NovelToon NovelToon
Terpikat Cinta Vtuber

Terpikat Cinta Vtuber

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Duniahiburan / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Cinta Murni / Office Romance
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Van Waku

Di era teknologi virtual yang semakin berkembang pesat, muncullah fenomena baru yang mengguncang dunia hiburan: Virtual YouTuber. Mereka bukanlah manusia sejati, melainkan karakter digital yang dihidupkan oleh teknologi canggih. Namun, pesona dan daya tarik mereka tidak kalah dengan para selebritas dunia nyata.

Aldira, seorang karyawan kantor biasa tidak pernah menyangka bahwa ambisi terhadap pekerjaan dan laki-laki pujaannya membuat dia harus terjun ke dunia maya sebagai vtuber dengan menggunakan akun youtube orang lain yang tidak pernah ia ketahui sosok asli di baliknya. Seiring berjalannya waktu, rahasia di balik pemilik akun asli tersebut satu per satu mulai terkuak sehingga menimbulkan konflik yang dapat mempertaruhkan cinta sejati sekaligus karirnya. Pada akhirnya dia tetap harus memilih antara sepak terjangnya sebagai vtuber atau merelakan semuanya demi kisah cintanya yang rumit.

Temukan jawabannya, hanya di Terpikat Cinta Vtuber.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van Waku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15 - Gelagat Aneh

Gerimis air hujan mulai membasahi jendela kantor. Hawa dingin menembus ke dalam ruangan hingga secangkir kopi hangat menjadi satu-satunya benda yang dapat menghangatkan tubuh. Aldira menggenggam cangkir tersebut dengan kedua tangannya sambil merasakan uap panas yang mengepul.

Sesekali dia melihat ke meja kerja Tony. Pria itu tampak serius mengetik sesuatu di komputernya. Sudah hampir tiga bulan mereka berdua jarang mengobrol. Setiap kali Aldira memulai pembicaraan, Tony tampak disibukkan oleh kegiatan lain hingga tidak terlalu menanggapi wanita itu.

“Pagi yang mendung ini tampaknya membuat hatimu juga mendung, ya.” Kata Meimei yang sedang menyalakan komputernya.

“Hei, Mei! Mood-ku agak kurang bagus, ini.” Jawab Aldira.

Meimei memperhatikan Aldira yang termenung memegang cangkir kopi panas di tangannya. Sungguh pemandangan yang tidak biasa. Biasanya Aldira sudah bersemangat memulai pekerjaannya di jam tersebut.

“Apa gara-gara hubunganmu dengan Tony yang tidak menunjukkan perkembangan?” Tanya Meimei to the point.

“Hmm. Aku sudah tidak mau berharap banyak.”

“Tumben. Biasanya kamu semangat sekali bila menyangkut Tony.” Sambung Meimei.

“Entahlah. Pria itu sepertinya sibuk sekali.” Aldira mengeluh sambil menyeruput kopi.

“Betul juga. Bila diperhatikan, dia sering sekali pulang tenggo. Waktu sedang syuting pun, kata anak-anak dia sering kabur entah ke mana.” Jelas Meimei meng-iyakan.

“Sepertinya, sulit sekali untuk menjangkau Tony belakangan ini.” Ujar Aldira.

Aldira meletakkan kopi panasnya ke atas meja. Dia mengambil jaket yang tergantung di sandaran kursi dan memakainya. Cuaca pagi itu benar-benar dingin, ditambah hembusan AC central yang tidak bisa diatur suhunya sesuka hati.

“Kamu masih ingat Salma?” Bisik Meimei tiba-tiba.

Aldira tercekat dan menegangkan otot-ototnya. Ia segera merapikan jaket dan fokus mendengarkan.

“Beberapa kali aku melihat Salma di daerah Jakarta Selatan waktu aku berkunjung ke salah satu mall di sana. Sepertinya dia sekarang tinggal di sekitar situ.” Ucapnya.

“Pusat perbelanjaan baru itu maksudmu?” Aldira menegaskan.

“Betul. Kamu pernah ke mall baru itu?”

“Pernah, satu kali.” Jawab Aldira. “Lalu bagaimana?”

“Aku memanggilnya dan dia menoleh. Jelas sekali bahwa itu adalah Salma. Tapi anehnya, dia tidak mengindahkanku dan langsung pergi begitu saja tanpa membalas sapaanku.” Terang Meimei.

Merasa ada yang aneh, Aldira duduk dalam diam. Dia kembali menoleh ke arah Tony yang masih sibuk dengan komputernya. Punggungnya yang lebar terlihat kesepian.

“Oh, ya. Selain itu ada hal lain yang aneh.” Lanjut Meimei.

“Apa itu?” Tanya Aldira penasaran.

“Tapi ini terkait Tony.” Meimei kembali berbisik. “Kata teman-temannya, Tony menyembunyikan sesuatu yang mencurigakan di komputernya.”

“Maksudmu?”

“Jadi, teman kerjanya yang duduk di sebelah Tony sempat ingin meminjam komputernya sebentar untuk memeriksa file rekaman untuk bahan sosial media minggu depan. Tapi, Tony menolaknya mentah-mentah dan terlihat sangat gugup. Bahkan dia memegang mouse dengan sangat erat.” Jelasnya.

“Memangnya hal tersebut aneh?” Aldira tidak merasa curiga.

“Menurutku, ya. Dia menyembunyikan sesuatu. Apa jangan-jangan dia menyimpan film porno di komputer kantor?” Meimei berspekulasi dengan semangat.

