10jt Dollar mengandung Bayi untuk Bos Mafia!!!??
Memutuskan untuk menjadi ibu pengganti ketika sebuah tawaran dari seseorang tak dikenalnya hingga iming-iming uang jutaan dollar, membuat Laila menerima tawaran itu dalam keadaan masih perawan dan terdesak?
Laila Aplebarry, wanita energik yang rela menjadi ibu pengganti untuk pasangan suami-istri. Namun naasnya, dia tidak tahu bahwa yang dia tolong adalah pasangan Mafia yang seharusnya dijauhi. Dan lebih parahnya lagi, mau tak mau Laila yang tidak tahu apa-apa malah memilih Parsial Surrogate Mother / Surrogasi Tradisional yang membuatnya one night stand dengan Donovan Stone-Brooks— si mafia bengis dan terkenal kejam yang berperan sebagai ayah adopsi.
Keadaan nya semakin rumit, saat Laila malah membawa kabur anaknya usai melahirkan karena tak tega bila harus memberikannya kepada orang lain dan itu membuat nyawanya hampir melayang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ABftMB — BAB 28
MALAM YANG MENCENGKRAM
Selang beberapa menit setelah berhasil menemani Aurora tidur. Laila keluar dari kamar mewah itu, masih mengenakan dress putihnya, namun dia ingin menemui pria itu terlebih dahulu.
Sementara di kamar lain, terlihat Erika yang sibuk menyiapkan dirinya. Tentu saja untuk membunuh Stone-Brooks sesuai dengan tugas yang seharusnya dia lakukan.
“Come here!” pinta Donovan saat langkah kaki Laila berhenti ketika wanita itu menatap penuh heran.
Bagaimana tidak. Ada beberapa pelayan dan dua penjaga juga satu seorang pendeta? Entahlah! Melihat semua itu membuat Laila semakin yakin.
“Kita bisa memulainya?” tanya pendeta tersebut saat Laila berdiri di samping Donovan.
Sungguh? Mereka akan menikah? Dalam keadaan seperti ini dan di malam hari? Ini bahkan sudah masuk tengah malam.
“Kau bilang kita bisa melakukannya besok? Kenapa harus malam ini?” ucap Laila dengan bingung dan kesal.
Jujur saja, dia ingin menghindari Donovan, bukan Aurora!
“Lakukan!” pinta Donovan kepada pendeta yang nampak kebingungan saat melihat mempelai wanita marah-marah. Sementara Donovan sendiri masih tidak memperdulikan perkataan Laila dan hanya fokus ke depan.
Tak mendapati balasan dari sang pendeta, Donovan menatap pria tua di depannya itu dengan tajam. “Ma-maaf... Apa kalian butuh waktu sebelum— ”
Seketika pistol mengarah ke kepala pendeta tersebut hingga pria itu tersentak kaget. Tentu, itu gunanya ada anak buah Donovan di sana.
Melihat pemandangan itu, Laila ikut panik sendiri. “Lakukan saja!” ucap Laila kepada pendeta tadi seraya mengangguk yakin.
...***...
“Nyonya Stacey!” panggil salah seorang anak buah Donovan yang baru saja turun dari kapal saat barang selesai di kirim.
Wanita itu menoleh dan menatapnya lekat. “Ada apa?”
Dengan diam-diam, pria itu mendekati Stacey dan menunjukkan satu berangan yang berhasil dia curi. “Ini kokain. Saya berhasil mendapatkannya dari seseorang yang tuan Austin katakan namanya. Caleb Esposito! Pria itu baru sampai di sini.” Jelas pria berkaos hitam tadi.
Stacey mengambil kokain tersebut dan mengamatinya hingga dia berkerut alis saat mengenalinya. “Ow,Thanks... And good bye!” ucap Stacey setelah mengangguk kecil dan menatap ke kokain yang dia bawa. Wanita itu langsung mengeluarkan pistolnya dan menembakkan peluru ke dahi pria itu. Darr!
Ya! Stacey terpaksa harus membunuhnya karena kokain yang ada di tangannya saat ini bukanlah milik Caleb Esposito, melainkan milik Marlon.
Brakk! Austin yang baru saja datang dari casino, pria itu menghampiri istrinya yang baru saja membunuh salah satu anak buah Donovan.
“Tidak perlu terkejut! Dia berkhianat!” ucap Stacey memasukkan pistolnya ke belakang celana.
Tentu, dia sangat mudah mengetahuinya dan tidak suka membuang waktu bila ada kesempatan.
Stacey memberikan kokain tadi ke Austin sehingga pria itu mengamati nya sama seperti Stacey sebelumnya, pria itu juga tahu bahwa kokain tersebut biasa di pakai oleh Marlon.
“Dia mengatakan kokain ini dari Caleb Esposito. Dan aku yakin pria itu mengambilnya saat Marlon sudah tewas.” Ujar Stacey dengan serius.
Austin sendiri juga tahu kalau Donovan mengirim seorang mata-mata untuk mengikuti Marlon. Dan pria yang Stacey bunuh itulah mata-mata yang Donovan kirim.
.
.
.
Selesai dengan janji suci dan ciuman. Donovan memerintahkan pelayan dan anak buahnya untuk pergi, begitu juga dengan sang pendeta.
