NovelToon NovelToon
Alandra & Anjani

Alandra & Anjani

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Gadis Embun

Anjani terpaksa menikah dengan pria asing yang bernama Andra. Momen pernikahan mereka yang tidak di hadiri oleh mempelai pria, dan pertemuan pertama mereka setelah setahun menikah, serta sikap dingin suami nya, semakin menambah duka dan kecewa di hati Anjani.
Kehadiran Rara, mantan kekasih nya, membuat hati nya ragu untuk meneruskan hubungan nya dengan Andra.
Karena kesalahpahaman, mereka terpaksa terpisah dalam waktu yang cukup lama.
Akan kah mereka bersatu kembali?
Apakah cinta mereka masih utuh atau sudah berkurang?
Simak Kisah nya yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Embun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

Pagi ini, Andra bangun lebih dulu. Dia langsung ke kamar mandi. Tak berselang lama, Anjani pun bangun juga. Melihat kamar mandi nya terkunci, menandakan ada penghuni nya. Dia pun menunggu Andra selesai sambil mengecek ponsel nya.

Ada pesan masuk dari Putri, Sahabatnya. Ternyata udah dari semalam pesan itu dikirim.

[Jani Sayang.. gimana kabar kamu?] tanya Putri, yang memang sangat menyayangi Anjani.

[Aku baik-baik aja, Put.] jawab Anjani sambil menyelimuti kaki nya yang terasa dingin.

Lama menunggu, tapi Putri tak juga membalas pesan nya. Andra yang sudah selesai mandi, segera mengambil pakaian yang akan dia kenakan ke kantor nanti. Melihat Andra yang sudah selesai melakukan ritual mandi nya, Anjani segera berlari kecil menuju ke kamar mandi.

Andra yang melihat kelakuan istri nya itu, jadi gemas sendiri.

Tok tok tok

Ada yang mengetuk pintu kamar nya. Ternyata Bu Salsa.

“Ndra, tadi Vina telpon Mama, katanya dia mau pulang ke Indo. Jam 8 nanti dia nyampe di Bandara. Kamu jemput,

ya?”

“Kok aku sih, Ma? Mama aja deh.. Andra mau ke kantor.”

“Mama gak bisa, Ndra. Hari ini Mama sama Papa ada pertemuan di Balai Desa. Kamu aja yang jemput, lagian kan Cuma jemput aja sebentar. Terus nanti kamu tinggal ke kantor lagi.”

“Ma.. Andra tadi malem udah bilang sama Vina kalo ngga’ bisa jemput” Andra berusaha menolak tapi, apa mau di kata. Kalau sudah Mama nya yang bicara, tidak akan ada yang bisa menolak nya.

“Dia kan sepupu mu, disini dia sendirian. Cuma kamu yang bisa nolongin.”

“Tapi, Ma..” belum sempat Andra melanjutkan bicara nya, Bu Salsa sudah pergi meninggalkan kamar putra nya.

Andra pun lalu menutup kembali pintu kamar nya. Tiba-tiba Anjani memanggil nya.

“Mas Andra.. boleh minta tolong, ngga’?” tanya Anjani di balik pintu kamar mandi sambil menyembulkan kepala nya

keluar.

“Iya, ada apa?” tanya Andra penasaran. Dia mencoba mendekat ke pintu kamar mandi.

“Emmm, itu Mas, aku tadi lupa ngga’ bawa handuk, bisa tolong ambilkan?” pinta Anjani dengan muka memelas.

“Oke, akan aku ambilkan. Tapi, imbalan nya apa?” Andra malah mengeluarkan jurus pamungkasnya, mencari

kesempatan dalam kesempitan.

“Hah? Imbalan? Emang Mas Andra mau nya imbalan apa? Es krim? Atau Makan siang gratis?” jawab Anjani dengan polos nya.

“Imbalan nya nanti aja kalo kamu sudah selesai mandi. Asal kan kamu janji dulu, mau menuruti kemauan ku.”

“Duh, Mas Andra.. ini nama nya kesempatan dalam kesempitan. Iya udah deh! Aku janji bakal nurut, asal kan

bukan permintaan yang aneh-aneh.”

“Oke!” Andra pun akhirnyammenyerahkan handuk dan pakaian ganti pada istri nya, yang bersembunyi di balik

pintu kamar mandi. Hanya tangan nya yang berada di luar pintu.

