Story Of Qiao Feng

Saat Qiao feng dihukum di aula leluhur, nenek Qiao feng dan ayahnya mendengar kalau Qiao feng bisa mengembalikan penginapan yang hampir bangkrut dengan keahliannya.

"Aku merasa bersalah kepada cucuku itu, setelah mendengar isi hatinya dan kemarahan yang dia pendam selama ini" Ucap nenek Qiao feng dengan penyesalan.

"Kamu benar ibu!" Seru tuan Hua.

Nyonya Hua pun berjalan menghampiri mereka yang sedang diruang belajar tuan Hua.

"Jika seperti itu biarkan Qiao feng, terlepas dari hukumannya" Ucap nyonya Hua sambil membawa camilan untuk mereka.

"Kamu benar istriku, hari ini aku akan menyuruh dia kembali ke kamarnya" Sahut tuan Hua.

Nenek Qiao feng pun menghentikan tuan Hua untuk menghentikan hukuman terhadap Qiao feng.

"Tunggu sebentar! " Cegah nenek Qiao feng.

"Kenapa ibu menghentikan ku? " Tanya tuan Hua yang menghentikan langkah kakinya.

"Dia biar tetap disana untuk merenungkan kesalahannya, agar tidak sembarangan menjadi wanita" Penjelasan nenek Qiao feng.

"Terus bu, apa yang harus kita lakukan pada Qiao feng? " Tanya tuan Hua.

"Sebaiknya kita suruh Wei untuk mengirimkan makanan untuk dia dan berikan obat untuk luka Qiao feng" Ucap nenek Qiao feng.

"Baik bu! " Seru nyonya Hua.

Akhirnya nyonya Hua tiap hari mengirimkan makanan dan merawat Qiao feng, Qiao feng hanya makan sehari sekali dan luka yang diberikan nenek Qiao feng juga sudah pulih.

Dua hari sudah berlalu, Qiao feng pun sudah menyelesaikan hukumannya. Dan dia ditemani oleh Wei berjalan ke kamarnya.

"Ah.., ranjang ku!, aku rindu sekali dengan kalian" Ucap Qiao feng yang senang bisa kembali ke kamarnya.

Tak beberapa lama kemudian Qiao feng tertidur pulas diranjangnya.

Keesokannya Qiao feng kedatangan oleh Ye lu. Ye lu pun disambut hangat oleh nenek Qiao feng.

"Lihat, dia sudah datang! " Seru nenek Qiao feng dengan menunjuk kalau Qiao feng sudah datang.

"Karena yang kamu tunggu sudah datang, maka aku akan kembali ke kamar dulu" Ucap nenek Qiao feng.

Qiao feng pun mendekati mereka, lalu nenek Qiao feng pun pergi dari sana.

Mereka yang berduaan menjadi lebih canggung lagi. Qiao feng mencoba mencairkan suasana diantara mereka.

"Jenderal, bagaimana kalau kita pergi keluar? " Ucap Qiao feng.

"Baiklah aku juga berniat untuk bicara berdua dengan mu" Ucap Ye lu.

Akhirnya jenderal meminta izin pada nyonya Hua untuk mengajak Qiao feng keluar.

Saat di kereta Qiao feng mencoba menjalin hubungan baik dengan Ye lu.

"Ini rasanya naik kereta seorang jenderal, haha" Ucap Qiao feng dengan tertawa yang dipaksakan.

Melihat ekspresi Ye lu biasa saja, membuat Qiao feng jadi makin serba salah.

Tiba-tiba saja Ye lu berbicara serius dengan Qiao feng.

"Nona Qiao feng, aku akan bertanggungjawab atas apa yang terjadi kemarin" Ucap Ye lu.

"Maksudnya? " Tanya Qiao feng dengan gugup.

"Aku akan menikahimu dan untuk masalah Yong sheng, aku akan mengurusnya" Ucap Ye lu.

"Ha.. " Tawa Qiao feng yang terpaksa.

"Jika aku tolak dia aku akan dipenggal kepalaku karena mempermainkan putra kaisar" Pikir Nu wa yang kebingungan.

"Begini jenderal, aku bukan menolak menikah dengan dirimu karena aku ini masih banyak yang dilakukan jadi kita tidak perlu terburu-buru" Ucap Qiao feng.

"Jadi maksud nona? " Tanya Ye lu dengan serius.

"Kita saling mengenal satu sama lain terlebih dahulu dan aku tidak mau menikah secepat ini, serta jika jenderal menikah dengan diriku hanya karena ciuman yang kemarin maka buang jauh-jauh pikiran untuk kita menikah" Ucap Qiao feng. "Dia pasti mau menikah diriku karena kejadian kemarin" Pikir Nu wa.

Ye lu hanya terdiam dan tiba-tiba berkata mengena kehati Qiao feng.

"Sejak saat itu aku selalu memikirkan dirimu, dulu tidak seperti ini tapi sejak kejadian itu ,setiap hari aku terasa tidak ingin jauh dari dirimu" Ucap Ye lu yang terus terang.

Qiao feng lalu terdiam dan wajahnya pun memerah. "Pria ini apa kebanyakan nonton drama romantis" Suara hati Nu wa.

"Haha.., kenapa hari ini terasa panas! " Ucap Qiao feng sambil membuka tirai jendela kereta Ye lu.

Ye lu pun juga merasakan hal yang sama dengan Qiao feng, dia merasa malu setengah mati.

Akhirnya mereka tiba di kedai minum, saat Qiao feng turun dari kereta Ye lu memegangi tangannya, dan Qiao feng tersenyum malu diperhatikan oleh dirinya.

