Jika di kehidupan sebelumnya Rania sangat mencintai suaminya, maka di kehidupan kali ini Rania akan mengabaikan suaminya.
Suami di kehidupan sebelumnya yang di rumor kan menjalin hubungan dengan seorang pria.
Akibat rumor yang terus berkembang tersebut lah Rania harus mengalami kecelakaan hingga meninggal di tempat dan kemudian mengulang kehidupan nya kembali ketiga tahun sebelumnya.
yukk jangan lupa di baca sampe tamat yaaa📍📍📍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Takut Akan Kenyataan
Bekerja menjadi bawahan memang sangatlah melelahkan. Itulah yang Rania rasakan saat ini.
Hari menjelang petang nyatanya dirinya baru bisa menyelesaikan pekerjaan yang tidak dapat di tunda lain waktu.
Apalagi meeting yang terus berganti-ganti tempat dengan beberapa kolega Steve yang membuat Rania kewalahan.
Memang perbedaan bekerja di sebuah perusahaan benefit dengan perusahaan biasa sangatlah mencolok.
Apalagi mulut pedas Steve ketika berada di jam kerja sering membuat karyawan nya merasa sangat tertekan tak terkecuali Rania.
Langit hampir gelap dan Rania baru tiba di mansion milik suaminya tersebut.
Di ruang tamu nampak Suga yang tengah menunggu Rania dengan berbagai asumsi yang berkecamuk di dalam hati.
"Menjadi sekretaris di hari pertama membuatmu lembur ya?" Tanya Suga begitu mendapati Rania telah kembali pulang.
Sedangkan Rania yang melihat kelakuan aneh suaminya yang tengah membaca majalah otomotif dengan gaya buku terbalik pun membuatnya menggelengkan kepala.
"Suamiku ternyata sangatlah jenius ya. Membaca majalah pun bisa dalam posisi terbalik," ucap Rania dengan tertawa kecil dan berjalan masuk menuju dimana kamarnya berada.
Suga yang menyadari kebodohan nya pun nampak menepuk jidatnya secara perlahan dan mengejar langkah Rania.
"Dimana kamu bisa mengenal pemilik Luxury group? Kenapa tidak melamar kerja di perusahaan milik suami kamu ini saja? Atau bukan kah lebih baik lagi jika kamu tetap di mansion mengurus persoalan rumah tangga?" Cecar Suga yang masih terasa tidak rela jika Rania harus bekerja di perusahaan yang lebih elit dari miliknya.
"Aku harus melamar di posisi apa di dalam perusahaan milikmu itu? Office girl gitu? Aku bekerja juga demi masa depan perusahaan milikmu," jawab Rania dengan mengambil handuk piyama nya serta bergegas menuju ke kamar mandi.
"Bukan begitu maksutku, Rania. Kamu kan bisa aku carikan posisi yang sesuai dengan kemampuan yang kamu miliki. Kamu tidak tengah mengincar pemilik luxury group itu kan?" Cecar Suga begitu Rania membuka pintu kamar mandi.
"Kamu penasaran? Kamu tidak mengingatnya?" Tanya Rania mencoba memancing ingatan suaminya tersebut.
Namun seolah Suga melupakan Steve yang sekarang. Padahal mereka dulu sebenarnya hampir setiap hari bertemu dan selalu berakhir dengan perkelahian.
Steve kecil yang selalu menjaga Rania kecil kemana pun pergi dan ikut mengikutinya sampai ke rumah Suga.
"Ayo ikut aku biar kamu ingat siapa itu Steve," ucap Rania dengan memakai jaket serta mengambil kunci mobil miliknya.
Suga yang terlalu penasaran akan siapa Steve lantas segera bergegas mengekor Rania hingga masuk ke dalam mobil.
Rania yang mengemudikan mobilnya nampak begitu acuh dan hanya menanggapi ocehan suaminya tersebut sesekali.
"Kenapa sih kamu seperti bukan kamu? Sejak malam pernikahan kita kamu terlihat begitu dingin dan cuek. Sampai sekarang pun masih cuek dan hanya menanggapi obrolan ku sekena nya. Apa setelah berhasil menikah denganku lantas kamu boleh mencampakkan ku begitu saja?" Ujar Suga yang nampak masam karena obrolan yang di ciptakan Suga nampak di acuhkan oleh Rania begitu saja.
Mendengar ucapan Suga yang seolah keberatan dengan sikapnya saat ini hanya di tanggapi Rania dengan helaan nafas panjang.
"Kita sudah sampai," ucap Rania bertepatan dengan mobilnya yang telah berhenti tepat di sebuah perumahan elit yang nampak tidak asing baginya Suga.
"Ini kan di area komplek perumahan orang tua kita dulu? Kenapa kita harus berhenti tepat di depan rumah Christian sih? Huh bisa ngeri kalau aku ketemu kakakmu yang tukang bully itu. Ayo putar balik," ujar Suga dengan bergidik ngeri membayangkan jika tiba-tiba Christian yang suka membully nya dulu itu keluar dari dalam rumahnya dan meminta nya untuk masuk ke dalam rumahnya.
Bagaimana jika dirinya masih terus di bully oleh Christian? Bayangan masa kecilnya dulu tiba-tiba kembali terngiang dalam ingatan nya.
"Kamu juga dulu suka membully ku kan? Katanya kamu tidak menyukai wanita cantik bermata biru seperti ku kan? Katamu kamu lebih suka wanita berambut keriting dan bermata coklat kehitaman. Aku masih ingat bagaimana dulu kamu selalu membuatku menangis. Jadi wajarkan kalau kakak ku itu balik membully mu dan berakhir kamu yang selalu menangis setelah nya. Ayo turun, atasan ku rumahnya disini," jawab Rania yang hendak membuka pintu mobilnya.
Namun secepat kilat Suga menahan pintu agar Rania tidak segera turun.
"Jangan! Sebaiknya kita kembali saja. Aku tidak mau tau lagi siapa atasanmu itu. Ayo kita kembali saja," cegah Suga yang perasaan nya tiba-tiba menjadi terasa cemas dan takut jika apa yang di prediksikan nya adalah kenyataan.