NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Mengalah

Biar Aku Yang Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa
Popularitas:52.9k
Nilai: 5
Nama Author: pusphaa_sariiyy

Lima tahun bukan waktu yang sebentar bagi Naila untuk tinggal satu atap dengan mertua nya. Terlebih mertua nya selalu saja menghina diri nya lantaran tak kunjung hamil.

Hingga ia harus menerima kenyataan bahwa suami nya harus menikah lagi agar bisa mendapatkan keturunan.

Namun, saat ia memilih pergi dan bercerai dengan suami nya ia harus menerima kenyataan bahwa diri nya tengah mengandung benih dari suami nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pusphaa_sariiyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Keesokan hari nya.

    Pagi-pagi sekali Al bangun dari tidur nya. Ia teringat dengan Naila, istri pertama nya. Sebelum diri nya pergi ke Eropa berdua Monalisa, ia ingin bertemu dengan Naila, dahulu. Al takut jika nanti Naila, benar-benar pergi dari rumah itu sebelum ia berbicara dengan baik.

Setelah selesai mandi, Al langsung pergi dari apartement mamah nya. Tanpa membangunkan Monalisa, karena Al tau pagi seperti ini bukan jam bangun nya Monalisa. Seperti kebiasaan nya saat tinggal di rumah itu.

    Beruntung saja mobil milik Al, masih tersimpan di parkiran. Namun sayang nya kunci mobil itu tidak ada bersama diri nya. Ia pun merutuki kebodohan nya.

   Segera ia mengambil ponsel nya di saku celana, kemudian memainkan layar yang menyala itu. Setelah selesai ia kembali memasukan ke dalam kantong celana samping. Tak lama kemudian datang seseorang membawa mobil berwarna hitam lalu berhenti tepat di depan Al. Dengan cepat sang supir membuka kan pintu nya. Mobil pun melaju sedang membelah jalanan di aspal.

     "Sayang......!" Seru Al, memanggil Naila

Dengan langkah cepat ia napaki kaki nya menaiki anak tangga itu sambil berlari kecil.

    Di buka nya pintu kamar tempat mereka beristirahat. Namun, Al tak mendapati keberadaan Naila. Jantung Al, semakin berdetak tak karuan. Berjalan ke arah pintu kamar mandi, namun tak ia dapati juga. Kemudian ia melirik ke arah lemari baju, di buka nya satu persatu lemari itu.

   'Kosong..'

Kedua kaki Al, seperti tak bertulang lagi. Al terduduk lemas, tumpah air mata nya yang tak biasa keluar dari pelupuk mata nya.

     Kemudian ia teringat dengan ponsel nya, kenapa ia tak mencoba untuk menelpon nya.

Dengan senang saat panggilan itu masih tersambung, namun tak juga di angkat. Hingga panggilan ke lima pun tak di angkat juga. Ia merasa frustasi karena mengira, Naila marah dan beneran pergi.

    Samar-samar, Al mendengar suara tawaan dari Naila. Ia berdiri kemudian menuju balkon kamar nya. Terlihat Naila asik menyiram bunga-bunga yang ia tanam sambil bercandaan dengan salah satu pembantu di rumah itu. Tetapi, bagi Naila, itu bukan lah sekedar pembantu melainkan sudah seperti ibu sendiri.

   'Sudah lama aku tidak melihat kamu sebahagia ini, Nai.'

Al bermonolog dengan diri nya sendiri.

   "Ayo Bik, kita beresin ini lagi." Ujar Naila, dengan keadaan baju yang basah karena telah bermain semprotan dengan Bik Lin.

Karena sedikit was-was, takut akan kedatangan Rossa mengamuk bila melihat berantakan, Naila cepat-cepat membereskan semua nya.

   Tetapi dengan ceroboh nya, kaki nya justru tersandung dengan batu di rumput hias.

"Aaaaa....."

    Naila tersentak saat diri nya hampir terjatuh ke belakang. Beruntung ada Al, yang turun ke taman belakang. Jadi, Al langsung menangkap tubuh Naila.

Kedua mata mereka saling menatap. Dengan tatapan yang dalam, jantung Naila berdetak dengan kencang tak karuan, telapak tangan dan kaki nya mendadak dingin seperti habis memegang es batu, seakan-akan darah di dalam tubuh Naila, itu berhenti tiba-tiba.

     Naila tersadar ia pun langsung bangkit.

   "Lain kali hati-hati, jangan ceroboh lagi." Al memberi perhatian pada Naila.

"Ganti dulu pakaian nya, setelah itu ikut aku." Titah nya

    Naila sadar, jika Al akan mempertanyakan tentang diri nya yang tidak lagi di kamar itu. Dengan santai, Naila masuk kedalam rumah. Kemudian ia pergi ke kamar tamu untuk mandi dan berganti baju.

