NovelToon NovelToon
Aku Mencintaimu

Aku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Teteh Aini

penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca ...

Yuk kita ramaikan ...

Up setiap hari...

Sebelum lanjut baca jangan lupa follow , like, subscribe, komen , gift dan vote....

Apapun yang terjadi tetaplah bahagia jangan lupa tersenyum...

Selamat membaca....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teteh Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Sepertinya malam ini Syifa tidak bisa lagi menahan hak suaminya yang seharusnya sudah diberikan kepada Haris. bukan karena kasihan melihat Haris tersiksa menahan hasratnya, akan tetapi kini Syifa mulai merasa nyaman bersama Haris. Rasa cinta perlahan mulai tumbuh di hatinya. Itu semua karena Haris selalu bersikap baik padanya dan Haris selalu berusaha membahagiakan dirinya.

"Aku mencintaimu."

Haris membisikkan kalimat tersebut di telinga Syifa dengan tulus.

" Aku juga Mas."

Ternyata kini Syifa membalas kalimat tersebut. Sungguh itu membuat Haris merasa sangat bahagia.

Haris Memutar Balik Syifa hingga mereka saling berhadapan .Haris memegang kedua pipi Syifa dengan lembut . Lalu mencium kening Syifa dengan penuh kasih , kemudian mencium kedua kelopak matanya dan terakhir mencium bibirnya. Sepertinya bibir Syifa sudah menjadi candu baginya. Sehingga dia terus mengulangi sampai Syifa kehabisan nafas.

"Mas Haris nggak lagi mau membunuh Syifa Kak aku kan ? Aku kehabisan nafas kalau seperti ini."

"Heh, maaf sayang habisnya kamu nge gemesin sih."

Haris mengangkat tubuh Syifa dan menggendongnya lalu dengan perlahan merebahkan tubuhnya di atas ranjang , saat Haris melepas bajunya Syifa langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Karena setelah menikah ini adalah pertama kalinya Syifa melihat Haris yang bertelanjang dada.

"Astaghfirullah. Jangan nodai mataku yang masih suci ini mas !"

Haris terkekeh Melihat Syifa seperti itu.

"Ini bukan menodai namanya, ini udah halal jadi boleh kamu pandang ,dipegang juga boleh."

"Ih tapi kan tetap saja malu."

Haris mendekat pada Syifa, kini posisinya berada di atas , dia mulai menjelajahi seluruh tubuhnya hingga kini tubuh Syifa, sudah terekspor sempurna Haris semakin bersemangat untuk melanjutkan ke yang paling inti.

Sementara Syifa dia hanya pasrah dengan apa yang dilakukan oleh Haris. Sesekali terdengar suara desahan karena sentuhan yang dilakukan Haris. Rasanya seperti melayang dan gak bisa diungkapkan.

Dan saat Haris akan mendorong pintu masuk tersebut, tiba-tiba Syifa menghentikannya.

"Kenapa sayang?"

"Aku takut."

Haris tersenyum dan mencoba membujuknya Supaya gak takut.

"Kamu nggak perlu takut sayang. Saya kan suami kamu!"

" Tapi aku tetap takut, gimana kalau sakit."

"Sakitnya cuma sedikit kok, boleh ya!"

Haris menunjukkan wajah penuh harap, dia memang berharap kalau Syifa tidak menolaknya lagi.

Akhirnya Syifa Nggak tega melihat wajah suaminya yang penuh harapan.

Dia mencoba memberanikan diri dan menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia setuju untuk dilanjutkan.

Dan tanpa mengeluarkan sepatah katapun Haris langsung mendorong pintu tersebut dengan perlahan.

Aaaah....

Syifa berteriak saat Haris berhasil mendorong pintu dan masuk. Reflek Syifa langsung mencengkram erat punggung Haris sampai berbekas goresan. Dan terlihat air mata Syifa mengalir di ujung matanya.

"Maaf sayang, saya gak bermaksud menyakiti kamu."

"Ya Mas aku tahu. Aku ikhlas melakukannya."

Haris tersenyum bahagia lalu mencium kening Syifa dengan lembut , kemudian dia melanjutkan permainannya.

 Beberapa saat kemudian.

Tempat tidur yang tadinya rapi dan dipenuhi dengan suasana mawar merah kini terporak-poranda akibat dari adegan dahsyat semalam.

Haris terbangun dan membuka matanya setelah mendengar adzan subuh . Dia melihat ke arah samping dan terlihat Syifa yang masih tertidur pulas. Kemudian tersenyum mengingat kejadian semalam.

Haris bangun dari tempat tidur dan langsung masuk ke kamar mandi . Setelah selesai dari kamar mandi , balik berniat untuk membangunkan Syifa dan melaksanakan salat subuh berjamaah.

