Demi menjalankan wasiat dari almarhum Om nya Kean rela menikahi Tasila yang merupakan istri dari sang om yang ditinggal meninggal. Kean rela menikahinya secara diam-diam demi bisa merawat dan menjaganya karena sejak ditinggal meninggal oleh sang Om Tasila menderita obsessive compulsive disorder.
Dengan sabar dan ikhlas Kean berusaha mempertahankan pernikahannya walaupun beberapa kali ia merasakan sakitnya tak dianggap. Namun, Kean tak menyerah! Demi mendapatkan hati istrinya Kean rela melakukan apapun bahkan hal-hal konyol yang sebenarnya bukanlah ciri khasnya sebagai seorang CEO muda yang cool.
____
Mampukah Kean mendapatkan hati Tasila seiring berjalannya waktu? Dan mampukah ia membuat sang istri benar-benar sembuh dari penyakitnya?
•••••••
(SEQUEL The Waits Gets Duda Elegan-Bisa dibaca terpisah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bingung Akut
Kean mengigit bibir bawahnya gelisah. Ia benar-benar bingung harus melakukan apa sekarang.
Devo itu laki-laki dewasa, mapan, dan memiliki persiapan yang cukup matang. Sejak perusahaannya bekerjasama dengan perusahaan Devo, Kean tau betul bagaimana tabiat laki-laki itu.
Devo adalah laki-laki anti basa-basi jika urusannya dengan masa depan. Dia bukan laki-laki yang patut diremehkan. Jika mau, mungkin Devo sudah mendapatkan ratusan bahkan ribuan wanita dengan bermodalkan tampang dan karirnya.
Bahkan Kean rasa di umurnya yang sudah kepala 3 itu masih banyak perempuan-perempuan muda yang suka rela jika diminta untuk menjadi pendamping hidup seorang Devo. Dan Kean khawatir, walaupun Ia sudah mewanti-wanti, Tasila pun akan sama seperti perempuan-perempuan lain.
"Ya Allah bagaimana ini?"
Kean benar-benar bingung dan tidak tau harus melakukan apa. Ia tidak mau kehilangan Tasila namun, hubungan Ia dan Tasila masih tertutup rapat sampai saat ini.
Kean menatap arloji di pergelangan tangannya.
"Aku harus ke sana sekarang. Aku harus tanyakan apakah Pak Devo sudah melamarnya atau belum dan apa jawaban dia."
Kean meraih jas kantornya di atas kastok. Ia akan datang berpura-pura sehabis dari kantor.
Dengan terburu-buru Kean keluar kamar dan menuruni anak tangga.
"Mah Kean ke rumah Tasila dulu urgent." Pamit Kean mencium tangan Arin terburu-buru.
"Hati-hati." Teriak Arin mengalihkan pandangannya dari layar TV.
****
Tasila meminum jusnya dengan raut khawatir dan gelisah. Ia nampak celingukan kesana kemari berharap ada malaikat yang dapat menolongnya dari situasi ini.
"Saya tau, kamu perempuan yang sholeha dan taat agama. Oleh karena itu tanpa basa-basi saya langsung mengutarakan niat baik saya. Jikapun ibu Tasila tidak ingin langsung akad, boleh kok kita ta'aruf dulu." Tutur Devo.
Tasila menunduk sambil memainkan jarinya.
'Aduh, Kean mana si. Ditelepon gak bisa, orangnya gak muncul-muncul.' Batin Tasila.
Ia benar-benar mengharapkan kehadiran Kean. Ia butuh bantuan laki-laki itu, Ia tidak sanggup mengucapkan sepatah katapun tanpa instruksi.
Karena sudah beberapa kali Ia melontarkan kata-kata penolakan namun Devo selalu punya solusi dan penangkal dari tolakannya.
"Tapi maaf Pak sekali lagi, sepertinya saya tidak bisa menerima Pak Devo." Hanya kata itu yang mampu Tasila keluarkan.
"Ibu Tasila... Tidak usah buru-buru, saya tau anda memang belum siap menikah dalam waktu dekat oleh karena itu saya tidak keberadaan untuk ta'aruf dulu."
Tasila menunduk dengan ekspresi frustasinya. Kenapa Devo memaksa sekali sepertinya? Ada apa dengan laki-laki itu sebenarnya?
"Kamu mau, kan jikalau ta'aruf dulu?" Devo masih berusaha membujuk Tasila.
Tasila melirik sekilas dan menunduk lagi.
"Saya tidak bisa Pak." Lagi-lagi Tasila menolak.
"Saya di awal sudah mengatakan bahwa saya siap menerima kamu apa adanya sekalipun kamu seorang janda. Saya tidak pernah mempermasalahkan status kamu, tidak usah minder ya."
Tasila terdiam cukup lama karena Ia benar-benar sudah kehabisan kata. Devo terlalu banyak membuatnya gagu dan seolah kata-kata di otaknya terbang entah kemana.
"Saya tetap tidak bisa Pak." Ujar Tasila sekali lagi.
"Berikan saya alasan yang jelas karena apa kamu menolak saya? Jika bukan karena laki-laki lain, bukan karena belum siap menikah, atau minder lantas karena apa?"
"K__karena s__saya...." Tasila benar-benar buntu untuk merangkai alasan.
Salah Kean juga, melarang menerima namun tidak briefing rangkaian kata-kata terlebih dahulu.
"Kerena saya?" Devo mengernyitkan dahinya.
"K__karena s__saya__"
"SUDAH MENIKAH." Sahut sebuah suara tiba-tiba.
seneng klo udh liat begini
semangat othorr💪💪💪🤭
semoga kebahgiaan menghampiri kalian .
mooga bisa nerima kean.. sila..
mau liat bucin nya mereka lgi.