It'S Me, ALETA

Aleta memandang pantulan dirinya dicermin full body yang ada di kamarnya. Gadis itu tampak anggun dengan balutan kebaya modern yang membentuk tubuh langsing nya. Dipadukan dengan rok batik model span bermotif kalem menambah kadar kecantikan seorang Izhaka pada Aleta. Rambutnya ditata sederhana dengan mutiara kecil menghiasi belakang rambutnya, menambah kesan plus pada penampilannya. Wajahnya dipoles make up tipis agar terlihat segar. Dengan pipi chubby nya itu Aleta tampak menggemaskan.

Sebelum turun Aleta tampak menyambar tas kecil berwarna coklat. Menghela napas pelan sebelum akhirnya membuka pintu.

Ketukan heels yang Aleta pakai membuat semua orang menoleh pada dirinya. Aleta tampak begitu cantik dan anggun, kesan feminim juga melekat pada dirinya. Berbeda dengan sang mama yang enggan mengenakan heels ketika masih remaja dulu, Aleta lebih fleksibel menggunakan apa saja.

Rambut coklatnya tampak menyatu dengan kebaya yang Aleta kenakan. Meskipun menggunakan warna yang sama dengan Ranti dan sang mama, tapi aura Aleta benar-benar berbeda. Aleta tampak menonjol dengan make up tipisnya.

Bahkan para teman-teman Athaya sampai tidak berkedip melihat sosok Aleta yang tampak begitu cantik. Sedangkan Paula sejak tadi sudah menjadi fotografer pribadi Aleta, memotret gadis itu secara candid dan membagikannya digrup pribadi mereka berempat. Bahkan grup tersebut saat ini tengah ramai dengan celotehan Bella dan Lisa yang tengah mengomentari penampilan Aleta itu.

Pasti banyak buaya godain anak ini nanti. Batin Ady tampak kesal melihat penampilan Aleta, Ady tidak suka jika adiknya ini digoda oleh laki-laki buaya darat.

Kok gemes banget sih dek. Athaya harus menahan diri untuk tidak mencubit pipi gembul adiknya itu.

Izhaka beneran kalau gini mah, siapa yang bisa membantah kalau kamu gak bisa mewarisi Izhaka dimasa depan. Akmal memang berwajah datar, namun tatapannya intens menatap sang adik.

Jika ditanya apakah Ranti cemburu? Jawabannya adalah tidak, karena pada kenyataannya Ranti juga terpesona dengan penampilan Aleta kali ini. Adik iparnya itu tampak menggemaskan dan cantik, Ranti ingin mencubit pipi gembul gadis Izhaka itu.

"Kayaknya nanti kamu harus berdiri disamping Papa deh Al" Aleta hanya menatap polos pada Levi.

"Lalu Mama? "

"Ya kalian berdua gandeng Papa"

"Atha sendirian Pa" Athaya bersuara dengan nada sinis, tidak heran jika Athaya dan Levi tidak pernah akur. Keduanya kerap kali berdebat dan memperebutkan hal kecil sekalipun. Bisa dibilang jika Levi penat maka Athaya adalah orang yang pertama dicari. Entah itu untuk berdebat atau apa saja, Athaya seakan mampu menghilangkan penat Levi hanya dengan berdebat kecil dengan Athaya.

Berbeda pula dengan Aleta yang manja, melihat Aleta yang tertidur pulas dapat menghilangkan rasa lelahnya. Levi selalu memanjakan Aleta, namun tidak lupa juga dengan sang istri. Aleta sangat manja padanya, apalagi hidup terpisah dengan kedua saudaranya dan orang tuanya membuat Aleta akan bermanja-manja ketika bertemu.

Berbeda pula dengan Chacha, selelah dan se penat apapun Levi. Pasti memiliki tenaga untuk menggempur istri cantiknya itu. Chacha tetap terlihat cantik meskipun usianya tidak muda lagi. Chacha tau menjaga penampilannya agar suaminya tidak berpaling darinya. Dan terbukti jika Levi masih begitu menggilai istrinya itu.

"Ngalah kek sama Papa, Tha"

"Papa yang ngalah sama Atha, Papa kan sudah ada Mama yang gandeng. Bang Akmal ada Kak Ranti, Atha sama siapa? " Levi senang sekali membuat Athaya kesal.