"Syifa ... hey ayo bangun!"

Haris mengusap-ngusap pipi Syifa untuk membangunkannya.

Setelah beberapa kali dia memanggil namanya akhirnya Syifa membuka matanya.

"Ayo bangun kita salat subuh dulu , nanti setelah itu kalau mau lanjutin tidurnya boleh kok."

"Iya Mas maaf aku beneran ngantuk .Ya udah aku ke kamar mandi dulu!"

Aaawww....

Syifa menghentikan langkahnya karena terasa agak sakit di bagian bawah.

Haris yang melihat Syifa seperti itu langsung mendekatinya

"Kamu kenapa sayang?"

"Nggak tahu Mas, rasanya sakit banget kalau jalan."

"Kok bisa, apa kamu pernah sakit juga sebelumnya?"

Haris nggak tahu bagian apa sebenarnya yang dirasakan sakit oleh Syifa.

"Nggak lah ini tuh pertama kalinya aku ngerasain sakit seperti ini ini tuh gara-gara kamu tau gak sih."

"Hah kok saya? Emangnya saya salah apa?"

"Emang dasar nih orang, dia yang berbuat malah gak menyadarinya."

"Mas habis ngapain semalam,?"

Haris mencoba memahami yang dimaksud oleh Syifa.

Semalam ... Astaghfirullah. Maaf sayang maaf saya beneran nggak tahu kalau itu yang kamu maksud. Kirain kakinya yang sakit.

Haris menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya sudah sini saya gendong saja ya."

Tanpa menunggu jawaban dari Syifa, Haris langsung menggendongnya ke kamar mandi. dan akan membantu Syifa berwudu.

"Eh udah Mas gak usah biar aku aja, mas tunggu di luar aja gih !"

"Bener nggak mau saya bantu?"

"Iya beneran."

"Ya sudah kalau begitu saya tunggu di luar ya."

kemudian Haris meninggalkan Syifa sendiri di kamar mandi , tapi sebelum keluar dari kamar mandi Haris sudah berwudhu terlebih dahulu.

Beberapa saat kemudian Syifa keluar dari kamar mandi ، dia berjalan perlahan sambil menahan rasa sakit. Haris yang melihat itu jadi merasa agak bersalah karena dia yang menyebabkannya.

Setelah selesai salat subuh Syifa menyalami Haris dan mencium tangannya.

"Sayang makasih ya karena udah menerima saya sebagai suami yang seutuhnya. Dan makasih karena kamu sudah jadi istri yang seutuhnya juga."

Syifa tersenyum mendengar kata-kata yang diucapkan Haris.

Haris mengusap perut Syifa sambil berkata.

"Semoga Allah segera hadirkan bayi mungil di sini yang insya Allah sholeh dan sholehah amin"

"Mas Haris sudah siap jadi ayah?"

"Insya Allah saya selalu Siap kapanpun Allah memberinya."

"Terus kalau aku beneran hamil gimana?"

"Ya bagus dong"

"Tapi aku takut."

"Kamu nggak perlu takut sayang, saya bakal selalu ada buat kamu dan kalau bayinya lahir kita jaga dan besarkan anak kita bersama-sama."

"Janji?"

"Iya saya janji"

Haris menarik Syifa ke pelukannya. dan untuk beberapa saat mereka saling berpelukan.

"Mas kamu nggak nelpon Umi ngasih kabar gitu."

"Ngabarin kalau kita udah proses buat cucu gitu?"

"Ih Mas apaan sih."

Syifa melepas pelukannya dan memukul Haris pelan.

"Iya iya, saya bercanda kok lagi pula mana mungkin saya ngomong gitu sama orang tua."

Haris tertawa melihat Syifa. Lucu banget kalau lagi kesal gitu.

Sehabis subuh Syifa duduk di balkon kamar yang mereka tempati , dia duduk menikmati udara pagi sambil melihat pemandangan pantai yang sangat indah.

Mungkin kalau hari ini Syifa tidak tidak kesulitan untuk berjalan dia pasti akan turun ke bawah dan berjalan-jalan pagi.

"Kira-kira kalau aku ngajak Mas Haris jalan-jalan pagi dan sambil gendong aku dia bakalan mau nggak ya ?"

----------------

 

1
Ainain Cantika
/Rose//Rose//Rose/Mari merapat dan ramaikan
Abiel Davisa
kali² kasih pelajaran hehe
Annisa Rahman
good
Lailan Najmi
ceritanya bagus dan tidak membosan kan
Sugiharti Rusli
wah kisah tentang perjodohan antar anak" ustadz nih,,,
Suren
bandel benar kamu Syifa. dibilang suami suka tdk dengar🤭😁🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!