NovelToon NovelToon
"My Love...." LILY

"My Love...." LILY

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Aku membacanya di sebuah buku, bunga Lily memiliki pesona yang manis dan lugu, mungkin itulah yang membuat dia jatuh cinta padaku.
Lily biru memiliki arti kesetiaan dan kepercayaan, mungkin inilah yang menginspirasinya untuk selalu menungguku.

Takdir mempertemukannya dengan Reiner.
Lily dan Reiner saling mencintai, namun takdir juga yang memisahkan mereka.
"Apa salah kita Li, kita hanya jatuh cinta".
"Kamu dan aku tidak salah, yang salah adalah waktu, karena kita bertemu diwaktu yang salah".

Disaat itulah Leo datang mengobati Lily.
"Dulu kamu menungguku bertahun tahun untuk aku datang padamu, kali ini maafkan aku membuatmu menunggu lagi...."

Tiger Lily memberi makna kepercayaan diri.
Lily, I dare you to fall in love.
And, I dare you to love me.

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14: Bertemu di Jakarta

Saat aku mendapatkan gaji keduaku, Leo menagih janjiku untuk mentraktirnya.

Akhirnya Sabtu siang ini kami janjian bertemu di restoran.

Sebenarnya aku merasa curiga kalau Leo menyukaiku, atau mungkin aku yang terlalu berlebihan hanya karena dulu dia pernah mengatakan suka padaku.

Tapi tingkah lakunya agak mencurigakan, seperti siang nanti, dia memaksa untuk makan siang di hari libur menunggu gaji berikutnya dengan alasan takut aku sudah terlalu banyak pengeluaran bulan itu, padahal aku sudah berulang kali menawarkan makan malam sepulang kantor atau hari hari sebelumnya saat aku makan bersama Mayra, tapi dia menolak, lagipula kenapa dia peduli soal kondisi keuanganku, ok mungkin bisa saja aku yang terlalu percaya diri soal ini.

Bagaimana dengan tingkah laku beberapa hari yang lalu, saat aku mau pulang kantor hujan turun sangat deras, jadi aku menunggu hujan reda di depan gedung kantor, kulihat Leo juga baru keluar kantor. Dia ikut menunggu hujan reda bersamaku.

Lalu karena hujan tidak menandakan reda juga Ia berlari kehujanan untuk membeli payung untuk kami berdua di mini market terdekat. Ia juga memakaikan jaketnya padaku dan mengantarku pulang ke asrama.

Semoga perasaanku salah karena dengan berbagai alasan aku tidak mau memiliki hubungan yang canggung dengannya.

Kulihat Leo sudah duduk menunggu di dalam restoran.

"Hai kak, apa sudah lama menunggu?".

"Belum Li, aku juga baru datang".

Saat kami mulai makan, ia memulai pembicaraan dengan mengobrol ringan dan berbagi cerita lucu seputar kantor.

"Li setelah ini kita jalan ke taman dekat sini yuk, disana kalau sore suka ada pertunjukan musik jalanan".

"Aku mau pulang aja kak, lebih baik aku bermalasan di kamarku mumpung libur", tolakku halus.

"Ayolah Li, justru karena kamu sudah berada diluar kenapa ga sekalian saja menonton sebentar, aku tau kamu menyukai musik bukan?".

"Kok kakak tau?", kataku kebingungan.

"Kamu mungkin tidak menyadarinya, tapi banyak gossip tentang dirimu di kantor", kata Leo menggodaku sambil tersenyum.

Aku menggelengkan kepala memutar bola mataku menandakan aku tidak mempercayai ucapannya.

Ia tertawa melihatku.

"Ayolah Li, lagipula aku pernah menontonnya beberapa kali, mereka cukup bagus, kamu tidak akan menyesal".

Aku pun tidak bisa lagi menolak ajakan Leo.

"Bagaimana Li, seleraku ok kan?".

"Ya kak, lumayan", kataku tersenyum.

Aku menikmati pertunjukan musik itu, sampai aku lupa sudah berapa jam aku disitu.

Langit mulai agak gelap Leo mengajakku makan malam bersama, aku tidak bisa menolaknya lagi, dia sungguh cerdik, aku hanya bisa menego untuk mencari tempat makan searah asramaku.

Kami berjalan menuju asrama, melewati taman kecil disamping asramaku, Leo mengajakku untuk mengobrol sebentar.

