NovelToon NovelToon
SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

SEKRETARIS YANG MENGGEMASKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Media film

Johan seorang pemuda tampan yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, ia selalu di marahi oleh bos nya karena suka ngomong ceplas ceplos, suatu saat tumbuhlah benih-benih cinta di antara mereka, namun adik tiri dari pemilik perusahaan itu mempunyai niat jahat kepada kakak tirinya itu.

ikuti kisah romantis mereka dalam cerita yang berjudul ''sekertaris yang menggemaskan''

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Media film, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amnesia

Burhan dan Sinta lalu duduk sambil menunggu kedatangan Intan, akan tetapi mereka masih mencemaskan keadaan Johan yang sampai sekarang belum sadar.

‘’Huh..syukurlah kamu menghubungi orang yang tepat, ternyata tebakan kamu benar sayang’’ kata Burhan yang merasa lega.

‘’Iya, mas. Lega rasanya, tapi gimana nanti menjelaskan kepada dia kalau kita sebenarnya yang sudah menabrak lelaki itu’’ ucap Sinta yang cemas kembali.

‘’Kamu tenang saja, biar aku yang jelasin nanti’’ kata Burhan supaya istrinya tidak cemas.

‘’Iya, mas’’ sahut Sinta.

Setelah meminta ijin kepada Vany, Intan pulang ke rumah, ia begitu panik dan berlari menuju ke kamar ibunya.

‘’Bu..!’’ Intan berteriak panik.

‘’Ada apa tan? Kenapa panik banget?’’ tanya bu Maryam penasaran.

‘’Gimana gak panik, bu. ini...uh..gimana jelasinnya? Ini...mas...mas Johan..’’ ucap Intan yang terbata-bata karena sangkin paniknya dan sangat gugup sekali.

‘’Apa sih Tan, tenang dulu ambil nafas pelan-pelan dan keluarkan perlahan’’ ucap bu Maryam menyarankan.

Intan pun mengikuti apa saran ibunya, ia mengambil nafas dalam-dalam lalu mengelurkan dengan pelan supay ia bisa agak tenang.

‘’Ini masalah mas Johan, bu...’’ ucap Intan dengan wajah yang masih bersemu merah karena panik.

‘’Apa! kenapa dengan Johan? Jangan buat ibu ikut panik dong?’’ ungkap bu Maryam yang merasa resah.

‘’Mas Johan...dia kecelakaan, bu’’ kata Intan sambil meremas roknya.

Bu Maryam sangat terkejut dan kaget mendengar berita tersebut. Ia pun ikut panik dan khawatir dengan keadaan Johan saat ini.

‘’Terus dimana dia sekarang?’’ tanya bu Maryam panik.

‘’Di rumah sakit Susilo, bu’’ jawab Intan sambil ngos-ngosan.

‘’Ya sudah, ayo kita kesana sekarang’’ balas bu Maryam dengan tergesa-gesa, suaranya bergetar menahan rasa cemas dan khawatir.

Mereka segera bersiap-siap lalu mereka berdua berboncengan menaiki sepeda motor menuju ke rumah sakit. ‘’Johan..kenapa ini harus terjadi sama kamu? semoga kamu baik-baik saja, nak’’ ucap bu Maryam lirih sambil berpegang erat ke pinggangnya Intan.

Di rumah sakit, Burhan dan Sinta sangat cemas menunggu kedatangan Intan yang di rasa sangat lama. Hari semakin gelap menandakan kalau hari berganti malam.

Burhan melirik ke jam tangan yang melingkat di pergelangan tangannya. Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam. Suasana di ruang tunggu semakin membuat Burhan dan Sinta cemas menanti kedatangan Intan.

‘’Kenapa aku jadi cemas gini, semoga keadaan lelaki itu baik-baik saja’’ ucap lirih Sinta, tangannya bergetar di pelukan suaminya. ‘’dia kok lama banget ya mas? Sampai sekarang dia belum datang?’’ ucapnya lagi dengan wajah cemasnya.

‘’Kamu yang tenang yah, mungkin perjalanan macet, jadi dia agak lama datangnya’’ kata Burhan mencoba menenangkan istrinya.

‘’Tapi aku tetep khawatir, mas. Kita tidak bisa menunggu di sini seharian’’ ucap Sinta mengeluh.

Burhan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Kemudian menatap wajah istrinya dengan wajah penuh tekad.

‘’Aku tahu, tapi bagaimana pun kita harus bertanggung jawab, kita harus memastikan semuanya berjalan lancar. Sabar ya, mungkin sebentar lagi dia akan datang’’ ucap Burhan memberi ketenangan pada istrinya.

Sinta mengangguk mendengar ucapan suaminya, ia mencoba meredam rasa cemas dan khawatir pada dirinya. Tak lama kemudian ponsel Johan yang di pegang oleh Sinta berdering. Dengan antusias Sinta pun mengangkat panggilan tersebut.

‘’Halo, mabk’’ sapa Sinta di sambungan telefon.

