NovelToon NovelToon
Melawan Kematian

Melawan Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Identitas Tersembunyi
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fukano Jr

Seorang pemuda bernama Riu Zin, yang dipenuhi ambisi dan keinginan yang membara untuk mencapai kekuatan yang luar biasa, sehingga ia bersedia untuk melawan bahkan kematiannya sendiri.

Meskipun menghadapi tantangan yang tampak tidak mungkin, seperti melawan Surga yang bagi manusia adalah suatu kemustahilan, namun demi kekuatan yang diimpikannya, ia rela menghadapi segala risiko, bahkan kematian pun sudah menjadi bagian dari kesiapan dan tekadnya. Dengan tekad yang teguh dan semangat yang membara, pemuda ini siap menghadapi segala rintangan dan tantangan, mengejar impian dan ambisinya dengan penuh determinasi dan keberanian yang luar biasa.

Ini bukan tentang mencari kesempurnaan,cerita ini tentang mencari Mati! Ambisi dari seorang Pemuda yang merasa tertantang dan mengikuti seseorang yang menurutnya bisa di andalkan.


Mari baca cerita Pertama ku ya

[ Karya asli]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fukano Jr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Pertarungan Hidup dan Mati !! Menentukan Nasib

Sedetik sebelum Tebasan petir benar-benar mengenai mereka, Xing Haji melesat dengan gerakan petir yang menyatu dengan tebasan, meluncur ke belakang dengan kecepatan kilat. Dengan lembut namun mantap, ia menarik Lue Mindi ke dalam pelukannya, mengangkatnya dengan penuh perhatian.

Lue Mindi merasa aman di dekapan Xing Haji. Satu tangan Xing Haji menopang punggung Lue Mindi, sementara tangan satunya berada di bawah lututnya. "Aku yakin senior akan selalu melindungi ku," bisik Lue Mindi. Langkah Xing Haji mantap dan penuh perhatian saat ia membawa Lue Mindi melintasi pepohonan, menciptakan ketenangan di tengah kekacauan pertempuran.

Saat berjarak seratus meter dari Riu Zin, Xing Haji menghentikan langkahnya dan melirik pelan ke arah Lue Mindi dengan wajah serius. "Aku selalu mempertimbangkan serangan ku, lagian tidak mungkin aku melukai Junior ku sendiri," ucapnya dengan tegas namun penuh kelembutan. Dengan perlahan, Xing Haji menundukkan dirinya untuk menurunkan Lue Mindi dengan lembut ke tanah.

Pandangannya kemudian kembali beralih dengan tajam ke arah Riu Zin, yang tubuhnya telah terkena banyak sayatan namun kembali tertutup dengan aura api. "Tingkat Puncak diri aku tidak yakin fondasinya sekuat itu, aku pernah bertarung dengan seorang Tetua yang tingkatannya sama dengan mu tapi fondasi dirinya tidak sekuat itu," ungkap Xing Haji dengan keraguan yang tersemat di dalamnya. 

Dia tidak yakin apakah Riu Zin benar-benar berada di tingkat puncak diri dari segi daya tahan, yang sebenarnya melampaui tingkatan yang ada.

Dengan tegas, Riu Zin sedikit mengakui Xing Haji, "Aku tidak percaya kau juga benar-benar diluar dugaanku ku. Sepertinya kau baru saja memasuki Tingkat Puncak diri, setelah ku lihat kau bahkan bisa menyatu dengan elemen mu. Walaupun baru memasuki Tingkat Puncak diri tetapi kemampuan mu tidak bisa diduga." Keduanya saling mengakui satu sama lain, kedua mata mereka bertemu dengan tatapan tajam yang penuh makna, dan senyum sinis melintas di wajah mereka.

•••••••||||••••••••√√√√

Kamal melihat ke atas langit yang mendung dengan awan hitam yang membentang menutup bintang malam, dia mengetahui bahwa Xing Haji dan Lue Mindi telah pergi untuk terlibat dalam pertarungan dengan Riu Zin.  

Meskipun jaraknya cukup jauh, tiga kilometer dari tempatnya, ia bisa mendengar dengan jelas bunyi pedang yang saling berbenturan.Tatapannya kosong, tanpa sedikitpun menunjukkan kegelisahan atau reaksi apapun. Wajahnya tetap terlihat datar, tanpa ekspresi yang mengisyaratkan emosi apapun.

"Dua anak bodoh, jika pertarungan terus berlanjut, akan menjadi masalah besar," ucapnya pelan di sampingnya Mao Lili, yang hanya bisa berharap agar tidak terjadi hal yang buruk. Dalam hati, Mao Lili merenung, "Kenapa harus bertarung?" dengan rasa gelisah " Aku takut, Aku takut " mulutnya terlihat gemetar, mencerminkan kegelisahan yang menghantui pikirannya, sementara ia berusaha menahan rasa takut dan kekhawatiran yang melanda pikirannya. Wajar saja umur gadis itu baru berusia lima belas tahun dan tidak terbiasa dengan hal seperti ini.

"Aku harus bertindak sebelum Rantai Api mengambil keputusan yang bisa merugikan kita semua," pikir Kamal, menyadari bahwa pertarungan mereka berpotensi untuk mengundang kedatangan para Tetua yang memiliki kemampuan yang tidak bisa dianggap remeh bagi mereka. Terlebih lagi, jika sampai Tetua inti turun langsung, konsekuensinya akan sangat serius.

•••••||||••••••√√√

Tetua inti Lung Fili duduk tegak di tempatnya dalam sebuah ruangan yang tenang, menahan sebuah cahaya bola api kecil yang mendekatinya semacam memberitakan info. 

