🥉 Juara 3 lomba menulis novel Pembalasan Istri.
EKSLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT. LAPORKAN!!
Sahara adalah wanita cantik dan kaya yang menikah dengan seorang pria bernama Rendi yang sudah 1 tahun berpacaran dan memutuskan untuk menikah.
Di pernikahan mereka beranjak 4 tahun, akhirnya Rendi di angkat menjadi CEO perusahaan papa Sahara karena selama menjadi pegawai di perusahaan papa Sahara Rendi sangat bekerja keras dan membuahkan hasil membuat papa Sahara mempercayai Sahara.
Setelah di angkat menjadi CEO, Rendi malah bermain di belakang Sahara dengan selingkuh bersama sekretaris papa Sahara yang kini menjadi sekretaris Rendi.
Mereka pun merencanakan sesuatu dari mulai membunuh kedua orang tua Sahara dengan cara membuat kedua orang tua Sahara mengalami kecelakaan di jalan raya dan meninggal di tempat.
Akhirnya Sahara pun di bunuh oleh Rendi dan selingkuhannya. Akan tetapi siapa sangka jika Sahara mendapatkan system' dan ia hidup kembali
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
"Pria tua bangka itu sudah ikut-ikutan tingkah anaknya, sungguh satu pake," dengus Rendi kesal.
Ia pun masuk ke ruangannya.
"Oh, Tuan Albazero masih di sini?" tanya Sahara berdiri di hadapan Albazero mengangkat alisnya.
"Apa tidak boleh?" Albazero balik bertanya.
"Bukan seperti itu, apa Anda sedang senggang hari ini? Soalnya makan siang masih 2 jam lagi, aku juga ada yang …."
"Kalau begitu ayo kita pergi sekarang," potong Albazero menarik tangan Sahara dan mengajaknya masuk ke dalam mobil.
"Hey! Apa-apaan ini! Kau tidak sopan tau!" teriak Sahara terbelalak.
Albazero sama sekali tidak peduli, ia memasangkan sabuk pengaman Sahara lalu ia pun melajukan mobilnya di jalanan.
Sahara sungguh tak bisa berkata-kata, pria dominan memang sulit di hadapi.
"Kau sendiri tahu jika aku wanita bersuami, tapi kau menganggap ku seperti wanita single," ucap Sahara menatap dalam Albazero.
"Status mu memang wanita bersuami, tapi jauh lubuk hati mu yang paling dalam kau sangat membencinya. Kau belum melepaskan dia bukan karena kau cinta, melainkan karena ingin membalaskan 1000x lipat, apa aku benar?" tanya Albazero yang fokus melihat ke depan.
Sahara diam menatap Albazero. Karena apa yang di ucapkan pria itu benar adanya.
"Lalu … jika kau sudah tahu, apa yang ingin kau lakukan?" tanya Sahara menyelidiki Albazero.
"Tidak ada, itu urusan mu, aku hanya ingin menonton saja," jawabnya seenaknya.
'Sialan! Pria ini sungguh menyebalkan,' batin Sahara mendengus kesal.
"Jangan melihat ku seperti itu donk, apa kau ingin aku melakukan sesuatu?" tanya Albazero melihat sekilas ke arah Sahara yang menatapnya seperti mata elang.
"Tidak ada, enggak ada urusan mu dalam hidup ku," jawab Sahara melipat tangannya dan memutarkan bola matanya.
"Mungkin sekarang tidak, tapi suatu hari nanti," ucap Albazero pelan.
"Kamu bilang apa?" tanya Sahara menegakkan tubuhnya karena ia tidak dengar ucapan Albazero.
"Bukan apa-apa, aku hanya mengatakan jika kita sudah sampai di depan restoran," ucap Albazero memutar mobilnya dan masuk perkarangan restoran tersebut.
Sahara melihat papan tamplet di atas restoran itu. Di atasnya tertulis ABZ restoran.
"Ini restoran kamu?" tanya Sahara.
"Kok kamu tau?" tanya Albazero tersenyum.
"Ya itu kepanjangan dari ABZ itu pasti nama kamu," jawab Sahara.
"Kamu benar, jadi hadiahnya kamu bisa makan gratis sepuasnya di sini," ucap Albazero.
"Serius bisa makan sepuasnya dengan gratis?" tanya Sahara menyipitkan matanya yang ingin merencanakan sesuatu.
"Iya, apa aku berbohong?" tanya Albazero menaikkan alisnya.
"Oke, jika begitu aku akan datang ke sini setiap hari dengan membawa ribuan pegawai ku untuk makan gratis di sini, terima kasih atas kebaikan Anda Tuan Albazero," ucap Sahara tersenyum licik.
"Tidak masalah, aku punya 3 restoran lainnya kok, satu untuk berbuat amal padamu asal nanti kau jadi milikku itu sama sekali tidak merugikan," ucapnya sambil keluar dari mobil.
"Hey! Kau ngebacot aja! Ngomong apa sih kamu, ngelantur ya! Kau pasti belum tidur siang. Sana tidur dulu biar kau sadar dengan ucapan mu!" teriak Sahara mendengus kesal.
Albazero tertawa kecil. "Kamu ini kok malah marah-marah, ayo masuk. Nanti keburu lapar," ajak Albazero tersenyum.
Dari tatapan Sahara seperti harimau yang mau menerkam, tapi itu sama sekali tidak menakuti Albazero, orang seperti Sahara yang emosinya tidak stabil itu sangat menarik untuk di ganggu. Karena kemarahannya bagaikan melihat drama di panggung.
"Ayo, jangan marah-marah, nanti tambah lapar lho," ucap Albazero.
Sahara terus menatapnya dengan tatapan tajam.
"Ayolah, jangan menatapku seperti itu, nanti kau jatuh cinta lho," goda Albazero.
Ia membawa Sahara masuk ke dalam restoran.
"Selamat datang Tuan," sapa pegawai restoran tersenyum ramah.
"Tolong siapkan makan yang banyak di ruang VVIP," perintah Albazero.
"Baik Tuan." angguk pegawai itu.
Mereka pun menuju ruang VVIP, ruang yang sangat besar. Di sana sudah ada sofa besar dan meja.
"Silakan duduk Nona Sahara," ucap Albazero mempersilakan.
"Tadi kau berlagak sok akrab, sekarang kau sopan, aku tidak tahu kau terbuat dari tanah apa sehingga bisa berubah secepat kilat," ucap Sahara manyun.
"Aku ya? Mungkin bukan terbuat dari tanah, tapi dari intan permata luar angka yang mulia," jawab Albazero berpikir.
"Iya, batu rongsokan dari luar angkasa, pantas sifat mu mirip elien," ucap Sahara.
"Ck! Kau terus mengatai ku seperti ini awas lho." Albazero tersenyum.
"Awas apa!" Sahara membelalakkan matanya.
"Ah, tidak apa-apa, duduk yang tenang dan santai lah," ucap Albazero duduk di sofa berdampingan dengan Sahara.
'Kenapa dengan pria ini? Apa pesona dari system' ku sangat berguna menjerat orang?' batin Sahara.
untuk ketegasan aku setuju, tp tegas bukan berati kasar.