NovelToon NovelToon
Benci-Benci Rindu

Benci-Benci Rindu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:70.8k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Raya Lituhayu (25) kecewa karena sang kekasih menikahi sekretaris pribadinya yang sudah hamil duluan. Bayu Agung Gunawan (27), menyimpan cinta untuk tetangga yang berprofesi sebagai pengacara dengan status janda.

Orangtua Raya dan Bayu berniat menjodohkan mereka untuk semakin mendekatkan dua keluarga. Tentu saja ditolak, apalagi hubungan mereka layaknya Tom and Jerry. Satu insiden membuat mereka akhirnya menerima pernikahan tersebut.

Kehidupan rumah tangga yang penuh drama dan canda, menimbulkan cinta. Namun, semua berantakan ketika kerjasama dua keluarga besar terpuruk. Bunda Bayu terluka dan Papi Raya harus mendekam di penjara. Hubungan Raya dan Bayu semakin renggang dan berujung perpisahan. Tidak mudah bagi Raya menjalani hidup setelah keterpurukan keluarga bahkan dalam kondisi hamil.

“Benci dan rindu itu batasnya tipis, sekarang kamu benci bentaran juga rindu sampai bucin. Ayolah, jangan jadikan kebencian ini mendarah sampai anak cucu kita."

===
Jangan menumpuk bab 😘😘😘🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15 ~ Bani Mau Makan

“Woy, ayo kita makan,” teriak Nia sudah berdiri di samping kubikel Raya.

“Sebentar.” Raya men sleep komputernya lalu mengantongi ponsel.

Malas pergi jauh, mereka hanya keluar kantor dan menuju area belakang gedung. Ada jalan yang sisi kiri dan kanannya terdapat banyak warung tenda dan rumah makan.  Jam istirahat begini, tentu saja ramai para karyawan karena berada di area perkantoran.

Sudah duduk  menunggu pesanan, Raya membuka ponselnya. Ada pesan dari Bayu.

[Istri, jangan telat makan ya atau mau dimakan sama gue?

Dahinya mengernyit membaca pesan tersebut.

“Memang apa rasanya kalau makan aku,” gumam Raya, tapi bisa didengar oleh NIa.

“Kenapa?” Mendadak rasa ingin tahu Nia sangat besar dan sempat melirik ke arah layar ponsel Raya. “Itu sih minta enak-enak.”

“Maksudnya?”

Nia menjelaskan maksud dimakan oleh Bayu sambil berbisik, tidak ingin didengar oleh pengunjung rumah makan lainnya. Raya langsung terbelalak.

“Kasih lo, nggak baik menolak permintaan laki.”

Jantung Raya langsung bertalu-talu membayangkan ia dan Bayu melakukan adegan makan yang dimaksud lalu menggelengkan kepala mengusir adegan yang ada di kepalanya. Apa ia sudah siap melakukan hal itu malam ini dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri? Mendadak hatinya gundah gulana.

[Memang aku ada rasanya kalau dimakan]

“Eh.” Ketikan balasan yang sebelumnya sudah diketik akhirnya terkirim. “Aduh, gimana ini. Sama aja nantangin,” gumam Raya.

“Makan dulu, udah lapar gue,” ajak Nia ketika pelayan mengantarkan pesanan mereka berdua. “Masalah lo sama Bayu mau saling makan memakan, ya nanti malam aja.”

***

Raya sedang merapikan meja kerjanya dan baru saja mematikan komputer, ponselnya bergetar ada pesan masuk. Dari Rama yang menyampaikan mendadak harus keluar kota dan belum sempat mengantarkan mobilnya. Juga pesan dari Bayu, bahkan sudah masuk dua puluh menit yang lalu.

Mendapati pesan dari Bayu sudah cukup lama, Raya pun gegas meninggalkan ruangan dan menunggu di lobby meski ia tahu kemungkinan besar suaminya terjebak macet. Di jam pulang kerja dan wilayah traffic jam. Sambil menunggu Raya sibuk dengan ponselnya.

