LENTERA CINTA
Prolog
Perkenalkan namaku Tiara Salsabila. Biasanya aku di panggil Rara oleh Umi. Abi dan keluargaku. Aku anak bungsu dari tiga bersaudara. Selama SD, SMP dan SMA Aku sosok pemalu.
Kerjaanku hanya sekolah, mengaji dan bimbingan belajar. Rutinitas monoton yng mungkin membuat orang bosan. Namun Aku menikmatinya. Bahkan ketika sekitar banyak mengalami apa yang dinamakan cinta monyet, Aku tidak. Pikiranku hanya belajar dan bisa masuk sekolahan negeri. Jalanku masih lurus-lurus saja.
Tapi tunggu, Aku mengalami kebimbangan saat ini. Aku bingung dan frustasi. Kakakku yang pertama mau menikah. Sedangkan Aku butuh biaya buat registrasi masuk universitas negeri. Begitu pula orang tuaku yang akan mengadakan pesta pernikahan. Aku bingung. Disisi lain ada pengaruh-pengaruh eksternal tiba-tiba datang menghampiriku. Akhirnya Aku memutuskan, walaupun Aku tidak tahu keputusanku ini benar atau salah.
First Love
Sinar mentari mulai naik perlahan, burung berkicauan diatas pohon beringin yang terletak tepat didepan gedung universitas pendidikan. Disini Tiara berada. Tiara melangkahkan kakinya menyelusuri koridor universitas dengan penuh keraguan.
Hidup ini kadang membingungkan. Tiara sebenarnya berusaha mendapatkan universitas negeri. Tapi begitu diterima, Dia malah memilih universitas swasta.
'Baiklah, mungkin hidup mulai mempermainkanku. Atau Aku yang tidak mempunyai prinsip? Iya, Aku memilih masuk ke universitas ini rasanya bukan kemauanku sendiri.' Tiara masih berpikir dalam hati. Apa maksudnya semua ini. Jelas-jelas nilai bahasa Inggrisnya dibawah rata-rata tetapi mengapa Dia justru masuk kejurusan bahasa Inggris. Tiara masih berjalan menelusuri koridor kampus baru ini. Setelah beberapa menit lalu Dia memarkirkan sepeda motornya digedung parkiran, diseberang universitas.
Tiara masih celingak celinguk mencari sebuah gedung. Maklum gedung Universitas tiga kali lipat banyaknya daripada gedung sekolah menengah umum yang pernah Dia tempuh. Tidak jauh darinya terlihat ada seseorang yang menuju ke arah Tiara dan bertanya.
" Jurusan bahasa Inggris?"
" Iya benar." Jawab Tiara
" Oya perkenalkan Aku Wina." Ucapnya memperkenalkan diri.
" Tiara." Jawab Tiara memperkenalkan diri juga.
Tidak selang lama terlihat seseorang menuju ke arah Mereka berdua.
" Jurusan bahasa Inggris kelas C?"
Tiara dan Winda bersamaan menganggukkan kepala.
" Perkenalkan, Afifah."
"Tiara."
" Wina."
Akhirnya Mereka bertiga sama-sama mencari gedung yang dimaksud dan masuk ke kelas C sesuai pengelompokan jurusan. Seperti biasa hari-hari awal perkuliahan ospek. Hal yang membuat Tiara bosan. Dan ingin rasanya cepat selesai.
Hari selanjutnya terik matahari sudah mulai terasa padahal masih jam 08.00 pagi. Tiara bersama Wina dan Afifah melangkahkan kaki kembali menuju ke gedung Utama Universitas. Seperti yang sudah terjadwalkan sebelumnya, perkenalan kampus, rektor dan lain-lain.
Sedangkan hari berikutnya jadwal Mereka hingga sore hari. Sampai terakhir Mereka ada jadwal mengaji. Maklum universitas yang Tiara tempuh saat ini merupakan salah satu universitas pendidikan yang dikembangkan oleh salah satu organisasi keagamaan.
