NovelToon NovelToon
Hammer Of Judgment

Hammer Of Judgment

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: yersya

Hammer of Judgment yang membalas kejahatan dengan kejahatan. Apakah Hammer of Judgment adalah sosok pembela keadilan? Atau mungkin hanyalah sosok pembunuh?

Nantikan kelanjutannya dan temukan siapa sebenarnya Hammer of Judgment.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yersya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

Beberapa menit kemudian, kami sampai di rumahku.

 

“Silahkan masuk, Arvin,” ujar ibu sambil tersenyum.

 

“Ma-maaf mengganggu,” jawab Arvin.

 

“Kamu tidak perlu kaku begitu. Santai saja dan anggap seperti rumah sendiri,” ucap ibu, kemudian mengambil barang belanjaan dari Arvin. “Makanannya akan segera Tante siapkan, jadi kamu tunggu saja bersama Erina, ya,” tambah ibu sambil tersenyum.

 

“Ba-baik, Tante,” ucap Arvin. Aku kemudian mengajak Arvin ke kamarku yang berada di lantai dua.

 

“Silahkan duduk dimana saja,” ujarku.

 

Arvin mengangguk, dia kemudian duduk di atas karpet berbulu. Aku pun ikut duduk di sebelah Arvin sambil memeluk lututku. Sinar matahari sore menyinari kamarku, menciptakan warna merah keorenan yang menenangkan. Cahaya yang lembut memancar, memberikan suasana hangat dan damai. Aku kemudian menyandarkan kepalaku ke bahu Arvin.

 

“Maaf ya, jika kami terkesan memaksa,” ucapku.

 

“Ah, tidak apa kok. Malahan aku merasa sedikit senang,” jawab Arvin.

 

“Benarkah?” Tanyaku.

 

“Ya,” jawab Arvin sambil mengangguk.

 

Hening sejenak, cahaya matahari sore perlahan-lahan menghilang, digantikan oleh kegelapan malam. Tiba-tiba suara ketukan pintu kamarku berbunyi, memecahkan keheningan.

 

“Kak, makanannya sudah siap,” ucap Kana, adik perempuanku dengan selisih umur dua tahun.

 

“Ya, kami akan turun sekarang,” sahutku.

 

Aku dan Arvin kemudian turun ke lantai satu dan pergi ke ruang makan. Terlihat ibu dengan cekatan meletakkan piring-piring yang berisi sambal di atas meja makan, dibantu oleh Kana dan ayah yang duduk sambil membaca koran dengan seragam kantornya yang masih dipakai.

 

Aku dan Arvin duduk bersebelahan, diikuti oleh ibu dan Kana.

 

“Apa ada yang tidak kamu sukai, Arvin?” Tanya ibu.

 

“Tidak, tidak ada,” jawab Arvin, kali ini terlihat lebih santai dari sebelumnya.

 

Ayah kemudian melipat kembali korannya. Kami kemudian mulai menyantap makanan kami. Ruang makan menjadi hening, hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring.

 

Berbeda dengan ibu, ayah sejak melihat Arvin sama sekali tidak menanyakan apapun padanya. Tidak hanya itu, sejak Arvin duduk di meja makan, ayah selalu menatap Arvin dengan penuh kecurigaan.

 

“Berhenti menatapnya seperti itu, ayah!” Ujarku.

 

“Kenapa tidak? Kita tidak bisa percaya padanya begitu saja,” jawab ayah.

 

Aku menghela nafas. “Yah, bukan berarti aku tidak mengerti kenapa ayah bersikap seperti ini. Tapi ayah tidak perlu begitu curiga pada temanku kan?”

 

“Kamu itu terlalu percaya padanya, Erina. Karena itulah kamu…”

 

“Cukup, ayah! Arvin telah sering menolongku. Jadi, berhentilah mencurigainya!” Potonganku tegas, tanpa memberi kesempatan ayah untuk melanjutkan kalimatnya.

 

Hening kembali, ketegangan terasa di udara, membuat suasana makan malam menjadi tegang.

 

Ibu tiba-tiba menepuk tangannya sekali, memecah keheningan. “Baik, sudah cukup. Kalian membuat Arvin menjadi tidak nyaman.”

 

Suara tegas dan bijaksana dari ibu membuat suasana menjadi lebih tenang. Ayah berdecak kesal, lalu melanjutkan makannya.

 

“Maaf ya! Suamiku selalu curiga pada orang lain. Apalagi ini berhubungan dengan anak kami,” ucap ibu.

 

“Ah, tidak apa. Aku sama sekali tidak mempermasalahkannya,” ucap Arvin. “Karena itulah seharusnya tugas sang ayah,” tambah Arvin dengan wajah murung.

 

Hening kembali, kami kemudian melanjutkan menyendok makanan kami tanpa berbicara sepatah katapun.

 

Beberapa menit kemudian, aku dan Kana membantu ibu membereskan meja makan. Ayah yang sejak tadi hanya duduk diam di hadapan Arvin, sekarang mulai membuka obrolan.

 

“Apa kamu suka pada Erina?” Tanya ayah, membuat semua orang kaget mendengarnya.

 

“A-apa yang ayah katakan?” Tanyaku dengan wajah sedikit memerah.

 

“Diamlah dulu!” Ujar ayah dengan wajah serius. “Jadi, apa kamu menyukainya?” Tanya ayah kembali.

 

“Ya, saya menyukainya,” jawab Arvin dengan santai.

 

Aku senang mendengarnya, namun sepertinya Arvin salah paham dengan pertanyaan ayah. Yang dimaksud suka oleh Arvin pasti hanyalah sebagai teman. Tidak lebih dari itu.

 

“Bukan begitu, kak. Maksud ayah, apakah kakak mencintai kak Erina atau tidak,” ucap Kana, mencoba meluruskan kesalahpahaman Arvin.

 

“Mencintai?” Tanya Arvin.

 

“Iya, maksudnya apakah kakak ingin berpacaran dengan kak Erina atau bahkan ingin menikah dengannya,” jelas Kana.

 

Arvin terdiam mendengar hal itu, mencoba merenungkannya. “Entahlah, aku tidak tahu,” jawab Arvin. Ayah kemudian menghela nafas, sepertinya dia kecewa dengan jawaban Arvin.

 

“Hanya saja, aku tidak tahu apakah aku pantas untuk mencintai seseorang,” tambah Arvin, membuat semua orang terkejut.

 

Aku tidak tahu kehidupan seperti apa yang telah Arvin lewati selama ini sampai dia berbicara seperti itu. Namun, sejak aku bertemu dengannya, ada sebuah keinginan yang muncul di benakku. Yaitu aku ingin melihat senyumannya. Dan sekarang, keinginan itu telah terkabul. Jadi sekarang, aku akan melindungi senyuman itu.

 

Aku kemudian berjalan ke belakang Arvin, lalu mulai mengelus-elus kepalanya, sama seperti yang biasanya Arvin lakukan padaku.

 

“Apa yang kamu lakukan?” Tanya Arvin.

 

“Tidak ada, aku hanya ingin melakukannya,” jawabku sambil tersenyum.

 

Ibu dan Kana melanjutkan mencuci piringnya, sedangkan ayah hanya memejamkan matanya. Sepertinya mereka mencoba untuk mengabaikan kami agar aku dan Arvin tidak merasa canggung.

 

Pukul delapan malam, Arvin akhirnya pulang ke rumahnya setelah makan malam yang penuh dengan perasaan dan kesan yang berbeda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!