Al, semakin heran saat melihat sang istri memasuki kamar tamu. Tapi, ia harus bersabar menunggu istri nya selesai berganti baju. Demi untuk mendapatkan jawaban yang tepat ia harus mengajak istri nya pergi ke tempat nyaman.

    Di apartement, Monalisa baru saja bangun dari tidur malam nya.

Ia terkejut saat tak melihat Al, di apartement mertua nya itu. Ia mengecek ponsel yang semalaman ia matikan.

Beruntutan notifikasi pesan dan panggilan terpampang jelas di layar ponsel nya yang masih menyala.

[ Jangan pernah menghindar kamu. Jika kamu masih ingin selamat, temui aku hari ini di tempat biasa. ]

Sebuah pesan dari seseorang, membuat Monalisa kesal.

"Sial...! Berani-berani nya dia mengancam ku. Awas saja nanti kalo macam-macam." Gerutu nya kesal.

[ Oke. Tunggu lima belas menit lagi. ]

Balasan pesan Monalisa, di baca oleh orang itu.

Monalisa mematikan kembali ponsel nya. Tujuan nya agar Rossa tidak bisa menghubungi nya dan mengira masih tidur. Monalisa tau, Al pasti pulang menemui Naila, di rumah sana.

Monalisa hanya ingin memiliki harta Al, saja.

Setelah berdandan yang cukup cetar membahana, dengan bulu mata yang ia pasang hingga tujuh lapis, ia langsung saja pergi menemui orang itu di tempat biasa mereka bertemu.

Tak butuh waktu lama, Monalisa telah sampai. Ia memasuki cafe itu dengan wajah sombong. Semua karyawan pun tau jika Monalisa datang sudah pasti tidak boleh ada sedikit pun debu yang terlihat.

Beruntung saja orang itu telah duluan memesan makanan dan minuman.

Dan ternyata orang itu adalah pria yang bertemu dengan nya di rumah sakit malam itu.

"Langsung saja katakan, apa mau kamu!" Monalisa melipat kedua tangan nya di depan dada nya.

"Minum dulu, santai saja." Jawab pria itu dengan tenang.

Monalisa menurut saja, kebetulan perut nya terasa lapar juga jadi sekalian ia mengambil makanan yang telah di hidangkan.

Setelah habis, Monalisa kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama. Pria itu terkekeh melihat Monalisa, yang tak sabar.

"Baik lah, karena kamu terus memaksa ku." Kembali pria itu membenarkan posisi duduk nya, sembari menyesap rokok lalu menghembuskan dengan kasar hingga terlihat gumpalan asap putih yang mengepul.

"Jika rahasia mu masih ingin aman, berikan aku uang 1M." Tutur pria itu.

Monalisa tersedak sendiri dengan air saliva nya. Segera ia mengambil minuman di gelas, hingga batuk nya hilang.

"Jangan gila kamu, aku mau uang dari mana segitu banyak, hah!" Umpat nya dengan kesal.

"Yaaa... Terserah kamu! Itu jika rahasia mu aman. Dan, satu lagi ! Layani aku malam ini seperti kamu malayani suami kamu tadi malam." Pria itu pun tersenyum licik.

Tanpa mendengar jawaban dari Monalisa, pria itu berlalu begitu saja. Monalisa di buat pusing oleh pria itu.

...****************...

"Bagaimana dengan pekerjaan mu?"

"Semua beres, bos.!"

Seseorang tersenyum dengan perasaan senang.

'*Mari kita lihat, kejutan apa selanjut nya untuk mu*.'

1
nurzia aeni
jhat bngt rosa kasian al gk tau apa2 semua hdpnya di sortir rosa,,monalisa gmna kbrny ya
Kikan Dwi
alhamdulillah
Kikan Dwi
aku sih yes
Kikan Dwi
meninggal beneran/Sob/
Kikan Dwi
alhamdulillah
Kikan Dwi
yg penting cinta
Kikan Dwi
jahat sekali kamu lak
Bilqies
🐠🐠 untukmu Thor
Bilqies
mampus
Bilqies
part yang paling menguras air mata di saat kepergian mu Al 😭😭😭😭😭
Bilqies
laaahhh ini beneran kah, allll 😭😭😭😭😭😭
Bilqies
beneranewek aku liat keadaanmu Al, semoga kau sembuh Al
Bilqies
mampus loe
Bilqies
jadi mewek denger keadaannya al 😭😭
Bilqies
lebih baik begitu Vian, apa salahnya tuk mencoba 🤭
🌺Fhatt Trah🌺
😱😱😱😱
🌺Fhatt Trah🌺
gak nyadar nyadar juga
🌺Fhatt Trah🌺
karma berlaku ya. jangan dikira bisa seenaknya
🌺Fhatt Trah🌺
semoga keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan 🤲🏻
🌺Fhatt Trah🌺
innalillahi wainnailaihi rajiuuum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!