Saat Tiara mengaji. Tiba-tiba seseorang menyeletuk.
" Wah tajwidnya standar seperti Aku." Ucap suara seorang cowok itu membuat Tiara menoleh kearahnya. Bukan karena sakit hati. Tapi menurut Tiara, Dia jujur dan berani to the point mengkritik kelemahan Tiara didepannya
Tiara tidak pernah seberani ini memandang seorang cowok. Kaum adam yang membuat sebelumnya masih malu-malu untuk melihatnya. Namun tidak kali ini. Tiba-tiba suara itu menarik perhatian Tiara. Wajahnya tersenyum, begitu mengetahui Tiara menoleh kepadanya. Saat itu juga hati Tiara berdebar. Matanya tajam, Namun wajahnya menunjukkan kejujuran bagi Tiara. Wajah yang tiba-tiba menarik perhatian Tiara saat itu juga.
'Apa Aku mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Entahlah. Mungkin dimata orang lain tak ada yang spesial, tapi entah mengapa bagiku Dia tiba-tiba menjadi spesial.' Batin Tiara bingung sendiri.
Tiara tidak kuasa memandangnya lebih lama.
Dia kembali memandang buku iqro. Tiara merasa matanya sudah terkotori dengan pandangan yang bukan mahramnya. Tiara istighfar dalam hati. Dan mencoba menetralisir hatinya kembali.
Dan sejak saat itu. Tiara diam-diam memperhatikannya dan mencari semua hal yang berkaitan dengannya dalam dua bulan ini. Beruntungnya Tiara, Nama Mereka berurutan. Jadi setiap tugas kelompok, Mereka selalu satu kelompok. Cowok itu bernama Tian hasto Setiawan. Dipanggil Tian. Dia lahir 20 November berzodiak Scorpio. Tingginya 175. Unit kegiatan mahasiswa yang Dia ikuti Menwa.Wajah jangan ditanya, bagi Tiara yang sepertinya jatuh cinta pada pandangan pertama, Tian itu tampan dan menarik. Walaupun Tiara tidak tahu pendapat orang lain. Tapi bukan wajahnya yang membius Tiara. Yang membius Tiara menjadi jatuh cinta, Tian itu pintar, berani dan bertanggung jawab. Iya, Tian orang yang sepertinya susah terpengaruh dengan lingkungan sekitar. Tidak seperti Tiara, Dia mengakui kelemahannya sendiri. Rasanya ada rasa iri hati saat Tiara melihatnya. Tian bisa melakukan semuanya sendiri, tanpa bergantung pada teman-teman lainnya. Tapi itu hanya penilaian dari sudut pandang Tiara saja. Itu kesimpulan penilaian Tiara selama satu kelompok dengan Tian. Tian orang yang paling berinisiatif bagi Tiara.
" Ok. Tugas kelompok Kita sampai disini. Yang penting kita sudah mendapatkan bahan-bahannya. Nanti Aku yang selesaikan." Ucap Tian seraya memandang satu per satu dari kelompok yang beranggotakan lima orang tersebut.Semua hanya bisa menyetujuinya. Iya, sepertinya Tian seperti center bagi kelompok tersebut.
" Ada yang mempunyai flashdisk?" Tanya Tian memandang ke arah anggota kelompok.
Vina, Tina, Toni tidak ada yang menjawabnya.
"Aku." Ucap Tiara seraya mengambil sebuah flashdisk berwarna hitam bermerk Sandisk.
" Aku pinjam dulu ya Ra." Ijin Tian.
" Ok." Tiara menyerahkan flashdisk berwarna hitam tersebut.
Karena tugas kelompok tersebut. Tiara mendapatkan nomornya Tian. Sehingga Dia berinisiatif untuk mengenalnya lebih jauh, tentunya lewat chat. Karena Tiara bukan tipe pemberani seperti Tian. Tiara sangat pengejut dalam mengutarakan isi hatinya.
