Elang Dan Merpati

"Dalam rangka apa ini?" tanya Darrel yang belum tahu tentang Merpati memenangkan tender proyek.

"Emang papamu tidak cerita?" tanya Abbey balik.

Darrel menggeleng, Dea menatap suaminya penuh selidik. Dary pun mengatakan jika dia belum sempat cerita.

Kemudian Dary pun mengatakan ke Dea, jika Merpati memenangkan proyek miliaran.

"Tadinya aku ingin cerita setelah kita makan malam, namun ternyata sudah keduluan dipanggil kemari."

Merekapun bersiap-siap untuk melakukan barbeque dibelakang mansion. Para pelayan dan penjaga juga sudah sibuk menyiapkan sesuatunya.

Jam 7 malam, semuanya pun sudah matang, mereka berkumpul bersama untuk memakannya.

Pelayan dan penjaga juga ikut bergabung, tidak ada perbedaan diantara mereka saat ini. Semuanya berkumpul seperti satu keluarga.

Setelah selesai, Dary dan keluarganya pun pamit pulang. Azri dan Sunita juga pamit pulang.

Raksa tidak bisa datang karena mereka pindah ke luar negeri. Mengikuti anak dan menantunya.

Perusahaan milik Raksa di kelola oleh orang kepercayaannya. Awalnya ia meminta Elang untuk mengelolanya. Namun karena Elang masih kecil waktu itu, jadi tidak bisa.

Dan juga Alvaro sudah pasti tidak mengizinkan. Jika putranya mengelola perusahaan Raksa, lalu siapa yang menjadi penggantinya nanti?

"Papa sudah memesan motor yang seperti kamu inginkan, dan dalam dua hari motor itu akan sampai."

"Terima kasih Pa, Papa adalah yang terbaik." Merpati langsung mencium pipi papanya.

Abbey tersenyum, selama ia berumah tangga kebahagiaan selalu menyelimuti nya. Ditambah lagi kehadiran dua anak yang sangat cerdas.

"Kepintaran anak kita menurun dari kamu sayang," ucap Alvaro. Kemudian ia merangkul istrinya.

"Hubby juga, jika tidak mana mungkin bisa memimpin perusahaan dan keluarga."

Saat ini mereka sudah berada didalam kamar. Dan yang lainnya juga sudah masuk kedalam kamar.

Karena besok akan ada kelas pagi, jadi Elang dan Merpati harus cepat istirahat.

Keesokan harinya ...

Di kampus dihebohkan dengan foto-foto mesra Hansen dan Levia, cewek yang mengejar-ngejar Hansen.

Bahkan di mading kampus juga ada foto mesra tersebut. Hansen tidak peduli, karena ia tidak merasa dekat dengan cewek itu.

"Ada apa? Heboh banget," tanya Merpati.

"Samperin yuk, mungkin ada pengumuman penting," jawab Darrel.

Merekapun mendekat ke mading yang mana banyak mahasiswa dan mahasiswi berkumpul.

Mereka heboh karena Hansen yang mereka kenal tidak pernah dekat dengan cewek manapun, tiba-tiba tersebar foto nya bersama Levia.

"Wah parah nih, pengen viral sampe rela mengedit foto kaya gini," ucap Merpati yang baru saja tiba.

Setelah ia mengamati dengan seksama ia bisa melihat jika foto itu editan.

Mereka yang tadi mencemooh dan bergosip semuanya memandang kearah Merpati.

"Kalian sudah tertipu, ini editan, masa kalian tidak bisa bedakan sih?" Merpati menjelaskan kepada mereka yang menatapnya heran.

"Ini zaman canggih teman-teman, apapun bisa dilakukan, apalagi kalau cuma ini." Marvel menimpali.

"Benar juga ya, pantas saja Hansen tidak peduli sama sekali," kata mahasiswa 1.

"Sudah, jangan percaya gosip murahan seperti ini. Bubar semuanya, lebih baik belajar yang benar jangan mencampuri urusan orang lain," ucap Darrel lantang.

"Tumben kamu pintar," bisik Merpati.

"Aku memang pintar, buktinya bisa masuk ranking kelas waktu kita sekolah menengah," jawab Darrel membanggakan diri.

Di ruang rektor ...

"Bisa kalian jelaskan ini?" tanya Pak Zulkifli.