Wajahnya yang awalnya tenang perlahan berubah menjadi ekspresi geram yang dalam. Matanya yang tajam dipenuhi dengan cahaya yang memancar dari bola api kecil di tangannya, mencerminkan kekhawatiran yang mendalam namun juga kekuatan yang tak terbantahkan.

" Kurang ajar, akhirnya aku tahu siapa dalang dibalik semua ini,"kata-katanya menggema di seluruh ruangan, menciptakan getaran yang terasa hingga ke tulang.

Seketika itu juga, pintu kayu yang besar di belakangnya terbuka dengan sendirinya, seakan didorong oleh energi kuat yang tak terlihat. Cahaya api yang memancar keluar dari ruangan itu dengan cepat, menciptakan sinar yang menyilaukan dan memancarkan kehangatan yang intens.

Bunyi dentuman keras memecah keheningan langit,cahaya api melesat begitu cepat, memancar keluar dari tubuh Lung Fili. Kilatan api yang mempesona itu melintasi langit dengan kecepatan yang luar biasa, butuh beberapa detik untuk mencapai tempat di mana Riu Zin dan Xing Haji berdiri.

Kekuatan api yang melintas di langit membawa puing-puing api yang berjatuhan, energinya begitu kuat sehingga menciptakan dorongan angin besar di sekitarnya. Bahkan saat api itu hanya beberapa meter dari atas pohon, dedaunan seakan terbakar dan hangus oleh panasnya.

Cahaya yang terpancar semakin mendekati tanah, menghasilkan tekanan yang mendorong segala sesuatu di sekitarnya ke bawah dengan lembut namun tegas.

Saat Lung Fili hendak menghampiri ketiga orang tersebut, sekejap seperti ada asap hitam kecil yang melintas di depannya, sedikit mengaburkan pandangannya untuk sesaat. Namun, ketika asap itu lenyap, Riu Zin dan Xing Haji sudah tidak berada di tempat itu lagi, meninggalkan Lung Fili sendirian.

Dengan langkah mantap, Lung Fili mencapai tempat di mana seharusnya ketiga orang tersebut berada, namun sosok Riu Zin dan dua orang lain yang tidak dikenalnya sudah lenyap entah ke mana. Hanya sunyi dan hening yang menyambut kedatangannya, membuatnya merasa seakan waktu dan ruang berputar dalam kebingungan yang tak terduga.

••••||||••••••√√√√

Dalam keadaan yang membingungkan, Riu Zin dan Xing Haji saling bertatapan dengan kebingungan yang sama. "Di mana ini? Dunia yang berbeda? Ada yang melakukannya," ucap Riu Zin, ekspresinya penuh kebingungan. Xing Haji juga terlihat bingung, bertanya-tanya bagaimana mereka bisa berada di tempat yang tak dikenal ini.

Mereka berada di sebuah wilayah tandus yang sunyi, di mana gunung-gunung tandus menjulang tinggi hingga menyentuh langit, menciptakan pemandangan yang megah namun suram. Tidak ada tumbuhan yang tumbuh, langit terlihat merah dengan awan-awan merah darah yang menggantung.

Riu Zin menatap sekeliling dengan wajah tegang, "Tidak ada tanda kehidupan di sini," ujarnya dengan suara pelan. Namun, pandangannya tertuju pada beberapa pulau apung yang terlihat di langit, dari yang kecil hingga yang besar.

 Xing Haji mengangguk perlahan, mulai memahami situasi yang mereka hadapi. "Apakah ini dunia kehampaan? Sepertinya Tuan Iblis yang bertanggung jawab atas ini. Tampaknya ini situasi yang lebih menguntungkan kami" ucapnya, mencoba merangkai setiap petunjuk

Tak lama berselang, suara yang menggema mengisi seluruh wilayah, "Bertarung lah, nasib kalian ditentukan sendiri, yang kuat yang akan bertahan."

Suara itu terdengar tidak asing, dan Riu Zin dengan lantang menyerukan, "Iblis sialan, keluarlah dan tunjukkan dirimu!"

Sementara itu, Xing Haji dan Lue Mindi saling melirik dengan tatapan sinis yang mengisyaratkan kepada Riu Zin. Sepertinya, kemenangan telah berpihak pada mereka berdua.

1
Aether Kong
MC-nya makin OP 😲
Aether Kong
MC-nya keren 😎
Aether Kong
yah kabur /Doge/
Aether Kong
lagi seru diganggu 🗿
Aether Kong
sikat bang...😎
Luka Ingin Mencintai
Semangat nulis, sampai tamat ceritanya 😘🥰
Gilang Alfritz
Sepertinya ada politik dalam para keluarga ini
Fuka ingin dicintai: Mungkin saja🤔
total 1 replies
Gilang Alfritz
Keadaan genting ini
Gilang Alfritz
jangan maksa lah bg
Gilang Alfritz
Betul juga🤔🤣🤣
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
hahaha gadis kucing?
Fuka ingin dicintai: siluman itu kak😊
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Rongsokan?
Aether Kong
mantap 👍
Aether Kong
latihan mlawan Kematian ya thor
Aether Kong
wah keren 😎
Aether Kong
wkwkwk siluman kucing rupanya
Aether Kong
awas jatuh bang
Aether Kong
namnya bikin laper Thor 🤤
Aether Kong
knp gak mau bunuh, iblisny galau ya
Aether Kong
Ibisny ngulue waktu, knp gak lngsung ambil aja jantung si Rui Zhin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!