NovelToon NovelToon
Sebuah Rasa Yang Masih Tertinggal

Sebuah Rasa Yang Masih Tertinggal

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nervayana

Aku tidak pernah menyangka bahwa hati ini telah jatuh dan memilihmu. Bahkan aku tidak punya rencana sedikit pun bahwa aku akan jatuh cinta padamu.

Pandangan pertama ini seolah mampu menghipnotis ku. Entah datang nya dari mana rasa ini, seolah ia tumbuh tanpa ku minta.

Aku sempat meragukan diriku untuk bisa mendapatkan hatimu. Sehingga rasa yang kumiliki tanpa ku sangka kau juga memiliki nya.

Hingga terjalin kasih antara kita, mengukir hari dengan penuh makna atas hadirmu karena penyemangat ku.

Kita pernah bermimpi bahwa kita kelak akan menjadi keluarga yang bahagia. Kita juga pernah membayangkan kita akan memiliki buah hati berapa. Sejauh itu bukan impian kita.

Tapi kenyataanya apa?

Aku meraung, menangis, dan meratapi nasibku. Seolah tidak ada perempuan lagi di dunia ini selain dirimu. Kita terbiasa bersama bukan, terbiasa dengan bertukar kesedihan, canda dan tawa. Tapi sekarang rasanya memang kosong tak ada dirimu, rasanya berbeda semenjak dirimu memutuskan pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nervayana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendekatan

***

Ditempat kos Revita hanya baring saja, teman-temanya yang biasa datang membelikan makanan dan juga sudah memanggilkan dokter. Revita hanya demam biasa saja, dan kata dokter hanya butuh istirahat biar lekas pulih.

Sudah merasa agak enakkan Revita pun memutuskan untuk menelpon mamanya untuk tidak usah menjemputnya. Walau mama nya disana merasa khawatir, namun Revita berhasil meyakinkannya.

Ting..

Ting . ..

''Hey! ''

''Boleh saya main ke kos?''

''Anggar ''

Dua pesan masuk dari Anggar.

''Pengen silaturahmi he he he '' pesan ketiga Anggar.

Dikosan Anggar yang harap-harap cemas menunggu balasan dari Revita, dari tadi memandangi hp namun masih sunyi.

''Tuh kan nggak akan direspon sama si Revit,'' gerutu Anggara sendiri.

Saat hp disimpan disampingnya, tiba - tiba bunyi menandakan ada pesan masuk.

''Ada perlu apa mas Anggara mau kesini?'' balas Revita.

Anggar yang bingung mau menjawab apa, iya juga mau apa kesana. Apa apa bukan, langsung mau main kesana aja.

''Kenapa sih Lo Anggar bilang mau kesana, basa basi dulu kek,'' gerutu Anggara sendiri.

Ia pun mengetik pesan di hp nya pada Revita

''Enggak ada dek, tadi kan mas bilang mau silaturahmi hehe,'' balas Anggar.

''Mas dengar kamu juga lagi sakit dek, kalau tidak keberatan mas boleh main kesana,'' kirim pesan Anggar lagi.

''Iya mas, tapi Revita sudah baikan kok.''

''Gak papa mas kalau mau ke kosa.'"

Ada rasa yang tidak bisa ajak kompromi didalam dadanya. Anggar bingung obrolan apa nanti yang akan ia mulai, padahal kalau soal bicara dengan siapapun bahkan dengan wali kota Anggar bisa santai dan rileks tanpa grogi. Tapi ini hanya dengan Revita, ia bingung mau bicara apa.

Anggar pun bersiap ke tempat Revita. Ia sempat mampir ketoko buah untuk dibawa nya. Begitu sudah sampai depan kos Revita, Anggar masih diam diatas motornya belum juga turun mengetuk pintu. Anggar tau alamat kos dan kamar Revita dari Diana teman Revita. Setelah beberapa menit diam diatas motor, akhirnya ia pun turun dan mengetuk pintu kos Revita.

Mendengar suara ketukan, penghuni nya pun bergegas membuka kan pintu yang sedari bunyi.

''Sore dek, maaf mengganggu,'' sapa canggung Anggar saat wanita dibalik pintu itu senyum dengannya.

''Gak papa mas, masuk mas duduk dulu.''

''Maaf mas cuma bawa ini,'' sambil menyerahkan buah tangan yang dibawanya tadi.

''Nggak perlu repot - repot mas,'' jawab Revita sambil senyum.

''Enggak dek.''

''Duduk dulu mas, ngomong-ngomong terimakasih ya bawaannya.''

Mereka bedua pun ngobrol banyak

Lama berbincang akhirnya pun Anggar pamit, karena waktu sudah mau malam. Pertemuan dan awal yang baik buat Anggara dan Revita.

