Bagaimana perasaan mu jika atasan mu tiba-tiba mengajak mu menikah ?
Syok tentu nya , hal itu juga dirasakan oleh wanita cantik bernama Renjana Ayudhisa atau yang biasa dipanggil Echa .
"Ayolah Cha , menikahlah denganku .. akan ku limpahi hidupmu dengan kekayaan ku" - Pandu Aksara Malik
"Daripada menikah dengan anda lebih baik saya menjadi perawan tua "- Renjana Ayudhisa
Bagaimana kisah kehidupan keduanya ? Lika-liku apa yang harus mereka hadapi ?
Simak kelanjutan ceritanya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15.Jika Para Pria Disatukan
Setelah perdebatan panjang dengan pemilik julukan Ras terkuat dibumi tadi , kini tiga pria tampan itu sudah sampai diclub langganan mereka.
"Udah muka nya masih lecek begitu , hari ini gue yang traktir ". Kata Bagas seraya menepuk pelan bahu Pandu .
"Kesel gue, bisa-bisa nya itu ibu-ibu nyalahin gue padahal dia yang salah gak bisa bawa motor ". Sungut Pandu masih merasa jengkel dengan kejadian tadi .
"Ya udah lah lupain aja kejadian tadi , kita have fun malam ini . Mau gue sewain cewek ?" tawar Bagas dengan nada bercanda .
"Gak minat , gue masih nunggu calon istri ", Sahut Pandu sewot
"Oh iya gimana ide rencana loe buat nikahin Echa ?" tanya Bagas
"Anda mau menikah dengan Echa pak ?" sela Asisten Gara
Pandu mengangguk ."Gue minta tolong sama loe Gar , buatin surat perjanjian kontrak nikah ".
"Kenapa mesti ada perjanjian nikah , emang loe gak suka sama tuh cewek . Kalo gitu setelah loe selesai kontrak , biar tuh cewek buat gue aja ". Celetuk Bagas
Mendengar itu sontak Pandu membulatkan matanya dan memukul belakang kepala Bagas .
"Sakit bangs*t !" umpat Bagas
"Berani rebut Echa dari gue , gue sunat lagi burung loe!". Ancam Pandu
"Bercanda bro , santai gitu aja bawa perasaan ", ucap Bagas
"Gar , nanti saya kirim isi surat perjanjian kontrak itu lewat email ". Kata Pandu
"Baik tuan ".
.
.
.
Waktu hampir menjelang subuh , tiga pria itu baru saja melangkahkan kakinya keluar dari tempat laknat tersebut . Diantara ketiga pria itu hanya Asisten Gara yang tidak terlalu mabuk , sedang Bagas dan Pandu sudah mabuk berat karena terlalu banyak minum .
Dua pria itu terus saja mengoceh dan meracau tak jelas , Asisten Gara sampai meminta bantuan penjaga club untuk membantunya memapah Bagas dan juga Pandu .
"Terimakasih .." ucap Asisten Gara saat meminta penjaga itu membantunya memasukkan Bagas dan Pandu ke dalam mobil . Tak lupa ia merogoh dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang lalu memberikannya pada penjaga itu sebagai uang tips .
Asisten Gara segera melajukan mobilnya menuju apartemen milik Pandu, karena tak mungkin ia mengantarkan dua pria itu kerumah masing-masing . Pasti itu akan membuang waktu .
Sesampai nya digedung apartemen Pandu , Gara segera meminta bantuan lagi pada security yang berjaga untuk membantu nya memapah kedua nya masuk kedalam unit apartemen .
"Terimakasih pak .." ucap Gara lalu hendak memberikan uang tips lagi pada security itu .
"Tidak usah mas , kalau begitu saya permisi ". Kata Security itu setelah membawa Bagas masuk kedalam kamar Pandu dan membaringkan pria itu diranjang .
Gara mengangguk lalu kembali memapah Pandu untuk masuk kedalam kamar dan membaringkan pria itu disamping Bagas . Tak lupa Gara melepas sepatu mereka dan segera keluar kamar .
Gara memilih untuk beristirahat disofa panjang ruang tamu . Dan membiarkan Bagas serta Pandu tidur berdua dalam satu ranjang .
Hari ini ia sudah terlalu lelah dengan kesibukan dikantor , dia hanya ingin segera berbaring dan mengistirahat kan tubuhnya .
.
.
.
Mentari pagi telah datang , sinar nya menyilaukan hingga menebus celah tirai jendela. Membuat sepasang mata tajam bak elang itupun akhirnya terpaksa terbuka .
Hal pertama yang ia rasakan adalah pusing yang mendera kepalanya , lalu ia berusaha bangkit dari tidur nya dan bersandar pada headboard ranjang . Keningnya mengkerut saat perut liat nya terasa berat seperti ada yang memeluk .