Kini Laila terdiam saat Donovan masih menatapnya seakan-akan pria itu ingin berbuat sesuatu. “Sekarang apa? Tunggu! Apa kita sudah menikah?” tanya heran Laila yang tak pernah berpikir dia akan menikah seperti ini.
“Ya! Jika soal cincin, Stacey akan membawakannya besok.” Ucap Donovan membuat wanita di depannya itu melongo.
Donovan berjalan mendekatinya, hingga membuat Laila terpaku dan hendak menghindarinya, namun apalah daya Laila ketika pria itu malah menahan lengannya dan berbisik. “Ini malam pertama. Ikuti aku dan tetaplah tenang.”
Mendengar itu Laila terkejut, namun juga dia harus tetap tenang karena panik sendiri. Mungkin saja ada musuh atau sesuatu lainnya.
“Aku tidak perlu cincin.” Balas Laila hingga keduanya saling beradu pandang.
Laila melangkah lebih dulu sementara Donovan berjalan di belakangnya, mengamati punggung polos Laila yang terlihat jelas. Hingga Laila kembali masuk ke kamar Donovan, bukannya kamar lain ataupun ruangan kerja pria itu.
Ya, tentu saja! Laila sengaja melakukannya agar pria itu tak bisa melakukan hal yang aneh-aneh kepadanya di saat ada Aurora tidur bukan. Pemikiran yang cerdik namun sayangnya Laila tak tahu Donovan bisa melakukan apapun dan di mana pun.
Berada di dalam kamar, Laila menengok ke putrinya yang masih terlelap. “Kau bisa menggunakan kamar lain jika mau.” Tawar Donovan ketika Laila nampak bingung harus berganti pakaian dengan apa?
“Tidak. Maksudku— untuk malam ini, aku di sini saja.” Balasnya dengan senyum puas saat Donovan menatapnya datar.
“Kau bisa menyuruh pelayan mu untuk— ”
“Mereka sedang istirahat. Jika mau, pergi ke kamar di mana kau di ruas di sana. Kau akan temukan pakaian mu.” Jelas Donovan terdengar santai namun mencurigakan bagi Laila.
Wanita itu nampak ragu bila pergi, namun dia butuh pakaian santai. Dan para pelayan mungkin sudah rehat karena tengah malam.
Dengan sinis, Laila melirik ke Donovan yang masih berdiri, lalu berjalan melewatinya dan pergi ke kamar lain, setidaknya dia masih mengingatnya sedikit.
Sementara Donovan beralih menatap ke arah putrinya yang masih tertidur pulas hingga dia mendekatinya dan menarik selimut tebalnya dengan tangan kanan, menutupi tubuh gadis kecil itu.
...***...
Srekk!! Sebuah benda tajam baru saja dimasukkan ke sarung pedangnya. “Sangat menyenangkan!” gumam Erika yang tinggal menunggu semuanya hening saja.
Mengenakan pakaian dress ketat seragam pelayan atau baby sitter warna abu-abu dengan kera putih dan rambut pirang tergelung rendah.
Erika berjalan santai dengan membawa pedang berukuran kecil dan menyembunyikan nya di pahanya yang tertutupi oleh dress. Cklek! Wanita itu masuk ke kamar Aurora, namun senyumannya hilang saat dia tidak mendapati keberadaan anak itu.
“Dia belum tidur? Kemana anak itu?” gumam Erika bertanya-tanya.
Sementara di kamar lainnya ketika Laila berada di dalam kamar mandi. Wanita itu membuka dress putihnya, berdiri di bawah shower yang mulai menyala membasahi sekujur tubuhnya. -‘Sangat menyegarkan!’ Batin Laila tersenyum tipis untuk sesaat beban pikirannya hilang.
Seketika sebuah tangan mengusap secara melingkar dari belakang hingga ke bawah payudara Laila. Sontak wanita itu terkejut dan hendak menghindar namun Donovan memepet nya ke dinding dan mengunci kedua tangan Laila kebelakang.
“Sudah kubilang tetaplah tenang.” Ucap Donovan penuh sensual dan jarak yang dekat. Laila dapat merasakannya dari belakang.
“Aku tidak akan bisa tenang jika berada di dekatmu. Lepaskan aku!”
Enggan mendengarkannya, tangan kanan Donovan malah menyibak perlahan rambut basah Laila yang menutupi punggungnya hingga kini nampak lebih jelas saat Donovan berhasil menyingkirkan rambut tersebut ke samping. “Kalau begitu aku akan mengajarimu.” Ucap Donovan yang mulai mengendus punggung telanjang Laila sampai napas wanita itu memburu dan jantungnya berdegup kencang.
Dinding dingin kamar mandi terasa jelas saat Donovan masih menekan tubuh depan Laila ke dinding tersebut.
Cup! Pria itu mengecup punggungnya, menghisapnya dan bermain di sana sampai membuat Laila tak bisa berkutik selain menahan desah yang ingin keluar setiap kali pria itu berhasil mencium ke titik sensitifnya.
double up thorrr hari ini penasaran sama selanjutnya
Jangan jangan...
Laila adik Espascito (eh susah bener namanya 😅)
tetap semangat, ditunggu kelanjutannya kak.
penasaran apa yg akan terjadi selanjutnya...
kayaknya musuh nya mengincar keturunan Stone-Brooks..