“Makasih, Mas!” Anjani pun segera memakai pakaian ganti. Dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

Saat kaki nya melangkah keluar dari kamar mandi, tiba-tiba kepala nya terasa pusing, seperti berputar. Tapi dia

berusaha tak menghiraukan nya. Dan mencoba untuk tetap kuat. Padahal kelopak mata nya sudah terlihat pucat. Tapi dia tak menyadarinya.

Andra sudah menunggu nya di sofa. Dia menatap istri nya dari jauh, mulai dari saat Anjani keluar kamar mandi,

sampai saat istri nya itu sedang berdandan pun, Andra tak mengalihkan sedikitpun pandangan nya.

Anjani yang merasa di perhatikan, jadi salah tingkah sendiri. Dia mempercepat make up nya. Merasa tak enak

sendiri karena di tungguin.

“Sudah siap, Mas? Ayo kita berangkat kerja!” ucap Anjani yang sedang berpura-pura lupa akan janji nya tadi.

“Kamu lupa atau pura-pura lupa?”sindir Andra, di raih nya tangan Anjani dan mendekatkan tubuh nya. Saling

berhadapan.

“Mas Andra, jangan minta yang aneh-aneh, ya?” Anjani pasang wajah memelas, berharap suami nya tidak menggodanya lagi. Takut hati nya luluh.

“Gak ada yang aneh. Aku Cuma minta satu kecupan yang manis dan tak terlupakan. Oke?”

“Kecupan? Ngga’ ah.. takut..”

“Takut kenapa? Takut dosa? takut ketahuan? Atau mungkin takut jatuh cinta ya sama pesona aku?”

Anjani mendorong tubuh suaminya menjauh. Tapi energi nya tak kuasa.

“Ngga’ tau, Mas. Pokok nya aku takut!” Andra semakin mendekat kan tubuh pada Istri nya.

“Please, Jani. Kamu tadi sudah janji kan mau nurutin semua kemamuan ku.”

“Kalau begitu, singkat aja, ya Mas?”

Andra mengacungkan jempol nya, tanda setuju.

Dengan keahlian baru nya, tangan Andra langsung memegang leher istri nya dan mulai mencumbu nya. Awal nya  hanya kecupan singkat, tapi ternyata mereka semakin menikmati hangat nya saat bibir mereka terpagut. Sampai lupa dengan janji nya.

Di tengah-tengah asyik nya bercumbu, dari lantai bawah, Bu Salsa memanggil, dan menyuruh nya turun untuk segera sarapan bersama.

“Ah. Mama.. gangguin aja!” Andra mendengus kesal, karena merasa terganggu dengan panggilan Mama nya.

“Kita turun, Mas” ajak Anjani, sambil merapikan lipstik di bibir nya yang belepotan karena ciuman mesra nya tadi.

Mereka akhir nya turun ke lantai bawah bersama. Dengan wajah yang sedikit memerah karena malu sekaligus bahagia.

“Kalian cepetan sarapan! sudah jam 7 loh. Ngapain aja sih dari tadi?” tanya Bu Salsa menyelidik dan sedikit curiga.

Anjani dan Andra saling curi-curi pandang. Andra hanya tersenyum kecil penuh arti.

“Ngga’ lagi apa-apa kok, Ma. Tadi lama karena nungguin Anjani lagi make-up an,” jawab Andra pura-pura.

“Iya, Ma.” Anjani ikut bantu menjawab, agar Bu Salsa semakin yakin dan tidak menaruh curiga lagi.

“Oh ya, Ndra. Jangan lupa nanti jemput Vina di Bandara. Ajak Anjani sekalian!”

“Baik, Mama sayang..”

Dalam hati Anjani bertanya-tanya ‘Vina siapa?’.

Selesai sarapan, mereka pun berpamitan pada Bu Salsa. Sementara Pak Nugroho masih bersiap-siap di kamar nya.

Mobil silver itu melaju cepat menuju Bandara. Sepanjang jalan, Anjani yang duduk di kursi depan, terlihat diam dan

sedikit lesu. Andra yang sangat memperhatikan hal-hal kecil itu pun menyadari kondisi istri nya yang terlihat tidak seperti biasa nya.

“Anjani, kamu sakit?”