Hansen dan Levia dipanggil untuk di interogasi. Disana juga ada beberapa dosen yang menyaksikan pernyataan mereka.

"Apa Bapak tidak lihat jika itu adalah editan, sejak kapan aku berfoto seperti itu. Jika ia untuk apa aku membuka aib ku sendiri?"

Hansen tentu saja akan membela diri saat dipanggil ke ruang rektor. Tadinya ia tidak ingin peduli dengan semuanya.

Namun ternyata urusannya tidak sesederhana itu. saat dosen melihat foto yang ada di mading, dosen langsung memanggil keduanya.

"Selama ini aku selalu menghindar dari mahasiswa dan mahasiswi lain, karena aku ingin belajar dan kuliah dengan tenang. Tapi apa, ketenangan ku ternyata masih saja diusik."

Para rektor, Dekan dan dosen terdiam. Memang, dari yang mereka tau, jika Hansen tidak pernah dekat dengan siapapun di kampus ini.

"Jika Bapak dan Ibu tidak bisa mengatasi masalah ini, maka saya akan keluar dari kampus ini." Baru kali ini Hansen bicara banyak.

"Dan kamu, aku bisa tuntut kamu atas pencemaran nama baik!" Hansen menunjuk Levia yang sejak tadi diam tertunduk.

Ia bersikap seolah dialah korban. Padahal itu hanya rencananya saja untuk menjatuhkan Hansen, dengan tujuan Hansen mau menerimanya.

Namun trik nya kurang bagus, masih ada celah kesalahan dalam editan foto tersebut. Para petinggi kampus pun meneliti dengan cermat foto tersebut.

Kemudian mereka mengangguk jika foto ini memang editan. Ternyata selama ini, Levia diam-diam memfoto Hansen.

Bahkan sudah banyak koleksi foto Hansen didalam kamarnya. Karena apa? Karena obsesi nya terhadap Hansen.

Karena Hansen tidak pernah menanggapi nya selama ini, Levia pun akhirnya nekat dengan menggunakan cara licik.

"Ya, setelah kami teliti, ternyata foto-foto ini adalah editan, dan kami akan melakukan sanksi pada pelaku atas pencemaran nama baik," ucap Pak Zulkifli.

Hansen bangkit dari duduknya, ia ingin menuntut Levia atas pencemaran nama baik. Sementara sanksi dari kampus, Levia harus di DO.

Levia pun menangis, ia memohon kepada petinggi kampus untuk tidak di DO. Namun keputusan sudah di buat.

Pak Zulkifli harus bertindak tegas dalam menyikapi masalah. Dan Hansen sendiri, dengan tanpa hati ia melaporkan Levia ke polisi.

Hansen berjalan melewati mahasiswa dan mahasiswi yang tadi mencemooh nya. Mereka semua meminta maaf.

Namun Hansen tidak menggubris mereka, malah berjalan keluar dari kampus. Hansen menghentikan langkahnya saat melihat Merpati.

"Apa kamu juga percaya dengan foto itu?" batin Hansen.

Sebenarnya sejak kejadian itu, saat Merpati menolongnya, Hansen diam-diam sudah mencintai gadis itu.

Namun ia ragu, mengingat dirinya korban broken home. Dan juga gengsi nya untuk memulai duluan sangat tinggi.

Hansen hanya bisa memendam perasaan dan mencintai dalam diam. Dan saat Merpati merangkulnya waktu itu, Hansen juga sudah tertarik.

Hansen hanya berharap, biarkan waktu yang menentukan. Namun ia diam-diam mencari artikel tentang gadis seperti Merpati.

Sementara Levia berjalan lesu keluar dari kampus. Saat melihat Hansen di parkiran Levia pun menghampirinya.

"Hansen, aku melakukan ini semua agar kamu mau menerimaku, aku tahu caraku salah. Tapi aku juga kesal karena kamu selalu menolak ku."

Hansen tidak berkata apa-apa, dia malah menghidupkan mesin motornya dan berlalu begitu saja.

Levia terduduk di tanah sambil menangis. Bertahun-tahun ia menyukai pria itu, namun tidak pernah di anggap.

Tidak berapa lama, dua orang polisi datang menjemputnya. Karena Hansen sudah melaporkan Levia atas pencemaran nama baik.