"Li aku menyukaimu", tanpa berbasa basi Leo mengatakannya langsung sambil menatap wajahku.

Aku berpikir bagaimana cara menolaknya agar kali ini dia benar benar menyerah.

Leo masih memandangku menanti jawaban, ok baiklah aku akan mencobanya dengan penolakan standarku.

"Kak, aku tidak tertarik untuk berkencan atau memiliki pacar".

"Ya aku tau, lalu kamu akan memakai mantanmu sebagai alasan lagi kan Li?".

"Oooppsss", kataku tersenyum, mencoba bercanda agar tidak terlalu serius.

"Kalau gitu kakak tau kalau aku akan memakai alasan apapun untuk menolak kakak kan?", tanya ku dengan bermaksud membuatnya mundur.

"Aku hanya mengatakan aku menyukaimu, aku tidak mengajakmu berkencan atau pacaran".

Oh ya ampun, Leo sungguh menyulitkanku.

"Apa langkahmu selanjutnya adalah menghindariku Li?".

"Ya tentu saja", jawabku spontan.

"Baiklah aku tidak bisa melarangmu soal itu, aku akan memperlakukanmu seperti teman agar kamu lebih nyaman dan menunggu sampai kamu siap untuk membuka hatimu Li".

Aku tidak bisa berkata-kata lagi.

Hari-hari berikutnya aku menjalani rutinitasku seperti biasa, Leo juga memperlakukan seperti teman biasa.

Tidak ada ajakan makan bersama, mengantarkan aku pulang, atau mengirimkan pesan singkat setiap hari.

Ia hanya melakukan hal yang sewajarnya teman, hanya bertegur sapa kalau di kantor, kadang akan bercanda jika ada kesempatan, itupun dia lakukan saat aku bersama rekan kerjaku atau kami kebetulan bertemu.

Mungkin yang aku bisa rasakan sedikit berbeda adalah dia seperti lebih menjagaku saja di saat tertentu.

Seperti saat aku lembur, maka ia akan menungguku dan mengantarku pulang. Atau jika aku tampak kerepotan dengan sesuatu, ia akan membantuku, lalu pergi berlalu.

Aku tidak bisa menolak kebaikan seperti itu, lagipula dia kakak Mayra.

Tidak terasa sudah 1 1/2 tahun aku menjalani S2 ku, dan sudah hampir 2 tahun aku meninggalkan Indonesia jika dihitung dengan masa persiapanku sebelum masuk kuliah.

Salah satu teman asramaku akan menikah di Jakarta, Bella namanya. Ia mengambil jurusan yang berbeda denganku, kini ia hanya tinggal menyelesaikan tesisnya saja.

Ia menikah di Jakarta karena calon suaminya juga orang Jakarta, selama ini mereka berhubungan jarak jauh.

Selain aku, tentu saja Mayra juga diundang yang membuatku kaget adalah Leo juga diundang, ternyata Bella juga mengenal Leo.

Bella menikah saat kampus sedang libur semesteran, di bulan Desember. Aku akan menggunakan kesempatan ini juga untuk mengunjungi keluargaku di kampung halaman.

Aku menginap 1 malam di salah satu hotel di Jakarta yang lokasinya dekat dengan resepsi pernikahan Bella.

Karena Mayra mempunyai agendanya sendiri setelah resepsi dengan pacar Sydneynya yang ikut datang ke Indonesia, maka aku mau tidak mau, tidak bisa menolak Leo untuk mengantar jemputku.

Sesampainya ditempat resepsi segala sesuatunya berjalan lancar, kupikir aku akan pamit kembali ke hotel, lalu besok pagi pulang ke kampung halamanku, ya itu rencanaku.

Aku menunggu Leo di depan gedung resepsi, ia sedang mengambil mobil di parkiran.

Kulihat wajah yang tak asing sedang merokok tidak jauh dari tempatku berdiri saat ini.

Ia mematikan rokoknya dan hendak masuk kembali ke acara gedung resepsi lagi.

"Lily..... kamu masih cantik seperti dulu", Reiner berkata, kulihat matanya berkaca kaca menahan nangis.

"Hai Rei... kulihat kamu juga tidak berubah crybaby", kataku tersenyum.

Ia ikut tersenyum mendengarku, lalu menghapus air mata diujung matanya agar tidak jatuh menetes. Aku juga sebenarnya menahan diri untuk tidak menangis.