"Sudah-sudah, kalau gini terus kapan berangkatnya. Papa juga, jangan digoda mulu anaknya. Kasian Atha" Athaya tersenyum mengejek pada sang papa ketika Chacha angkat bicara.

Aleta yang diperebutkan sejak tadi hanya diam memainkan ponselnya, dirinya tampak sibuk berbalas pesan entah dengan siapa. Sesekali senyum kecil juga terbit diwajah cantiknya itu.

"Tha, bawa mobil Mama yang hitam ya, yang putih biar dibawa Abang. Mama sama Papa satu mobil dengan Uti" Athaya hanya mengangguk dan mengambil kunci mobil yang dimaksud.

"Ady kamu beneran gak ikut? "

"Enggak deh Ma, besok aja ya Ady ikut. Mereka gak ada temennya di rumah kalau Ady ikut" Jelas Ady secara hati-hati. Karena tadi Chacha sudah mengajaknya dan menyiapkan seragam yang sama dengan mereka.

"Ya sudah terserah kamu, kalau pengen sesuatu beli aja ya. Tante Nilamnya ada di rumah uti, uangnya ambil dilaci. Oh iya, seblak diujung gang sana enak loh. Kalau pengen coba sama rame-rame kesana. Kunci motor juga dilaci" Chacha langsung menyusul anak dan suaminya yang sudah keluar terlebih dahulu.

Teman-teman Athaya hanya merasa takjub dengan Chacha, seakan tidak peduli dengan kehadiran mereka karena kesibukannya dengan acara Mateo. Namun sebenarnya sangat memperhatikan kebutuhan mereka, lihatlah sekarang bahkan dia juga memberikan fasilitas dan uang saku untuk mereka.

"Gue gak nyangka Aleta cantik banget tadi, padahal pas dilapangan ganasnya minta ampun" Difan berkomentar setelah mendengar deru mobil menjauh dari halaman rumah itu.

"Keturunan Mama Chacha sama Papa Levi emang ada yang gagal? " Tanya Ady.

"Gak ada sih, Akmal sama Athaya juga diatas rata-rata tampannya. Al, lo nyesel gak mutusin Aleta? "

Aldeon hanya terdiam, seakan tersadar dari pengaruh hipnotis kecantikan yang Aleta berikan. Menatap Difan dengan tatapan sinis. Berulang kali pertanyaan itu ditanyakan, maka jawabannya akan sama. Aldeon belum bisa melupakan sosok Aleta, rasa sesal nya masih tertinggal dan tertata dengan rapi dihatinya. Meskipun Aleta sudah tampak tidak peduli, binar harapan dimata Aldeon masih terpancar jelas jika pemuda itu ingin kembali menjalin hubungan dengan Aleta.

Tanpa semuanya sadari jika Alex sejak tadi menyimak apa saja yang mereka bahas. Ada kilat lain dimata Alex yang tidak disadari siapapun.

"Ayo kalau mau nyeblak" Ady siap dengan beberapa kunci motor di tangannya.

"Gue gak ikut" Alex langsung berlalu begitu saja ke teras depan. Pemuda dingin itu memang hanya pelengkap saat berkumpul.

"Cecil bonceng Kak Ady ya" Pinta Cecil yang diangguki oleh Ady.

"Mon, lo mau bonceng sama siapa? " Mona tampak diam, dirinya masih kesal saat Athaya tak mengajaknya walau sekedar basa-basi. Padahal Athaya memiliki pasangan, namun malah memilih datang seorang diri. Meskipun ada Aleta yang mendampinginya nanti.

"Atau lo mau di rumah aja? " Tawar Difan.

"Kalau Kak Mona gak ikut, Cecil juga gak ikut. Kasihan Kakak kalau ditinggal sendiri" Alasan lainnya karena Alex juga tidak ikut.

"Gue bonceng lo aja deh, Fan" Tampaknya Mona tidak menyadari jika Cecil memiliki maksud lain dari perkataannya.

"Berarti lo sendirian Al"

"Gak masalah" Jawab Aldeon santai.

"Ya udah ayo berangkat, tanyain si Alex mau dibawain apa nanti" Ady tampak masuk lagi kedalam kamarnya dan keluar menggunakan hoodie yang menutupi kaos yang dirinya kenakan tadi.

Alex hanya menatap kepergian teman-temannya dengan ekspresi datar, namun senyum tipis tampak tercetak diwajah tampan itu ketika menatap ponselnya, mendapati sang kekasih yang mengirim foto random pada dirinya.