NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Allah

Takdir Cinta Allah

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: ell lestari

Kehidupan Nazela begitu terasa sesak. Iya,dia bisa menajali hidup sesuai keinginan nya namun,tak ada hari tanpa berdebat dengan sang mamah yang ingin anaknya menjadi dokter. Keputusan Nazela menjadi seniman membuat sang mamah murka setiap harinya,hingga membuat Nazela sesak setiap kali melihat mamahnya.


Namun kehidupannya mulai berubah ketika sang sahabat mengenal kan nya pada Islam. Nazela memang seorang muslim namun ia cukup jauh dari kata taat karna background keluarga nya. Pola pandang Nazela mulai berubah ketika Sabrina mengenalkan nya pada tempat bernama pesantren. Ia mulai belajar mengenal Islam lebih dalam hingga ia merasa nyaman dengan hijab dan baju baju panjang yang tak membentuk lekuk tubuh nya. Ia akhirnya ia harus menghadapi berbagi macam ujian hidup termasuk ujian percintaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ell lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyimpannya untuk dia nanti

"Loh kok di lepas tok Zel?"

Tanya Sabrina ketika melepas Nazela melepas hijabnya setelah mereka berada di dalam mobil

"Gerah gue gak betah"

Tukas Nazela sambil merapihkan rambutnya

"Padahal kamu iku cantik loh kalo pake hijab"

"Ntar iman gue sekarang belum sekuat lo"

"Hijab iku bukan soal tentang iman kuat opo ndak, tapi tentang kesadaran diri sebagai seorang muslimah "

Ujar Sabrina sambil memfokuskan pandangannya pada jalur mobilnya.

"Iya ustadzah"

celetuk Nazela dengan senyum palsu nya,membuat Sabrina meliriknya sambil mengernyitkan dahinya dan hampir menyatukan kedua alisnya

"Emang kamu ngerti opo iku ustadzah?"

"Ya ngerti lah,lo kira gue gak punya hp, gak punya tv. Hah? kata ustadzah itu udah familiar di telinga orang bahkan yang bukan muslim, terus juga tadi pagi gue gak sengaja denger ada santri yang ngomong ke guru ceweknya (Assalamualaikum ustadzah)"

Jawab Nazela dengan nada sedikit emosi namun tetap lucu membuat Sabrina sedikit menahan tawanya.

"Iyo iyo, ndak usah emosi dong pagi pagi!"

"Ya lo yang bikin gue naik darah"

Tukas Nazela kembali menaik kan nada bicaranya

"Tadi aja di depan bu dek karo pak dek kalem, dah keluar pesantren koyo ngene modelan e"

Gumam Sabrina menyindir dengan suara pelan namun masih bisa di dengar. Membuat Nazela mengeluarkan tatapan tajam nya

"Gue bisa denger ya!! lo emang suka mancing emosi gue ya!!"

"Hahahaha. Ndak, ndak,ndak"

Nazela yang mulai kesal membuat Sabrina tertawa geli hingga matanya hampir mengeluarkan air.

"Ngomong ngomong selera ne mas Afkar apik yo Zel? kamu cocok loh pake baju itu"

Puji Sabrina sambil melirik baju yang Nazela kenakan, begitu pun Nazela yang ikut melirik baju yang melekat pada tubuh nya itu

"Oh ya nanti bilangin ummi kalo kita kesana lagi baru gue balikin"

"Oh ndak usah! bu dek bilang Bajunya sengaja buat kamu"

Ujar Sabrina dan membuat Nazela mengangguk sambil membersihkan baju nya yang tidak kotor.

"Di simpen! dapet belinya mas Afkar loh iku!"

Ucap Sabrina berbisik pada Nazela dari jarak jauh

"Plak!!"

Satu pukulan yang mendarat halus pada bahu Sabrina membuat sang pemilik bahu menyeringai kesakitan

"Sakit tok Zel...."

"Lo ngomong sekali lagi kaya gitu. Gue buang nih baju"

Cetus Nazela kesal dengan mata yang membulat tajam

"Ndak boleh koyo ngono loh Zel! iku amanah dari bu dek, kamu ndak mau tok jadi orang munafik?"

