satunya memegang buku, dan tangan lainnya ia masukkan dalam saku celana.

“To the point aja. Gue mau lo jauhin cewek gue.”

Riyan menutup bukunya, menatap Bian yang tengah menatapnya datar. Ia tersenyum, “lo takut dia berpaling sama gue?”

Riyan menghampiri Bian dan duduk di sebelahnya. Tatapannya beralih ke depan. “Lagipula lo yakin dia itu cewek lo?”

Bian mengernyit, “apa yang bikin gue ngga yakin?”

“Yang gue lihat, dia ngga nyaman deket-deket sama lo,” ucap Riyan.

“Cih! Tahu apa lo?”

Riyan kembali membuka bukunya, “kita lihat aja ke depannya. Dia pasti akan ninggalin lo.” Bian terdiam. Tidak tahu harus merespon apa lagi pada cowok di sampingnya itu.

***

“Ish! Harus banget ya! Narik-narik tangan gue?” Arletta mendengkus kesal melepaskan tangan itu saat mereka sampai di kantin.

Galang mengacak lembut rambut Arletta. “Takut keduluan cowok lain,” ucapnya tersenyum. Arletta menggeleng tersenyum.

“Gue tahu lo stres gara-gara ulangan dan masalah kemaren. Maafin gue ya,” ucapnya penuh sesal.

Arletta menghela nafas, “gue baik-baik aja kok. Ngga usah khawatir.” Ia tersenyum menatap Galang.

“Manis banget sih senyum lo Ta, lama-lama diabetes gue kambuh,” ucap Galang.

“Lo diabetes?” Arletta tampak khawatir. Galang menatapnya lesu, “yah, gara-gara banyak mengkonsumsi senyum manis lo.”

Arletta menepuk lengan Galang kesal, “apaan sih canda lo jadul banget, sumpah.”

“Biar jadul kan itu salah satu kenangan kita,” timpal Galang menaikturunkan alisnya. Arletta bergidik ngeri. Semakin diladeni Galang semakin menjadi.

“Gue laper. Tapi gue lagi pengen makan gratis hari ini. Jadi lo harus traktir gue,” ucap Arletta tersenyum.

“Siap tuan puteri.” Galang memberi tanda hormat lalu pergi memesankan makanan.

Arletta menggeleng tersenyum. Seingatnya dia paling anti di perlakukan manis oleh Galang. Apalagi di tempat umum seperti ini. Ia risih menjadi pusat perhatian. Apalagi statusnya dulu hanyalah junior di sekolah ini yang beruntungnya bisa menjadi pacar seorang Galang. Yang memang banyak digandrungi hampir semua siswi di sekolah mereka.

Bahkan pernah satu kali. Siswi yang menurutnya adalah kakak kelasnya itu mendatanginya. Mengatakan bahwa dia menyukai Galang. Dan dia akan membuat Arletta tidak betah sekolah di sana. Jika Arletta tidak memutuskan Galang.

Awalnya Arletta cuek. Namun Arletta sadar banyak pasang mata yang menatapnya tajam. Bukan hanya dari belakang Arletta, bahkan ada yang terang-terangan menatapnya dengan tatapan tidak suka. Lama-lama Arletta menjadi risih sendiri.

Akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Galang. Galang tidak terima karena diputuskan secara sepihak. Namun Arletta kekeuh ingin putus dan pada akhirnya Galang menurutinya.

Arletta berusaha untuk menjaga jarak dengan Galang. Tidak sepenuhnya. Hanya ketika mereka di lingkungan sekolah. Di rumah, dia masih tetap bersahabat namun tidak sedekat biasanya.

Hanya satu minggu. Galang tidak terbiasa tanpa Arletta. Dia membujuk Arletta hingga akhirnya mereka kembali berpacaran.

Namun kali ini juga tidak berlangsung lama. Pada akhirnya Arletta kembali memutuskannya karena alasan lain.

Galang semakin overprotektif semenjak alasan Arletta putus dengannya adalah karena risih dengan tatapan para siswi. Ke mana pun Arletta pergi Galang selalu mengikutinya. Dan itu justru membuat Arletta risih karena sikapnya.

Bahkan kebiasaan itu sampai sekarang masih Galang lakukan. Arletta risih. Namun lama-lama Arletta mulai terbiasa. Toh, dia jadi merasa ada yang menjaganya di sekolah ini.

Meskipun awalnya tidak nyaman. Dan meskipun sekarang mereka hanya sebatas mantan.

Klak..

Suara mangkok yang berbaur dengan meja membuyarkan lamunan Arletta. Arletta mendongak.

“Kenapa lo senyum-senyum sendiri?”

Galang mengangkat alisnya dan menoleh ke sana kemari lalu menatap Arletta lagi. “Kesurupan?”

“Ish! Enak aja!” Dengkus Arletta menarik mangkok itu mendekat.

