Orang Ketiga (Ipar Maut)

Cecilia saat ini tengah duduk dengan sang Oma. Mama Gina sangat senang, cucu satu-satunya itu sangat lengket padanya bahkan sama ibu Maryati saja, Cecil lebih lengket dengan nya.

" Oma, Panggil Cecil kearah sang Nenek yang juga memandang kearahnya.

" Hmm, Kenapa sayang?! Apa ada yang mengganggu pikiran cucu cantik nya Oma?! Tanya Oma

Cecil diam lalu memeluk lengan nenek nya. " Oma, jika Papa dan aunty Fika punya anak nanti, apa Papa enggak akan sayang Cecil lagi Oma?! Apa salah Cecil Oma, kan Cecil enggak nakal.

Cecil ingin menangis saat mengungkapkan ketakutan terbesarnya selama beberapa hari ini.

Mama Gina menarik nafas dan melihat Cecil.

Mama Gina memeluk cucunya dan tersenyum. " Dengerin Oma ya sayang. Papa kamu akan selalu menyayangi kamu, kan Cucu Oma baik dan pintar. Papa dan Mama kamu memang berpisah, tapi engga ada yang namanya mantan anak sayang, jadi Cecil tetap anak kesayangan Papa.

Jangan pernah berpikiran begitu, engga baik cantik.

Sementara Via mendengar semua omongan sang putri, sungguh hatinya sangat sakit.

Tidak pernah terbersit dalam pikiran Via ingin membuat Cecil pada posisi itu.

Namun semua takdir Tuhan dan mereka harus menjalaninya saja.

Cecil masih bercerita tentang keraguan hatinya dan kadang tersenyum kadang juga menangis.

Sedangkan di rumah mewah Alex, Pria matang yang sangat tampan itu baru saja pulang kerja.

Dia pulang sendirian, karena Fika tadi izin pulang cepat karena badan nya tidak kuat jika di paksakan bekerja.

" Mas, mau mandi dulu apa langsung makan malam Mas??! Tanya Fika kearah suaminya.

Alex hanya cuek dan masuk kamar mandi. Sungguh Alex ingin sekali pergi dari rumah ini dan menyendiri, namun Alex tak ingin membuat kesalahan kedua kalinya.

Fika diam saja saat melihat apa yang Alex lakukan sekarang. Kehangatan hubungan mereka tak ada lagi, semua hanya berlaku saat mereka berselingkuh saja.

" Salahkan aku ingin egois mas, ingin memiliki kamu seutuhnya, tanpa ada bayangan Mbak Via.

Fika diam dan berjalan menuju ruang ganti untuk mengambil pakaian ganti Alex.

Alex pun sama dengan Fika. Ingin semua kembali seperti semula, hubungan nya dan Via namun dia sadar jika dia tak akan mampu mengembalikan semua kehangatan hubungan nya dulu, bahkan sekarang mereka resmi bercerai secara agama.

Alex ingin egois tak perlu mengurus surat perceraian resmi di pengadilan, namun bayangan tangisan Via dan Cecil membuat dia tak tega melakukan hal itu.

Alex bertekat akan melakukan pengajuan perceraian nya di pengadilan secepatnya, agar Via bebas dan bisa menentukan pilihan hidupnya selanjutnya.

Pintu kamar mandi terbuka, Alex keluar hanya memakai handuk sebatas pinggang dan lutut nya. Fika yang melihat tubuh atletik milik suaminya, sungguh membuat dirinya ingin merasakan kembali kehangatan tubuh itu.

Fika tiba-tiba meraba dada Alex. Sebagai pria normal, tentu apa yang Fika lakukan membangkitkan nafsu kelelakian nya.

Namun Alex ingin menahan nya, tapi tidak dengan Fika.

Fika memajukan bibirnya dan menyatukan dengan milik suaminya Alex.

Fika menggerakkan bibir mereka, membuat Alex terkejut ingin menolak, namun Fika menahan nya.

" Please Mas, anakmu ingin bertemu Papa nya, ujar Fika lirih. Lalu mencium Alex brutal dan Alex yang terpancing oleh tindakan Fika pun akhirnya membalas semua perlakuan Fika.

Malam itu akhirnya mereka melakukan hubungan suami istri lagi namun kali ini dalam status pernikahan yang sah.

Jeritan kamar itu menggema, Alex sungguh menggila, sudah beberapa hari dia tak merasakan sentuhan intim, sekarang dia kembali merasakan nya walau pun tadi dia menolak untuk melakukan nya dengan Fika.