****

Hari ini adalah hari pertama Anggara masuk di kampus sebagai mahasiswa baru. Pastinya banyak kegiatan khusus mahasiswa baru dari para seniornya. Hingga sore menjelang Anggar baru pulang dari kampus. Ia bergegas membersih kan diri, dirinya amat lelah hari ini. Banyak kegiatan yang menguras tenaga, benar-benar hari ini fisik yang terus dihajar oleh para senior.

Entah kenapa disaat lelah dan letihnya begini ia malah pengen ketemu Revita, bukan malah pengen istirahat. Ia juga ingin mengutarakan keseriusan nya pada Revita yang sempat tertunda dua hari lalu.

Ia mengambil gawainya mencoba menelpon Revita, apakah ia sibuk tidak hari ini. Kalau ada waktu ia mau mengajak Revita jalan-jalan ketaman. Dering nada sambung berbunyi, namun belum ada jawaban dari sebrang sana. Dua kali Anggara mencoba, akhirnya diangkat juga sama si pemilik hati, eh si gadis calon kekasih hati .

''Iyaa, Hallo.''

''Apa mas ganggu? ''

''Tidak mas, ada apa mas Anggara menelpon Revita?, Apa mas sudah pulang dari kampus barunya, apa sudah dapat gebetan baru juga hihihi.''

Celoteh Revita yang panjang kali lebar, membuat Anggar yang disebrang sana hanya senyum-senyum menanggapi gadis cantik itu.

''Sudah! Mas sudah dapat gebetan, hhhh.''

''Ya udah kenapa telpon Revita kalau udah ada gebetannya, ntar cemburu Lo, Revita disalahin perebut pacar orang,'' sungut Revita, terasa ada yang dicubit di bagian dada kirinya.

''Kenapa jadi debat gebetan sih, mas ini telpon mau jemput Revita. Mau nggak ketaman sama mas?''

Merasa berbunga-bunga karena akan dijemput, tapi keingat tadi perkataan Anggar kalau sudah ada gebetan barunya.

'' isshh.. buat apa jemput Revita, kan ada gebe...''

Belum selesai ngomong, sudah di sanggah Anggara dulu.

''Udah siap-siap, mas udah mau jalan ini, selamat sore nona.''

Anggar mematikan telponnya sepihak sambil ketawa-ketawa, kalau meladeni Revita tidak jadi berangkat nanti karena debat terus.

''Ih mas Anggara aneh banget sih, main matikan telpon aja,'' gerutu Revita.

Semenjak pertemuan pertama di kosan Revita, mereka saling mengirim pesan dan telpon, tidak jarang juga mereka sering ketemu. Hanya Anggar memang belum menyatakan apapun pada Revita. Anggar berencana hari ini akan mengungkapkan isi hatinya yang selama ini masih ia pendam. Gadis cuek tapi cerewet itu telah berhasil menyenggol relung hati Anggar terdalam.

Sesampainya dikosan Revita, Anggar mau turun namun si pemilik kos udah keluar duluan, mungkin Revita dengar suara motor Anggar.

''Udah siap aja,'' goda Anggara.

'' Ya udah Revita balik, '' sambil memutar badannya mau masuk lagi.

Gegas Anggar menarik tangan Revita dan memberikan helm padanya.

''Jangan di pakein, ntar marah gebetan mas kalau lihat,'' sungut Revita sambil cemberut.

Anggar hanya senyum menghadapi tingkah Revita..

''Udah ayo naik.''

Revita pun naik dibelakang Anggara, Anggara menarik tangan Revita untuk berpegangan namun Revita menarik kembali tangannya. Anggar hanya bisa senyum melihat tingkah wanita dibelakang nya itu.

Anggar menaiki motor dengan menikmati angin sore, tidak terlalu ngebut agar bisa mengobrol dengan Revita sebelum sampai di taman. Ditengah perjalanan Anggar memulai obrolannya dengan Revita, karena sejak tadi Revita diam saja. Jadi Anggara mengawali perbicangan dengan wanita dibelakang nya.

''Dek!''

''Hmmm.''

''Kalau ada yang suka Revita, apa Revita akan menerima nya atau mau jadi pacarnya?''

''Siapa dulu yang suka mas, kalau mas Anggara mah Revita ogah.''

Tiba-tiba Anggara mengerem mendadak saat mendengar pernyataan Revita, Hingga Gadis dibelakangnya terpentok helm mukanya dan mengaduh kesakitan.

Anggar yang menyadari pun langsung menoleh kebelakang dan mengusap-usap wajah yang memerah karena kepentok helm.

''Ya Allah dek, maafin mas tidak sengaja ngerem mendadak.'' ucap Anggar yang merasa bersalah dan khawatir pada Revita.

''Udah-udah mas, Revita gak papa. Lagian kenapa mas Anggara ngerem nggak bilang-bilang sih,'' gerutu Revita.