“Makan yang banyak. Biar berat badan lo naik. Gue lihat sekarang lo kurusan deh Ta,” ucap Galang sembari memakan baksonya. Arletta mendengkus kesal, “kurus kata lo? Ini ideal tahu.”

“Ideal? Berat badan lo berapa?” Tunjuk Galang dengan garpunya.

“Ish! Sopankah nanya berat badan ke cewek?” Dengkus Arletta.

“Emang apa salahnya?” Ucap Galang polos.

“Ish! Lo mah ngga ngerti. Siapa coba yang bilang gue berat setiap kali gue bonceng lo?” Arletta menatapnya kesal. Galang terkekeh.

“Gue kan cuma becanda. Lagian nih ya-“ Galang menyuapkan bakso ke dalam mulutnya.

“-kalo lo kurus tuh jelek tahu Ta,” sambungnya mengunyah baksonya.

“Ish! Body shamming,” dengkus Arletta. Galang terkekeh melihat wajah cemberut Arletta yang menurutnya menggemaskan itu.

***

Riyan tersenyum menatap ponselnya. “Lo yakin? gue yang halangin lo?”

“Tanpa gue pun, ada orang lain yang bisa deketin Letta,” tambahnya. Ia mengulurkan ponselnya pada Bian. Bian menatap ponsel itu enggan lalu meraihnya. “Ish!”

Terpampang jelas dalam foto itu, Arletta tengah asyik tertawa dengan Galang.

“Eits! Lo mau ngapain astagaa!” Seru Riyan meraih ponselnya yang hendak Bian banting.

“Hape gue ini astagaa! Emosinya lihat-lihat dong. Hape orang mau dibanting,” dengkus Riyan.

“Sampah apaan tuh!” Cibir Bian menatap Riyan malas. Riyan berdecih, “cih, kalo sampah, ngapain marah?” Sindir Riyan tersenyum puas.

Bian berdiri dari sana. Riyan mendongak, “mau ke mana lo?”

“Nyamperin mereka lah,” jawabnya menatap Riyan datar.

“Percuma, mereka juga ngga mungkin biarin lo ganggu mereka.” Riyan kembali memainkan ponselnya.

***

“Ta! Tungguin dong!” Teriak Andini sedikit berlari. Arletta berhenti dan menoleh.

“Lo pulang sama siapa?” Tanya Andini setelah menyamai langkah Arletta. “Tadi pagi sih, Kak Rafa bilang mau jemput. Bareng aja yuk, dari pada lo naik angkot,” usul Arletta. Andini tersenyum senang. Arletta memang the best.

“Eh Raya mana nih?”

Andini dan Arletta menoleh ke belakang. Tidak ada tanda-tanda Raya di belakang mereka. Andini mengedikkan bahunya. “Tunggu di depan aja yuk,” usul Andini. Arletta mengangguk setuju. Mereka berjalan beriringan sembari bercerita ria.

Lama mereka menunggu, Raya ataupun Rafa belum datang juga. Andini menepuk-nepuk bahu Arletta setelah pandangannya jatuh pada orang yang ia kenali.

“Ta, Ta. Lihat deh, Raya kok boncengan sama Kak Galang?”

1
Fittar
akhirnya balikan 🥰
Fittar
baikan juga ini kakak adik...
tinggal urusan cintanya aja yang masih jauh🤭
Fittar
lagi datang bulan maunya makan pedes😁
Asmi_SA: wkwk sesama cewek pasti paham
total 1 replies
Diana Novitasari IzSa
keren
Asmi_SA: thank you
total 1 replies
Fittar
semua betah memendam rasa 🤧
Asmi_SA: kalo aku mah ngga bisa 😭
total 1 replies
Fittar
Luar biasa
Asmi_SA: makaasiih sudah mampir🤗🥰
total 1 replies
revasya alzila
keren lanjut thor
Asmi_SA: makasih udah mampir🤗
total 1 replies
Rita Riau
ga bisa ke lain hati ya Lang,,,? bukan nya benci malah tambah posesif ke mantan,,
Asmi_SA: ngga bisaa.. Galang cinta banget soalnya wkwk
total 1 replies
Rita Riau
mungkin menghindar lebih baik Yan 🤔🤭
Asmi_SA: /Scowl/
total 1 replies
Rita Riau
izin mampir ya Thor 🙏
Asmi_SA: makasiih udah mampiir 🤗
total 1 replies
revasya alzila
Di tunggu kelanjutannya Thor
Asmi_SA: stay tune yaa🥰
total 1 replies
kookie 🐰
mampirr... semangat terus kakaa 🔛🔥
Asmi_SA: makasiiihh jangan bosen bosen yaa 🥰🥰
total 1 replies
revasya alzila
Nyimak kak
Asmi_SA: makasiiih .. jangan bosan-bosan yaaa🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!