Mereka berdua masuk kedalam kedai itu, dan memesan makanan untuk mereka.

"Kenapa kami terasa seperti kencan? " Pikir Nu wa yang senyum didalam hati nya.

Ye lu tidak banyak bicara tapi dengan tindakan dan perhatiannya pada Qiao feng, membuat Qiao feng merasa nyaman didekat dirinya.

Qiao feng yang melihat Ye lu yang tidak berselera makan, Qiao feng lalu mengambil udang besar dan mengupas kulitnya dan bermaksud memberikan kepada Ye lu.

"Jenderal, cobalah yang ini! " Seru Qiao feng sambil memberikan makanan dari tangannya.

Tiba-tiba saja Ye lu memakan udang itu dari tangannya, dan itu membuatnya terkaget.

Langsung menarik tangannya tadi yang memegang udang untuk nya. "Bukannya ditaruh di tempat makanmu, kenapa malah makan lewat tanganku? " Ucap Qiao feng yang terkejut dengan sikap Ye lu tadi.

"Maksudmu ditaruh disini?, maaf aku tidak mengerti. Aku kira kamu mau menyuapi diriku? " Ucap Ye lu dengan tersenyum.

"Kemari kan!,biar aku yang kupaskan untuk dirimu" Ucap Qiao feng sambil menahan senyum.

"Jika kamu menemaniku makan seperti ini, aku jadi berselera makan. Sudah lama tidak ada orang yang perduli dengan diriku setelah ibuku meninggal. Mungkin karena perhatian mu itu aku mulai tertarik dengan dirimu! " Ucapan jujur Ye lu.

"Pria ini buat diriku malu saja" Pikir Nu wa. Karena merasa malu Qiao feng lalu menyuapi Ye lu dengan udang ke mulutnya.

"Saat makan jangan banyak bicara, apalagi merayu wanita! " Seru Qiao feng yang menahan rasa senangnya.

"Baik nona" Jawab Ye lu.

Hari itu Ye lu makan dengan lahapnya, dan Qiao feng tidak berhenti tersenyum melihat Ye lu seperti anak kecil yang butuh kasih sayang.

"Dia pasti kesepian, menjadi pangeran terbuang merupakan nasib buruk untuk dirinya" Suara hati Nu wa sambil melihat Ye lu makan dengan lahap.

Setelah dari kedai, Ye lu tidak lupa membelikan untuk nenek Qiao feng.

"Bagaimana sebelum pulang kita jalan-jalan dulu untuk membakar lemak di tubuh? " Tanya Qiao feng.

"Baik, tapi aku suruh bawahan ku untuk antar makanan ini untuk nenek" Ucap Ye lu.

"Baiklah" Jawab Qiao feng.

Akhirnya mereka berdua berjalan hanya berdua saja.Mereka berdua bersenang-senang, tertawa dan saling mengoda.

Qiao feng dari jauh melihat perhiasan yang cantik di penjual dipinggir jalan.

"Jenderal kita kesana!, sepertinya disana banyak perhiasan yang cantik" Ajak Qiao feng sambil menggandeng tangan Ye lu.

Qiao feng pun memilih sebuah gelang berbatu hijau muda yang menarik perhatiannya.

"Ini cantik sekali!, bagaimana cantik bukan? " Tanya Qiao feng sambil menunjukkan kepada Ye lu.

"Cantik, terutama jika dipakai di pergelangan tanganmu" Puji Ye lu. "Berapa harganya? " Tanya Ye lu pada pedagang kaki lima tersebut.

"Dua perak tuan" Jawab pedagang tersebut.

Ye lu pun berniat untuk membayarnya dicegah oleh Qiao feng.

"Tidak perlu, aku bawa uang!, jadi tidak usah belikan untuk diriku" Ucap Qiao feng.

"Aku belikan sebagai hadiah" Jawab Ye lu.

"Kalau seperti itu, aku juga akan belikan dirimu hadiah" Ucap Qiao feng.

Dia lalu melihat asesoris pria dan dia tertarik untuk membelikan tusuk rambut pria berwarna hitam.

"Kalau begitu aku pilih ini, berapa harganya tuan? " Tanya Qiao feng dengan pedagang kaki lima tersebut.

"Sama dengan harga gelang nona" Jawab pedagang kaki lima tersebut.

Qiao feng lalu membeli tusuk rambut tersebut.

"Kamu tidak perlu membelikan aku hadiah" Ucap Ye lu.

"Tidak apa-apa, karena kamu juga sudah membelikan gelang ini! " Jawab Qiao feng sambil menunjukkan tangannya memakai gelang yang dibeli oleh Ye lu.

"Aku ini prajurit tidak perlu asesoris lagi" Ucap Ye lu.

"Tundukkan kepalamu! " Suruh Qiao feng.

Ye lu pun lalu menundukkan kepalanya, dan Qiao feng memasangkan jepit rambut itu di rambut Ye lu.

"Walaupun kamu seorang prajurit, tapi kamu juga putra dari Kaisar. Menjaga penampilan itu juga tidak salahkan! " Ujar Qiao feng.

Ye lu merasa bahagia dengan perhatian Qiao feng pada nya.

"Lihat!, sekarang kamu terlihat tampan" Puji Qiao feng dengan tersenyum manis.

Mereka berdua pun saling melemparkan senyum manis mereka berdua, di hari itu hubungan antara mereka telah berkembang seperti bunga yang sedang bermekaran di musim semi.