“Kamu ini, mana mungkin Tony begitu!” Sanggah Aldira sambil mencubit lengan temannya itu.

Aldira kembali memperhatikan Tony yang dari tadi masih berkutat dengan komputernya. Cerita dari Meimei menggelitik pikirannya. Dia semakin penasaran dengan apa yang ada di dalam komputer Tony.

***

Kantor sudah mulai sepi. Karyawan-karyawan terlihat mulai membawa tas dan meninggalkan mejanya. Lampu di ruang meeting pun sudah mulai dimatikan tanda bahwa jam kerja sudah selesai. Sementara Aldira terlihat sedang mengulur waktunya sendiri dengan membolak-balik buku catatannya.

“Kamu belum mau pulang? Sudah jam berapa ini?!” Tanya Meimei sambil mengemasi barangnya ke dalam tas.

“Sebentar lagi aku pulang, kok. Masih ada yang perlu aku kerjakan, maklum besok ada deadline.” Jawab Aldira.

“Sungguh karyawan teladan. Aku pulang dulu, ya!” Katanya sambil berjalan meninggalkan Aldira sendirian.

Sambil memastikan Meimei telah benar-benar keluar dari ruangan, Aldira berdiri perlahan dari kursinya. Ia menoleh ke sekitar untuk melihat apakah masih ada orang lain yang lembur hari itu. Semua meja tampak kosong dengan komputer-komputer yang sudah dimatikan. Ia berjalan pelan ke arah meja Tony dan berusaha tidak menimbulkan suara sedikit pun. Lalu Aldira menarik kursi kemudian duduk di atasnya. Dengan hati-hati, ia menyalakan komputer Tony yang sudah mati.

“Ah, ternyata di-password!” Keluh Aldira begitu melihat kolom password yang harus diisi untuk dapat mengakses komputer tersebut.

“Kira-kira apa, ya password-nya?” Gumamnya dengan suara pelan.

Belum sempat terpikir kata sandi yang dibutuhkan, ia mendengar suara langkah kaki yang mendekati ruangan kantor itu. Karena panik, Aldira hanya mematikan layar komputer dan mengambil langkah seribu untuk kembali ke kursi kerjanya.

“Bisa-bisanya aku meninggalkan flashdisk yang penting itu.” Kata Tony sambil memasuki ruangan.

Laki-laki itu melihat Aldira yang sedang duduk sambil berpura-pura menulis di buku catatannya. Dia memperlambat langkahnya sambil menuju meja kerjanya.

“Kamu belum pulang? Tidak takut sendirian malam-malam di sini?” Tanya Tony basa-basi.

“Oh, Tony! Aku… aku kira kamu sudah pulang.” Jawab Aldira gugup.

“Aku meninggalkan flashdisk kerjaanku makanya aku kembali lagi. Aku memerlukannya untuk lembur dari rumah malam ini.” Katanya sambil mencabut flashdisk yang masih tertancap di CPU.

Jantung Aldira berdegup kencang. Jelas saja, dia hanya mematikan monitor dan belum mematikan CPU komputer Tony. Pikirannya semrawut karena takut tertangkap telah memeriksa komputer pria itu.

“Lho, perasaan aku sudah mematikan komputerku, deh. Kenapa masih menyala, ya CPU-nya? Hmm.” Kata Tony bertanya-tanya sambil menekan tombol power.

Aldira menelan ludah. Tangannya yang memegang pena mulai berkeringat dingin. Gawat sekali jika sampai ketahuan!

“Aldira!” Sahut Tony dari mejanya.

Aldira tercekat. Matilah dia, tampakany Tony sudah mengetahui niat perempuan itu!

“I…iya?” Jawabnya tanpa menoleh ke arah Tony saking takutnya.

“Sudahlah, kamu pulang saja! Lanjutkan pekerjaanmu di rumah.” Sambungnya.

“Eh? Pulang? Sekarang?” Aldira menjawab dengan salah tingkah sambil menatap Tony yang sedang memasukkan flashdisk ke dalam saku celana. Jantungnya hampir saja copot.

“Iya, memangnya kamu mau menginap di kantor? Temani aku makan malam saja, yuk. Kita butuh tenaga untuk lembur di rumah, bukan?” Ajak pria itu dengan senyum sumringahnya.

“Ba…baik. Aku juga sudah lapar, sih.” Jawab Aldira lega.

“Aku tunggu di lobby, ya!” Seru Tony sambil berjalan keluar.

Dengan gugup, Aldira menaruh pena dan buku catatannya ke dalam tas. Meskipun terlihat aman dan Tony tidak menyadari perbuatannya, detak jantung wanita itu masih terdengar jelas di telinganya sendiri. Bodohnya, dia meng-iyakan ajakan Tony untuk makan bersama. Bisa saja kegugupannya terlihat jelas oleh Tony dan membuat pria itu menyadari bahwa Aldira lah yang mencoba untuk mengakses komputernya. Namun, bisa jadi ini adalah kesempatannya untuk mencari tahu lebih dalam tentang apa yang dikerjakan oleh Tony di komputer tersebut.

1
Ai
mampir, Thor
Twilight love
Tema baru yang belum pernah ada di noveltoon. Lanjutkan thor!!!
Twilight love
Jangan lama2 updatenya ya thor! Penasarannn
ian esco
Salma cantik jg y ternyata, tp pnsaran siapa yg menghamili dia! Jgn2 toni!
ian esco
Ditunggu episode selanjutnya thor!!
ian esco
Duh bikin pensaran, ga sabar next episodenya tor! Semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!