“Ngga’ tau nih, Mas. Badan ku terasa lemas. Agak pusing juga. Mungkin karena hari ini aku lagi kedatangan tamu.”

“Mata mu juga keliatan pucat. Apa kita balik pulang kerumah aja? Biar nanti aku ke Bandara sendiri?”

“Ngga’ usah, Mas. Terlalu jauh kalau harus putar balik. Aku ngga’ pa-pa kok.”

“Kamu, yakin?” Andra terlihat sangat khawatir dengan kondisi istri nya.

“Iyaaa..”

Sesampainya di Bandara, Anjani memlih untuk menunggu di mobil saja.

“Aku tunggu disini aja ya, Mas? Ngga’ pa-pa kan?” Anjani yang terlihat lemas dengan bersandaran kursi. Andra

jadi tak tega jika harus meninggalkan nya sendirian di mobil.

“Kamu ngga’ pa-pa disini sendirian?”

“Aku udah gedhe, Mas. Ngga’ ada yang perlu di khawatirin. Udah. Mas Andra cepetan masuk sana!” perintah Anjani dengan hati yang sedikit tidak rela.

“Ya udah, aku masuk dulu. Kalo ada apa-apa, kamu telpon aku. Oke?”

“Siap, Bos!” Ucap Anjani sedikit becanda. Andra pun segera beranjak pergi.

“Mas Andra..!” panggil Anjani sedikit teriak, membuat Andra memberhentikan langkah nya.

“Jangan lama-lama, ya!” ucap Anjani dengan tersenyum lesu. Andra mengacungkan jempol nya. Dan segera berlalu.

***

Anjani sampai tertidur karena menunggu suami nya yang tak kunjung kembali. Padahal sudah hampir 20 menit sejak Andra masuk ke Bandara.

Bahkan, saat Anjani sudah terbangun pun, suami nya masih belum menampakkan batang hidung nya.

Ada sedikit rasa kesal dan cemburu di hati Anjani. Dia masih penasaran dengan wanita yang sedang dia jemput sekarang.

“Kira-kira dia itu siapa? Kelihatannya mereka sangat dekat, Bu Salsa juga sangat mengenal nya. Mungkin sepupu nya. Ah sudah lah, Jani.. jangan terlalu berprasangka buruk!” ucapa nya pada diri nya sendiri.

Setelah hampir 30 menit, nampak dari kejauhan suami nya berjalan ke arah nya dengan membawa koper, dan di belakangnya ada seorang wanita yang mengikuti. ‘itu pasti Vina’.

Begitu Andra mendekat, Anjani malah pura-pura masih tertidur.

“Anjani.. bangun..” Andra mencoba membangunkan istri nya itu dengan lembut.

Di belakang nya, Vina nampak terlihat kesal, sorot mata nya seakan benci saat melihat Anjani.

‘Sial!, harus nya aku yang jadi istri Mas Andra, kenapa malah cewek ini?’gerutu Vina dalam hati nya.

Anjani akhir nya bangun dari tidur nya yang hanya pura-pura. Sekilas dia melirik ke arah Vina yang sudah berada dikursi belakang.

“Halo, Mbak. Saya Vina, sepupu Mas Andra,” ucap Vina sembari mengulurkan tangan nya pada Anjani.

“Hallo juga, aku Anjani. Senang bertemu dengan mu, Vina.” Anjani tersenyum basa basi guna menutupi keresahan hati nya. Dia seperti merasakan senyuman palsu yang di tunjukkan Vina.

“Kita berangkat sekarang?” tanya Andra memastikan.

Anjani menjawab nya dengan anggukan kepala..

“Gimana? masih pusing?” tanya Andra pada istri nya, sembari fokus mengemudi.

“Dikiiit.. he.. he..” Anjani tersenyum kecil pada Andra. Sementara di kursi belakang, Vina melihat sosok Anjani dengan pandangan yang sangat sinis.

‘aku yang lebih pantas mendampingi Mas Andra. Lihat aja nanti, aku pasti akan merebutnya dari mu!’ ucap Vina dalam hati nya.

1
Supriatun Khoirunnisa
Buruk
Supriatun Khoirunnisa
Kecewa
Anonymous
Karya yang luar biasa
Anonymous
pernikahan paksa memang menyakitkan
niasyauqi
/Drool//Drool//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!