“Raya.” Gadis itu menoleh, seorang pria mendekat dan duduk di sampingnya tanpa diizinkan.

Ternyata Bayu sudah hampir sampai, hanya saja dia datang berlawanan arah jadi harus putar balik yang memakan waktu sampai sepuluh meni. Mobilnya sudah memasuki kawasan gedung di mana Raya berada. tanpa menyampaikan kalau ia sudah tiba, Bayu sengaja ingin memberi kejutan. Kalau perlu ia datangi Raya di ruangannya.

Seperti sebelumnya, kedatangan Bayu cukup menjadi perhatian para wanita. Sosoknya yang tinggi dan tentu saja menawan, bahkan hanya dengan setelan kerja celana chinos cream dan kemeja hitam lengkap dengan sepatu kets.

Memasuki lobby, langkahnya semakin pelan ketika pandangannya tertuju pada sosok yang ia tuju. Raya yang duduk si kursi tunggu. Tidak ada masalah dengan gadis itu, selain terlihat imut dan cantik. Masalahnya adalah pria yang duduk di samping Raya. Keduanya jelas sedang berbincang meski didominasi oleh si pria yang terlihat sangat bersemangat.

“Siapa lagi tuh laki,” gumam Bayu.

Raya sangat menjaga pandangannya. Sesekali ia menunduk dan menganggukan kepala, bahkan tersenyum tanpa langsung bertatapan. Berbeda dengan si pria yang tatapannya cukup liar menurut pendapat Bayu. Sedang menebar pesona, senyum dan kalimat rayuan khas buaya darat.

“Kamu ajak Nia juga. Makin rame makin seru.”

“Hm. gimana ya?”

“Ada ceweknya juga kok. Anak marketing, lo juga kenal deh. Sekedar healing, berangkat sabtu pagi pulang minggu sore. Apa perlu gue yang minta izin sama keluarga lo.”

“Suami."

Raya dan pria itu menoleh.

“Lo harus izin dulu sama suaminya,” seru Bayu lagi.

“Bayu,” ucap Raya.

“Suami,” ujar pria itu heran.

Bayu memperhatikan Raya yang sudah beranjak dan menyilangkan sling bag ke pundaknya. Tidak terlalu takut, apalagi khawatir seperti ke gap sedang melakukan kesalahan.

“Sorry macet banget, ayo pulang.”

Bayu mengulurkan tangan. Wajahnya terlihat datar menahan marah, tapi bukan pada Raya. Ia pun tidak mengerti kenapa merasakan emosi seperti itu hanya karena melihat Raya didekati pria lain. sudah pasti pria itu rekan kerjanya.

Raya menyambut uluran tangan suaminya, mendadak hati Bayu berdesir. Emosinya langsung sirna. Seperti bara api yang tersiram air.

Busyet baru tangannya udah nyes banget ke hati, ucap Bayu dalam hati.

“Tunggu, gue lagi ngomong sama Raya.”

“Gue mau ajak dia pulang. Masalah?” Bayu kembali emosi.

“Raya, itu siapanya lo?”

Bayu terdiam menunggu jawaban istrinya, begitupun dengan Raya. Bisa jadi pernikahan mereka belum diketahui oleh perusahaan, rasanya Bayu ingin mengadakan resepsi hari itu juga atau mempublikasikan berita pernikahan mereka.

“Dia … suami aku.”

Yess. Bukan hanya hati Bayu yang bersorak, Bani pun mungkin ikut bergerak karena diakui oleh Raya.

“Hah, lo udah nikah?”

“Udah, lo denger ‘kan tadi Raya bilang apa. Gue suaminya dan lihat tuh di jarinya ada cincin pernikahan. Lain kali kalau cari mangsa, lihat-lihat. Jangan sampai salah sasaran, gue ….”

“Ayo pulang,” ujar Raya langsung memeluk lengan Bayu dan langsung menghentikan ocehan pria itu.