"Ya mulut lo diem!! SABRINA FARADILLAH HUSEIN"

"Ok. Iyo, KIAN NAZELA ANASTASIA"

Pertengkaran mereka berakhir dengan cepat, persahabatan mereka sangat berwarna, bahkan mereka sering meributkan hal kecil yang mungkin sering terjadi pada anak TK atau SD, namun uniknya mereka akan kembali akur hanya dalam waktu kurang dari lima menit . Sabrina yang kembali fokus pada kemudinya, membuat Nazela merasa bosan dan mulai memandangi lalu lintas yang terlihat cukup padat karena semua orang hendak memulai harinya. Dari jendela mobil, Nazela memandangi setiap objek yang di temukan nya.

*****

Afkar terlihat begitu sibuk, ia mengecek setiap pekerjaan para pegawai nya di studio foto miliknya. Studio foto Afkar cukup berkembang pesat, ia sudah memiliki kurang lebih 50 pegawai tetap dan 30 pegawai magang dan semuanya bekerja dalam bidang yang berbeda. Studio foto Afkar melayani percetakan foto dan pemotretan apa pun seperti foto wisuda, foto pernikahan,prewedding,maternity,keluarga bahkan pengiklanan suatu prodak dalam bentuk foto maupun vidio. Studio foto Afkar juga menjual karya foto dalam bisnis online maupun offline yang telah di lakukannya beberapa waktu lalu di galeri foto.Ia juga melakukan pelatihan fotografi setiap hari Rabu dan Minggu untuk pelajar maupun bukan di tempat khusus di dalam studio fotonya.

''Permisi mas!!''

Ucap seorang pegawai laki laki yang mengalihkan fokus Afkar dari sebuah komputer yang tengah menampilkan hasil foto pegawainya yang lain

''Ya kenapa?''

''Foto yang waktu itu di pajang di pameran terus di masukin ke sosial media ada yang mau beli mas''

''Foto sing ndi?''

''Sing iki mas!!''

Dengan cekatan sang pegawai langsung menunjukan foto yang di maksud

''Oh, sing iku bilangin ndak jadi di jual!''

''Tapi orangnya dah bayar lunas mas''

''Kapan?''

''Barusan''

''Eeeee. Piye yo?''

Afkar mencoba untuk berfikir keras menemukan jalan keluar

''Gini aye kamu jelasin ke pembelinya, kalo foto itu ndak jadi di jual. Terus tanya nek beli yang lain opo ndak? kalo mau kirim barangnya! harga sama atau ndak tetep kasih 20 % uang ganti rugi. Tapi kalo ndak jadi beli balikin uangnya! sama kasih 10 % uang ganti rugi''

Tutur Afkar begitu jelas dan lembut

''Loh, ndak rugi tok mas?''

''Itu jelas kesalahan saya yang kurang konfirmasi sama kalian, dan rezeki itu datang kapan aja dalam jumlah dan bentuk apa saja''

Jelas Afkar pada pegawainya yang terlihat gelisah

''Siap mas''

''Oh iyo, fotonya minta tolong taruh di ruangan saya aja! habis ini saya nek ke resto dulu''

''Siap mas, kalo gitu saya permisi dulu''

''Yo monggo!''

Setelah pegawai itu meninggalkan jejaknya, Afkar kembali pada tujuannya awalnya

''Saya nek pergi dulu yo!''

Ucap Afkar tak lama kemudian setelah melihat jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangan kanannya itu

''Iyo mas''

Ucap pegawai yang sedang Afkar awasi itu

''Iyo mas, nanti jam tiga katanya pak Hartono nek ketemu mas Afkar. keluarganya nek photo shoot di sini tapi maunya mas Afkar langsung yang jadi fotografer nya''

''Ok, palingan jam dua an saya balik lagi ke sini. Saya nek ke restoran dulu yo!!''

