Kansha

Elarion datang lebih awal dari biasanya, wajahnya menunjukkan keseriusan yang jarang kulihat.

“Kansha,” katanya lembut namun tegas, “hari ini kita akan melakukan perjalanan yang sangat penting. Aku ingin kau bertemu dengan salah satu makhluk tertua di Eldoria, makhluk yang telah berada di sini selama jutaan tahun.”

Aku terkejut dan penasaran. “JUTAAN TAHUN?? Makhluk apa itu, Elarion? Dan kenapa kita harus menemuinya?”

Elarion tersenyum tipis. “Kau akan tahu ketika kita sampai di sana. Ini adalah perjalanan yang panjang, sekitar dua hari. Kita perlu bersiap dan mengatur penjagaan di barat dekat perbatasan kegelapan, terutama di rumah di tempat istirahat Lord Of Eldoria.”

Aku mengangguk, segera bergegas mengumpulkan barang-barang yang mungkin kami butuhkan untuk perjalanan ini. Sementara itu, Elarion berbicara dengan makhluk-makhluk magis lainnya, meminta mereka untuk berjaga-jaga selama kami pergi. Dia memanggil Arkon, seekor singa raksasa dengan bulu emas yang bersinar, dan Liora, seekor burung hantu besar dengan mata cemerlang yang bisa melihat jauh ke dalam kegelapan malam. Mereka akan menjaga perbatasan dan memastikan tidak ada ancaman yang mendekati rumah Nenek Seruni.

Selain itu, Elarion juga meminta bantuan dari Roh Pohon, makhluk berwujud manusia Thalos, serta Vyx, seekor ular raksasa dengan sisik berkilauan yang mampu menyusup ke celah-celah terkecil. Bersama-sama, mereka akan menjaga keamanan hutan selama kami pergi.

Setelah persiapan selesai, kami memulai perjalanan kami. Elarion, dalam bentuk besarnya, membiarkanku duduk di punggungnya. Kami meluncur ke arah timur hutan dengan kecepatan yang mengagumkan, melintasi sungai-sungai dan melewati lembah-lembah hijau. Perjalanan itu penuh dengan keindahan, namun hatiku dipenuhi dengan rasa ingin tahu dan kecemasan.

Di malam pertama, kami berkemah di dekat sebuah danau yang tenang. Airnya begitu jernih sehingga aku bisa melihat ikan-ikan kecil berenang di dalamnya. Kami duduk di dekat api unggun, menikmati kehangatan dan ketenangan malam.

"Elarion," tanyaku, "apa yang akan kita temui di sana?"

Elarion menatap ke arah bintang-bintang. "Kansha, kita akan bertemu dengan makhluk legendaris, seekor kura-kura raksasa yang telah hidup selama jutaan tahun. Di atas cangkangnya tumbuh pohon-pohon besar, menjadikannya hampir tak terlihat sebagai makhluk hidup, kau akan sangat terkejut setelah melihatnya secara langsung. Dia adalah makhluk tertua sekaligus penjaga tertua terakhir hutan ini."

Aku terdiam, membayangkan seperti apa makhluk itu. "Dan kenapa kita harus menemuinya sekarang?"

Elarion menghela napas. "Karena waktunya sudah hampir habis. Makhluk itu akan segera mengakhiri hidupnya, dan ada banyak hal yang harus kita pelajari darinya sebelum itu terjadi." Elarion terlihat berat mengucapkannya. 

Pasti berat baginya karena akan kehilangannya. 

...-----...

Saat Elarion mulai tidur, aku memanjat sebuah batu besar dan duduk memandang bintang-bintang. Ketenangan malam dan keindahan langit yang penuh bintang membuat pikiranku melayang. Aku mengingat kehidupanku sebelum datang ke Eldoria. Aku terdiam, merasa sedikit rindu pada masa-masa itu, meski aku tahu bahwa aku telah banyak berubah.

Tidak lama kemudian, Elarion terbangun dan mendekatiku. "Apa yang kau pikirkan, Kansha?"

Aku tersenyum kecil. "Hidupku sebelum datang ke sini, Elarion. Aku adalah anak yang nakal, selalu membuat masalah dan sering membuat orang tuaku khawatir. Tapi di sini, semuanya berbeda. Aku merasa lebih bertanggung jawab dan... lebih kuat."

Elarion mengangguk. "Hutan ini memang memiliki cara untuk mengubah kita. Eldoria adalah tempat yang penuh dengan keajaiban, tapi juga tantangan. Kau telah tumbuh dengan baik, Kansha. Meskipun Aku tahu bahwa kamu pasti sangat ingin sekali pulang."

Aku perlahan menunduk "Ya, Aku tidak pernah ini pergi dari rumah melebihi seminggu sebelumnya. Kau tahu, Kana adikku pasti sudah bisa berjalan sekarang. Dan usiaku sebentar lagi akan genap 8 tahun. Dan mungkin namaku sudah dikeluarkan dari daftar murid sekolah kecil di desaku. Dan ketika aku keluar dari hutan ini, Kana mungkin sudah berusia 5 tahun. Ingin sekali aku menemaninya, menuntunnya untuk berjalan, dan banyak hal lagi. Dan kakekku, apakah ia masih baik-baik saja? Aku tidak tahu." ucapku dengan berat hati, dan hampir membuatku menangis. 

Elarion berubah wujud menjadi manusia, "Kansha, meskipun aku tidak mengerti tentang hubungan dan perasaan. Tetapi Aku bertanggung jawab atas setetes air mata yang kamu jatuhkan di Eldoria, Aku bertanggung jawab karena Lord Of Eldoria menyerahkanmu padaku. Dan jangan berpikir dulu kalau ini hanya tugas, meskipun aku sudah lama berada di hutan ini, Aku merasa lebih hidup ketika Aku bersamamu. Jadi janganlah merasa kesepian, Aku disini akan menemanimu dan mengantarkanmu kembali ke desamu." Elarion berdiri mengusap kepalaku. 

"Terima kasih Elarion," jawabku dengan air mata yang perlahan keluar, namun Elarion menghapusnya. 

"Hei, ceritakanlah yang menarik di desamu, daripada sesuatu yang membuatmu menangis." pinta Elarion.

Kami berbicara sepanjang malam, berbagi cerita dan kenangan. Saat fajar mulai menyingsing, kami kembali melanjutkan perjalanan.