Mencintai Adik Angkat

Sampai di kamar, Boy menidurkan Aya. Boy lalu mengambil minyak urut agar enak mengurutnya.

Aya sudah tengkurap. Lalu Boy mulai memijit kaki Aya, setelah kaki Aya di kasih minyak urut.

"Gimana, enak ngga?"

"Enak. Tapi jangan kekencangan."

"Siap nyonya," kata Boy membuat Boy tersenyum dengarnya.

Boy terus memijit kaki Aya satu persatu. Lama lama pijitan Boy naik ke atas. Aya pakai daster, jadi ampang di bukanya.

"Boy, di bawah aja," sambil kepalnya menengok ke belakang.

"Harus ke atas juga dong Ya. Kan urat kaki sampai atas. urat kamu pada kencang ini, makanya sakit. Sudah diam aja, biar aku urut."

Aya yang di bilang uratnya pada kencang jadi menurut dan diam. Boy lalu mengurut kaki bagian atas. Aya lama lama merasa mengantuk karena pijitan Boy memang enak. Aya akhirnya tertidur.

Boy melihat ke Aya karena dari tadi tidak ada suaranya.

"Oh tidur. Pantas aja dari tadi ngga ada suara," kata Boy dalam hatinya.

Setelah itu Boy lebih leluasa memijit Aya. Boy menaikan kain yang menutupi kaki atas Aya sampai ke pinggang.

Boy membuka matanya lebar saat melihat indahnya dua daging yang di tutupi kian segitiga. Terlihat mulus, putih dan tidak besar juga tidak kecil.

Boy hanya memandangnya saja, Adiknya sudah bangun.

"Ya Tuhan, indah sekali ciptaan mu ini." kata Boy pelan.

Boy dengan pelan mengusapnya. Sambil tangan Boy masuk ke kain segitiga. Boy sambil memijit juga agar Aya merasa nyaman dan enak.

Boy cukup lama memijitnya. Adik Boy yang makin keras membuat Boy sangat tidak nyaman.

"Kalau kaya gini terus, aku bisa gila."

Boy lama lama benar benar tidak tahan. Lalu Boy duduk di kaki bagian atas Aya dengan pelan.

Rupanya Boy ingin memijit pinggang Aya dan juga sambil menempelkan adiknya di sela sela dua daging yang di tutupi kain segitiga.

Boy merasa ke enakan saat adiknya itu di tekan ke tengah tengah kaki. sampai akhirnya Aya terbangun karena merasa berat di duduki oleh Boy.

"Boy, berat."

Boy langsung turun karena kaget. Boy duduk di kasur. Aya melihat ke Boy wajahnya terlihat berbeda.

"Kamu kenapa? Kok kaya tegang gitu."

"Aku lagi nahan sesuatu Ya."

"Nahan apa?"

"Nahan ini," sambil tangan Boy mengusap adiknya. Aya melihat adik Boy yang di dalam celana berdiri.

"Ya Tuhan. Ya sudah aku balik ke kamar aja ya."

Aya mau duduk tapi Boy menahannya.

"Bantu aku dulu ya."

"Bantu apa? Jangan macam macam ya Boy. Kita belum nikah."

"Iya aku tau. Aku ngga akan macam macam kok. Cuman mau minta tolong sama kamu sebentar aja."

"Minta tolong apa?"

"Kamu tengkurap lagi. kamu akan tau nanti."

"Kamu ngga akan macam macam kan Boy."

"Ngga. Percaya sama aku."

Aya lalu tengkurap lagi. Setelah tengkurap, Boy langsung menaikan daster Aya ke atas. Boy lalu mengarahkan adiknya ke tengah tengah kaki bagian atas Aya.

Aya langsung kaget saat kulitnya bersentuhan dengan benda keras. Aya menengok ke belakang.

"Boy!"

"Diam lah. Bantu aku biar aku tidak merasa tersiksa."

Aya yang mahasiswa ke Dokter an langsung tau apa yang di inginkan Boy.

Aya juga tau bagai mana tersiksanya laki laki kalau sedang menginginkan nya.

Aya akhirnya diam dan membiarkan Boy melakukan apa yang di mau.

Aya merasa geli gimana gitu. Tapi Aya menahannya. Sedang Boy mulutnya keluar suara seperti menggeram.

Tangan Boy sambil mencengkram daging yang di tutupi kain segitiga.

"Sayang...."

Akhirnya sekitar lima menit, Aya merasakan ada air yang kental menetes di kaki atasnya. Boy sambil teriak tapi di tahan.

Setelah selesai, Boy mengambil tisu untuk membersihkan air yang menetes di kaki atas Aya. Setelah bersih, Boy langsung pergi ke kamar mandi karena mau membersihkan adiknya.

Aya lalu bangun dan duduk. Aya mencium bau air itu di kakinya. Aya lalu pergi keluar dari kamar Boy dan pergi ke kamarnya. Aya pergi ke kamar mandi untuk mencuci kakinya. Aya hanya bisa geleng kepala saat teringat dengan kelakuan Boy tadi.

Aya keluar dari kamar mandi setelah kakinya bersih. Aya lalu naik ke kasur dan ikut tidur bersama Ayu.

Boy keluar dari kamar mandi tidak melihat Aya. Tapi Boy yang merasa lelah naik ke kasur. Boy juga tidur karena mengantuk.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...