“Ayo, sayang. Udah nggak sabar nih pengen berduaan aja,” sahut Bayu lalu mengusap kepala istrinya.

Tanpa pamit dan salam penutup, pasangan itu berlalu meninggalkan lobby. Kali ini keduanya menjadi perhatian karena terlihat sangat serasi dan mesra. Raya tidak pernah terlihat dekat dengan pria manapun kini menggandeng seorang pria.

Saat tangan Raya perlahan turun, Bayu langsung mengembalikan ke posisi semula.

“Buaya darat masih ngeliatin kita, kalau mau akting jangan setengah-setengah. Kalau perlu kita cium4n di depan dia, biar kelihatan banget totalitas kemesraan kita,” bisik Bayu.

“Ogah. Yang ada aku bakal jadi baha ghibah satu kantor.

Keluar dari lobby, Bayu menunjuk mobilnya yang terparkir di area VIP.

“Kok parkir di situ? Itu khusus pejabat, nanti kamu ditegur security.”

“Halah, mereka diam aja waktu gue parkir.”

Mobil bayu perlahan keluar dari area gedung. Sambil fokus dengan kemudi, pikirannya masih penasaran dengan sosok pria tadi. Mungkin saja istrinya sering didekati dengan pria-pria modelan begitu karena Raya terlalu sayang diabaikan.

“Di kantor lo, banyak modelnya kayak tadi?”

“Maksudnya modelan kayak tadi itu, gimana?” Raya balik tanya dengan tatapan fokus ke depan.

“Pria yang ngobrol sama lo. Hati-hati, cowok model kayak gitu isi otaknya ngeres. Alasan doang ngajak healing, jelas mereka mau aneh-aneh.”

“Kamu kok paham, pengalaman ya,” ujar Raya lalu terkekeh saat Bayu berdecak.

“Bukan pengalaman, sesama pria jadi tahu mana tatapan biasa, berhasrat dan siap menerkam.”

“Iya, aku tahu. Lagian siapa juga yang tergiur sama pria yang sudah terkenal playboy.”

“Lo nggak nyindir gue ‘kan?”

Raya kembali terkekeh. “Merasa tersindir ya. Padahal yang aku maksud, orang tadi bukan kamu.”

“Awas aja, beneran gue makan lo. Mau tau rasanya lo kalau gue makan ‘kan?”

“Eh.”

 

1
bunda DF 💞
aaah gemes sm bayu yg tengiiil
Nurwana
mudah mudahan nantinya Bayu tidak menyesal.
Nurwana
sabar raya, ayahmu lagi dijebak.
Yuliani Latif
di bab ni sy dah subscribe...sy rasa cerita ni kelakar....
Atala Putri
bagus semua lah pokoknya novel mu thor
ᵉᴸiˢ🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
nunggu penjelasan knp papi pras begitu
Ersa
Luar biasa
Sri Widjiastuti
pagi nya kerja, dihh malu2 in gak ya? klo jalan kek pinguin??
Sri Widjiastuti
bukannya bayu bilang dada rata ya??? 😂😂
Sri Widjiastuti
😂😂😂ada ya modelan kek bayu
dina
karya yang bagus dan menghibur
Okta Liska
masak bayu kayak gitu... walau salah papinya tp yg kena imbasnya
Tri Handayani
akhirnya cerita raya dan bayu berakhir happy ending,,d tunggu karya selanjutnya thorrr'sukses selalu dan semangat berkarya.
Zuhril Witanto
ah dah tamat
Zuhril Witanto
biarlah si bdni puasa dulu...
Zuhril Witanto
😂😂🤭
Ilfa Yarni
happy ending akhirnya mereka semua bahagia duh senangnya
Defi
Abang Zayn punya adik kembar duo cantik 🥰
Defi
eh ada Mada dan Erlan
Defi
meski sulit berdamai dengan masa lalu tapi hidup harus terus berjalan 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!