Anggar masih dengan muka paniknya yang masih terus memandangi gadis dibelakangnya yang memegangi pipinya.

''Beneran gak papa dek, kalau masih sakit bilang,'' cemas Anggar.

Revita hanya mengangguk dan senyum. Di Keheningan mereka berdua tiba-tiba Anggara berceletuk.

''Revita beneran tadi ngomongnya, kalau mas yang jadi pacar Revita, Revita nggak mau,'' sambil menatap iba netra gadis yang masih diam membisu dibelakang nya.

''Mas! Pinggirin dulu motornya, ini kita ditengah jalan,'' ucap Revita sedikit panik.

Anggar yang menyadari dirinya masih ada dibahu jalan, segera menepikan motornya dan mencari tempat yang bisa dipakai duduk.

Revita pun turun dari motor dan duduk dikursi dari bambu yang ada dibawah pohon. Tak berselang lama Anggar menyusulnya setelah memarkirkan motornya.

''Masih sakit dek?'' ucap Anggar sambil memegang pipi Revita.

''Sedikit mas, tapi gak papa kok,'' sambil melepaskan tangan Anggara dari pipinya.

''Maaf, maaf,'' Anggar yang menyadari terlalu lama memegang pipi mulus Revita.

Keduanya pun kembali hening, Revita yang masih dalam angan dan pikirnya begitu juga Anggar yang mau memulai tapi bingung.

''Dek! Mas tadi bertanya, kok nggak dijawab - jawab,'' Anggar buka suara juga.

''Nanya apa mas,'' sambil menghadap pada Anggar.

Anggara pun menghadap pada Revita, dan memandang Revita penuh makna, yang buat Revita menunduk malu.

''Seandainya Revita mau jadi orang spesial yang bertahta disini (menarik tangan Revita dengan lembut untuk memegang dada kiri Anggar) di hati mas, mas akan menjadikan Revita wanita satu - satunya yang memiliki arti tersendiri buat mas.''

''Jika Revita mau mas jaga sampai nanti tiba saatnya kita melabuhkan cinta ini diarungan samudra luas yang akan kita lewati bersama-sama sampai nyawa terpisah dengan raga ''

Anggar menggenggam kedua tangan Revita dan memandang nya dalam, dan berucap sekali lagi.

''Apa Revita mau menjadi satu-satu orang yang memiliki arti tersendiri buat mas, mas ingin mengajak Revita sama-sama belajar saling mencintai.''

Revita menyorot tajam netra Anggar untuk mencari sebuah kejujuran dan ketulusan yang baru saja Anggar ucapkan. Setelah Revita yakin dan memastikan bahwa tidak ada kebohongan, ia pun senyum dan mengangguk.

Setelah mendapat jawaban dari Revita, Anggar pun langsung mencium kedua tangan Revita. Namun tiba-tiba Revita melepaskan tangannya dan bilang.

''Eh gimana dengan gebetan mas Anggara,'' goda Revita namun dengan muka serius.

Anggar pun melotot mendengar perkataan Revita baru saja.

''Nggak ada gebetan mas selain kamu,'' sambil mencoel hidung Revita.

''Yakin nih orang seganteng ini nggak banyak gebetan, Revita mundur nih kalau udah banyak,'' goda Revita sambil menyodongkan badannya ke arah Anggar.

Anggar mendelik setelah mendengar pernyataan Revita lagi.

'' Sebelum nya terimakasih ya sudah bilang mas ganteng, tapi mas nggak terima ya dibilang banyak gebetan. Emang mas laki-laki apaan!'' gerutu Anggara sambil mencubit kedua pipi Revita dengan gemes.

Revita hanya cengar cengir sambil ketawa, karena sudah buat laki-laki didepan nya shock terus.

''Udah mau malam dek, nggak usah ke taman ya! Kita cari makan habis itu mas antar ke kosan.''

Revita hanya mengangguk dan mengikuti Anggar yang menaiki motor untuk pergi mau nyari makan malam.

***

Flash back selesai

1
Juli Ana
lanjut
Nervayana: siap, masih sibuk di dunia nyata 🙏😁
total 1 replies
Juli Ana
aduhhh sapa ITU.. jangan bilang ITU mangan si abi
Juli Ana
ehhh.. kemarin bukannya Ariana uda dikantor Pas abimana pergi ke Kantor
Nervayana: Ariana baru ngantor setelah Anggar dari rumahnya 😊
total 1 replies
Juli Ana
please Sama Sama move on setelah ini y... kasihan pasangan masing masing.
tapi bener Rasa Yang tersisa, butuh waktu proses untuk semua ITU.
Juli Ana
up...please
Nervayana: siap kak 😊
total 1 replies
marrydianaa26
mampir thor, mampir juga di karya aku (Suamiku Preman)😅
Nervayana: siap kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!