''Nggih mas''

''Assalamualaikum''

''Waalaikumussalam''

Dengan langkah pasti nya itu, Afkar meninggalkan studio fotonya yang terlihat begitu sibuk.

*****

Tiba tiba dering hp Nazela menggetarkan sakunya, ia yang sedang merapihkan lemari Sabrina dengan tanggap langsung mengeluarkannya dan mendapati nomer baru tanpa identitas

''Sopo tok Zel??''

Tanya Sabrina penasaran karena melihat Nazela yang tak kunjung menjawabnya

''Gak tau, nomer baru''

''Angkat o!! kali aja orang nek kasih kamu kerjaan''

Dengan hati hati Nazela menggeser tanda hijau dalam panggilannya

''Ya halo, ini siapa ya?''

''Halo, Assalamualaikum Zel!! ini saya Malik''

Jawab orang di sebrang telepon yang tenyata adalah Malik

''Pak Malik''

Gumam Nazela pada Sabrina dengan suara yang tak terdengar namun bisa di pahami, spontan Sabrina langsung membulatkan bibirnya dengan iringan anggukan kepala tanda mengerti

''Iya kenapa pak?''

''Saya cuman mau ngasih tahu, kalo nanti bimbingan nya mulai habis ashar aja''

''Ok pak''

''Kamu mau di mana tempatnya?''

''Di mana aja boleh kok pak''

''Ok, gimana kalo di restorannya Afkar''

''Ok boleh pak, nanti saya tunggu bapak di sana''

''Ya udah kalo gitu saya tutup, assalamualaikum''

''Waalaikumussalam''

Ucap Nazela menutup telponnya, dengan raut wajah bahagia nya membuat Sabrina menatapnya heran

''hemmmmm, ono mambu mambu opo iki yo? koyo ono mambu bunga bunga asmara''

Celetuk Sabrina menyindir

''Nyindir gue lo?''

Tanya Nazela ketus yang merasa tersindir

''Gue itu bahagia karena bisa dapet dos pem sebaik dan selembut pak Malik. Itu bisa bikin gue cepet kelarin skripsi gue ini, malah asmara asmara an lo''

''Yo hati kan ndak ada yang tau tok?''

Gumam Sabrina

''Stop ya Sab! lo gak usah mancing emosi gue, gue ini lagi berbaik hati mau beresin lemari lo ini''

Tutur Nazela sambil memasukkan baju Sabrina ke dalam lemari yang isinya hampir berada di atas tempat tidur

''Loh iki gara gara kamu berantakin lemari ku''

''Yang nyuruh gue milih baju siapa?''

''Ok, ok aku sing salah. IYO aku salah''

Cetus Sabrina mengalah namun ekspresi wajahnya tak terima mengaku salah, Nazela yang melihat ekspresi itu berusaha menahan tawanya. Seperti yang di katakan sebelumnya, mereka sering meributkan hal kecil namun dalam hitungan menit bahkan detik sudah akan baikan lagi.

1
Alisa AlfaMadda
masa udah ending aja sihhh🥺🥺
Musdalifa Ifa
bagus sekali Thor ceritanya 👏
Alisa AlfaMadda
ikut bahagia 🥰
Alisa AlfaMadda
lanjuuttt kak
Alisa AlfaMadda
suka part ini....💐💐💐💙
Alisa AlfaMadda
lanjuutttt
Alisa AlfaMadda
😭😭😭
Alisa AlfaMadda
💐💐💐
Alisa AlfaMadda
♥️♥️♥️
Alisa AlfaMadda
lanjut.....
Indah Lestari: tunggu update nya ya kak!! mungkin malem ini baru bisa di up😊😊
total 1 replies
Alisa AlfaMadda
semangat kak...
laelathul munawaroh
kerenn 👏
laelathul munawaroh
semangattt author ku 💪👏👏
Alisa AlfaMadda
semangat kak....update yg banyak lagi...☺️🥰❤️❤️
Nick and Judy
Suka banget sama karakter dalam cerita ini, semoga terus berkembang 🌟
Rukawasfound
Romantisnya cerita ini bikin saya ingin merasakan kisah seperti ini😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!