Seminggu kemudian.
"Besok baru kukembalikan flash diskmu ya Ra."Tiba-tiba suara Tian muncul dibelakang Tiara
Tiara menoleh ke arah Tian. Dan jelas tatapannya membuat jantung Tiara berdetak lebih kencang dari biasanya. Tiara menganggukkan kepalanya.
" Ok." kata singkat yang sangat menunjukkan bahwa Tiara seorang pengejut jika didepan Tian.
Tian tersenyum penuh arti dan berlalu.Tiara jadi syuudhon, mungkin Tian berpikir bahwa realnya Tiara tidak seasyik di virtual. Iya Mereka akhir-akhir ini sering chat an. Bahkan diluar pembahasan tugas kelompok.
" Ciye ciye." Wina dan Afifah memandangi Tiara penuh selidik.
" Tugas kelompok Aqidah." Jelas Tiara pada Mereka.
" Siapa pula yang tanya." Afifah menggoda Tiara dan masih memandangi Tiara dengan tatapan curiga.
" Sudah Fah, Tiara sudah salting begitu. Jangan Kamu goda terus." Wina seraya mengajak ke kelas berikutnya yaitu grammar.
Kelas grammar berada di gedung A lantai 2. Mereka bertiga beriringan menuju kesana. Dan Mereka memilih bangku deretan nomor tiga atau nomor empat dari depan. Jangan tanya sosok seorang Tian duduk dimana. Tian pasti memilih bangku paling depan. Disitu yang membuat Tiara tertarik padanya. Tiara benar-benar jatuh cinta padanya. Tiara menghela nafas dalam-dalam.
Mata kuliah grammar kali ini membahas tentang verb. Dan Tiara benar-benar tidak memahaminya. Bagaimana Dia bisa memahaminya, Tiara bahkan tidak memperhatikan materi kuliah tersebut dengan serius. Rasanya kuliahnya ini hanya main-main. Tiara menundukkan kepala. Dia frustasi. Kebimbangan dan keraguan mulai menghampirinya. Padahal ini baru semester awal. Semester satu.
Malamnya saat Tiara sedang mengobrol dengan saudara sepupunya. Handphonenya berbunyi. Sebuah tanda pesan masuk. Gadis itu mengambil handphone warna hitam yang berada diatas meja belajarnya. Sebuah pesan motivasi dari Tian. Sepertinya Tian tahu bahwa Tiara sedang tidak bersemangat.
Semua yang kamu dapat berasal dari niat yang ada dihatimu. Bukan masalah ragu atau tidak. Tapi sebenarnya apa niat yang ada dihatimu.
^^^Terima kasih atas motivasinya^^^
Sama-sama. Tetap semangat semut
^^^Ok Marmut^^^
Mereka menggunakan sapaan khusus yang entah sejak kapan tercipta. Intinya semenjak Mereka sering satu kelompok dan komunikasi lewat chat.
Hari berikutnya. Entah setan dari mana, wina dan afifah mengajak Tiara untuk bolos kuliah dan hanya titip absen. Dan Tiara orang yang mudah terpengaruh dengan lingkungan. Dia pun menyetujuinya. Wina jelas dia langsung chat wahyu salah satu teman cowoknya yang satu SMA dulu dan sekarang satu kelas. Sedangkan Afifah minta tolong sama Toni, teman cowoknya si brian. Cowok yang sedang dekat dengan Afifah saat ini. Sedangkan Tiara, Mau tidak mau hanya Tian yang bisa Dia mintain tolong.
To be continued
Jangan lupa bantu like dan coment untuk kemajuan saya dalam penulisan kelanjutannya. Thanks you very much.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
NurAzizah504
Hai, Kak. Aku mampir di cerita Kakak, nih. Mau saling dukung ga, Kak? /Smile/
2024-05-17
1
LISA
Aq mampir Kak
2024-05-12
2