"Apa kamu sudah menikah Rei?", tanyaku setelah melihat cincin di jarinya saat dia mengusap matanya.

"Belum Li ini cincin pertunangan".

"Apa kabarmu Li? Apa kamu sudah kembali ke Indonesia?".

"Sekolahku belum selesai aku hanya datang untuk hari ini saja", jawabku.

Lalu kulihat wanita cantik mendekati Reiner.

"Perkenalkan Li, tunanganku Cynthia".

"Hai aku Lily, aku dan Reiner dulu berkuliah di tempat yang sama", kataku sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

"Ada apa Rei, kamu tampak sedih", tanya Cynthia kepada Reiner.

"Akhh itu tadi, aku bercerita bahwa salah satu kenalan kami sedang sakit keras jadi Reiner mungkin agak kaget mendengarnya", jawabku mendahului sebelum Reiner yang menjawab.

"Ooo ok, Rei mama bilang dia sudah lelah dan ingin pulang, sampai nanti Lily, senang berkenalan denganmu", pamit Cynthia sambil tersenyum.

Kulihat Cynthia berjalan masuk membantu mama Reiner yang sedang berjalan sangat pelan menggunakan tongkat.

"Rei, terima kasih karena tidak menungguku, dia cantik dan baik Rei, aku ikut senang untukmu".

"Li apa kita bisa berteman?".

"Tidak Rei, kamu akan menikah", kataku sambil melihat ke arah mama Reiner.

"Apakah kamu sudah memiliki pasangan Li?".

"Ya Rei", kataku berbohong padanya.

Kulihat mobil Leo sedang menuju kearahku.

"Rei aku sudah dijemput, bye Rei", kataku hendak meninggalkan Reiner.

"Li...", aku menghentikan langkahku dan berbalik melihat Reiner, sebenarnya aku ingin cepat masuk mobil karena air mataku sudah akan jatuh sebentar lagi.

"Li...kamu masih cantik seperti dulu, berbahagialah Li", kata Reiner sambil tersenyum.

Aku menganggukkan kepalaku dan melambaikan tangan pada Reiner.

Di mobil aku tidak lagi bisa menahan tetesan air mataku.

Leo memberikan beberapa lembar tissue kepadaku, aku berusaha mengontrol emosiku, dan hanya meneteskan beberapa air mata.

Sepanjang perjalanan menuju hotelku aku dan Leo sama-sama terdiam dengan pikiran kami masing-masing.

"Apa dia Reiner?", tidak kusadari, kami sudah berada diparkiran lobby hotelku.

"Ya", jawabku singkat.

"Apa kamu akan kembali padanya?".

"Tidak kak, dia dan aku sudah menutup buku cerita kami".

"Aku akan menunggumu Li, sampai kamu bersedia membuka hatimu lagi. Jika saat itu datang dan bukan aku orang di hatimu, maka aku akan mundur dan menghilang dari kehidupanmu", kata Leo kepadaku.

Aku hanya menunduk terdiam, saat ini aku

tidak mempunyai energi untuk berdebat.

"Li jika kamu mau menjadikanku pelarian pun aku rela, selama aku bisa berada di sampingmu. Sampai suatu saat jika ada orang lain menggantikanku, maka baru aku akan menyerah Li".

"Kak aku mau istirahat lebih awal", aku sungguh hanya ingin segera mandi di bawah shower mungkin itu akan membuatku merasa lebih baik.

"Baiklah, sampai nanti Li".

"Sampai nanti kak, terima kasih untuk tumpangannya malam ini".

Aku segera masuk ke kamarku.

Di bawah shower aku berpikir, apapun alasannya Reiner sudah melangkah menuju babak baru dalam kehidupannya, harusnya aku ikut berbahagia, karena itu sesuai doaku. Kini aku hanya akan mendoakan diriku sendiri, agar bisa memulai babak baru juga, aku tidak ingin hidup sendiri, suatu saat aku juga ingin menikah dan memiliki keluarga.

1
Whyro Sablenk
mkch thor...
crtnya bagus, ending-nya bikin nyesek, harusnya bikin ending mereka bs bersama lg thor...
fien: endingnya diambil dari kisah nyata ditambahkan bumbu2 menjadi karya fiksi kak 🥰
terima kasih kak untuk dukungannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!