‘’Halo, aku sudah di rumah sakit, kamu dimana?’’ balas Intan.

‘’Aku di ruangan IGD mbak, di ruang tunggu’’ balas Sinta.

‘’Oke aku kesana’’ sahut Intan.

Burhan dan Sinta nampak tersenyum, setelah melihat ada dua wanita berjalan menghampirinya.

‘’Mbak Intan?’’ kata Sinta dengan ramah sambil menjulurkan tangan untuk berjabatan.

‘’Iya betul, dan ini ibu saya’’ jawab intan dan mengenalkan ibunya.

‘’Gimana keadaan Johan?’’ tanya bu Maryam dengan wajah yang cemas dan suara agak bergetar.

‘’Gini, bu..’’ ucap Burhan dengan suara berat dan menatap bu Maryam.

‘’Menurut Dokter, katanya luka-luka Johan sudah di tangani. Tapi untuk detail lebih lanjut, Dokter tadi bilang akan di sampaikan kepada pihak keluarga’’ kata Burhan.

‘’Lalu Dokternya dimana, pak?’’ tanya Intan dengan wajah khawatir dan cemas.

‘’Ruangan Dokter ada di ujung sana , mbak’’ jawab Sinta sambil menunjuk ke arah ruangan Dokter tersebut.

Hati mereka terasa sangat berat, mereka saling berpegangan tangan mencoba memberikan dukungan satu sama lain. Semua berharap kalau keadaan Johan baik-baik saja.

Di saat mereka mengobrol, kebetulan Dokter tersebut datang dan berjalan menghampiri mereka semua. ‘’itu Dokternya ke sini, mbak’’ kata Burhan.

‘’Iya’’ sahut Intan.

Namun saat Dokter itu sudah dekat dengan mereka. Dia menolak untuk di ajak bicara dan berjalan masuk ke ruangan Johan. ‘’Dok, ini ada...’’ ucap Burhan dan langsung di potong oleh Dokter tersebut.

‘’Sebentar ya, aku periksa pasien dulu’’ kata Dokter tersebut seraya masuk ke dalam ruangan Johan.

Mereka berempat saling berpandangan satu sama lain dan menghembuskan nafas kasar, ‘’huft..’’. tak lama kemudian Dokter itu keluar dari ruangan tersebut dan segera menghampiri mereka.

‘’Gimana Dok, keadaan Johan?’’ tanya bu Maryam.

‘’Oh, jadi anda keluarganya, baik mari ikut ke ruangan saya’’ jawab Dokter tersebut.

Mereka bertiga berjalan bersama menuju ruang si Dokter tersebut, ‘’kalian tolong tunggu di sini dulu ya, aku mau bertanya-tanya sesuatu dengan pak Dokter’’ kata Intan menyuruh Burhan dan Sinta untuk menunggu.

‘’Iya, mbak’’ balas Sinta.

Sesampainya di dalam ruangan Dokter, Intan dan bu Maryam di persilahkan untuk duduk di kursi yang sudah di sediakan dan mulai obrolan mereka.

‘’Mohon maaf sebelumnya bu, saya akan langsung menjelaskan mengenai kondisi pasien. Memang tidak ada luka yang sangat serius pada tubuhnya, namun benturan keras di kepalanya bisa menyebabkan dia belum sadar sampai saat ini. Dia kehilangan banyak darah, tapi beruntung dua orang tadi segera membawa pasien ke sini. sehingga nyawanya masih bisa di selamatkan.’’ Kata Dokter menjelaskan keadaan Johan.

‘’Tapi, Dok. Kapan kira-kira dia akan sadar?’’ tanya Intan.

‘’Sola itu, saya belum bisa memastikannya. Namun kami akan selalu memantau kondisinya setiap hari, satu hal lagi yang perlu kalian tahu. Akibat benturan di kepalanya, dia bisa mengalami gegar otak ringan dan menyebabkan amnesia untuk sementara waktu. Saat dia sadar nanti, mungkin tak mengenali kalian’’ terang Dokter itu lagi memberi penjelasan.

‘’Apa! hilang ingatan, Dok?’’ kata Intan kaget, wajahnya nampak pucat.

‘’Ya ampun, Johan..kenapa ini semua terjadi padamu, nak?’’ ucap bu Maryam nampak sedih dan air matanya mulai mengalir membasahi kedua pipinya.

‘’tapi Dok, ini hanya sementara kan? Ingatannya pasti akan kembali lagi, kan Dok?’’ tanya Intan sambil terisak sedih.

Dokter pun menghela nafas panjang melihat mereka berdua bersedih, ‘’benar, ingatannya akan kembali, namun untuk waktunya tergantung perawatan dari kalian. Saran saya jangan terlalu memaksakan untuk mengingat semuanya. Kalian yang sabar ya’’ kata Dokter menasehati.

BERSAMBUNG...

1
Media rekor Slawi
novel sangat menarik ceritanya bikin greget dan ketagihan
Media rekor Slawi
ini novel keren banget, lanjut thour semangat terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!