Ia pun menunduk dan melihat siapa pemilik tangan itu . Dan alangkah terkejutnya dia saat ada sepasang tangan kekar memeluk erat dirinya seperti guling .
"Aakhhh , bangs*t ngapain loe tidur peluk-peluk gue ". Pekik nya seraya mendorong kasar tangan yang memeluk nya tadi hingga jatuh dari atas ranjang .
"Aduhh .. Sakit bok*Ng ku !" rintihnya seraya mengusap pelan pantat nya .
Ya , dua orang itu adalah Pandu dan Bagas .
Pandu yang mendorong Bagas hingga jatuh karena pria itu tidur memeluk dirinya .
Bagas berusaha bangkit dan berdiri , jujur saja pinggang nya juga sakit karena dorongan reflek dari Pandu begitu keras menghantam nya . Mungkin Pandu menggunakan tenaga dalam saat mendorong nya .
"Ngapain loe dorong gue sih ? Sakit tau badan gue " , omel Bagas
"Lah loe ngapain tidur peluk gue , kalo cewek mending bisa gue peluk balik . Lah batang masak peluk batang , geli gue !". Sahut Pandu juga tak kalah sewot nya .
"CK! Biasanya aja minta kelon loe kalo tidur diapartemen gue ". Kata Bagas bercanda seraya meraih sepatu nya yang ada dibawah ranjang .
"Sialan! Jijik gue denger nya ". Umpat Pandu , kemudian turun dari ranjang dan berjalan kearah kamar mandi .
Bagas tertawa mendengar ocehan Pandu , suka sekali pria itu membuat kawan nya kesal pagi-pagi seperti ini . Kemudian Bagas keluar dari kamar dan melihat Gara masih tertidur pulas disofa dengan satu kaki dinaikkan keatas sandaran sofa .
"CK! Ini juga asisten sama saja tingkah nya seperti bos nya . Tidur tak tau aturan , bagaimana jika ada anak perawan yang liat dia tidur , bisa ngundang syahwat itu ". Celetuk Bagas lalu ia berjalan mendekati Gara dan membangunkan pria itu .
"Gar .. Bangun woy .. " Ucap Bagas seraya menggoyangkan lengan Gara
"Sebentar ya sayang .. Tahan .. Aaahh.." racau Gara sembari mengeluarkan suara desahan
Bagas membulatkan matanya mendengar itu .
"Sialan! Nih anak ngimpi naik kuda-kudaan ? Kerjain ah !", gumamnya lalu menirukan suara desahan Gara .
"Aahhh cepat sayang.. Aku udah gak tahan " sahut Bagas
Pandu yang baru saja keluar dari kamar mandi , mendengar ada suara orang mendesah pun langsung mencari arah sumber suara .
Keningnya mengkerut saat melihat Bagas berjongkok disamping Gara tidur seraya memakan cemilan yang ada diatas meja dan jangan lupakan jika Bagas mengeluarkan suara desahan karena menirukan Gara .
Pandu mendekat , ia pikir Bagas sedang menonton film dewasa .
"Ngapain loe ?" tanya Pandu .
Bagas menempelkan jari telunjuknya memberi kode agar Pandu diam , lalu ia menunjuk kearah Gara yang masih tidur dengan posisi seperti tadi hanya saja tangannya sudah bergerak nakal menyentuh burung miliknya seraya memainkan nya dari balik celana .
"Eemmhh.. Keluar sama-sama sayang .. Aarrgghh.." desahan panjang keluar bibir Gara dan juga celana pria itu basah .
Pandu dan Bagas yang mendengar itu , membulatkan matanya tak percaya jika pria yang ia kenal lugu nan polos ini diam-diam bertingkah liar dari dalam mimpi .
Mereka saling pandang dan akhir nya tertawa keras membuat Gara yang masih menikmati pelepasannya dialam mimpi menjadi terganggu .
Gara mengerjapkan kedua mata nya dan melihat Pandu serta Bagas sedang tertawa terbahak-bahak .
"Apa ada yang lucu ?" tanya Gara polos
"Loe ngompol Gar ? Apa goyangan cewek nya terlalu nikmat ?" sindir Bagas
Sontak Gara langsung menunduk kebawah melihat bagian celana nya , dan benar saja sudah banyak cairan yang keluar dari balik celana kainnya.
Gara pun langsung bangkit dan berlari menuju ke kamar mandi .
"Gar , nanti saya pinjamkan celana buat kamu . Tapi jangan kau ngompol lagi!! .." teriak Pandu ikut menyindir Gara seraya tertawa keras
"Sial !" umpat Gara pelan saat mendengar teriakan Pandu .
.
.
.
