Mendadak Jadi Istri Kakak Iparku

Dan benar saja, Andrea melihat bagaimana Kenan memeluk Alvin dengan posesif, dan mereka dalam keadaan tidur nyenyak,seharusnya ini tak menjadi masalah untuk Andrea mengingat Kenan merupakan sepupu dari suaminya, akan tetapi melihat hubungan yang aneh antara Kenan dan Alvin membuatnya merasakan suatu ketakutan.

Sentuhan tangan di pundak Andrea mengejutkan dirinya,yang sedang mengintip dari balik pintu kamar Kenan.

“Ya ampun Mas kamu ngagetin aja.” ucap Andrea sambil mengusap dadanya sendiri.

“Kamu ngapain sih sayang, make ngintip kamar Kenan segala?’ tanya Rasya dia berjinjit sambil mengintip dari kepala sang istri.

'‘Lho Alvin tidur sama dia?” tanya Rasya lagi yang baru tahu jika putranya itu ternyata bersama sang sepupu.

Andrea mengangguk.

“Ambil gih Mas, kasihan Alvin takut rindu sama kita.” pintanya, terus terang saja Andrea merasa tidak begitu nyaman melihat Alvin dalam keadaan posisi yang seperti itu.

“Udah biarin sayang, dia lagi kangen sama Om nya mungkin. udah yuk kita bobo.Kamu kan janji sama aku mau lanjutin yang tadi di kuburan?” Ucap Rasya sambil menaik turunkan alisnya.

Andrea menarik nafasnya, suaminya itu benar-benar mesum ternyata dan ia baru tahu setelah mereka menikah ditambah Rasya mendapatkan gadis perawan.

“Apaan ya, lupa tuh.” ucap Andrea sa,bil berlalu meninggalkan Rasya, membuat pria itu ketar-ketir takut jika Andrea akan ingkar janji.

‘Enak aja kamu mau mengalihkan pembicaraan, tidak bisa sayang, hasratku sudah di ubun-ubun.Dengan secepat kilat Rasya memanggul istrinya itu bagai karung berasal peduli jika sang istri berteriak dengan kencang meminta untuk dilepaskan.

“Mas… kamu apa-apaan sih, lepasin dong malu kan.? ucap Andrea lagi.

tapi Rasya seolah tuli, ia terus saja ,membawa Andrea menaiki anak tangga ,menuju kamar mereka.Karena Rasya sudah bertekad untuk membalas istrinya yang telah mengerjainya tadi saat di dekat makam.

Dari lantai bawah Medina melihat bagaimana mesranya pasangan suami istri itu, sudut bibirnya tersenyum tipis, merasa ikut bahagia dengan sang putra, dan ia tidak menyesal telah memberi Andrea kesempatan.

***

Keesokan harinya,

Suara ketukan pintu di luar kamar membangunkan Andrea yang baru saja terlelap dari tidurnya, padahal waktu sudah menunjukan pukul tujuh pagi,Buru-buru wanita itu menyingkirkan tangan kekar  yang melilit pinggang nya semalaman, 

“Aissss, pria mesum ini dasar.” umpatnya kala ia tidak bisa melepaskan diri dari tangan Rasya.

SEdangkan diluar kamar terdengar suara Alvin yang tengah memanggil-manggil dirinya .

“Mama.. mama.. buka pintu!” teriak pria kecil itu.

Andrea kembali mencoba melepaskan dirinya sambil menyahuti Alvin agar pria kecil itu bersedia menunggu diri nya membuka pintu

“Mas, lepas dulu, aku mau buka pintu! di luar ada Alvin.”Ucap Andrea lagi.

“Nanti dulu sayang, aku masih ingin peluk.” bisik Rasya yang malah masih terus mengikat tubuh Andrea dalam pelukannya.

“Ya ampun mas, ini sudah siang lho.Kamu gak akan kerja?”

Rasya membuka matanya, kemudian tersenyum pada sang istri.

“Males yang, pengen kerja di kasur saja.” rengek Rasya,

“Ih.. apaan sih Mas, udah ah bangun, cepat mandi terus kerja cari nafkah untuk menghidupi aku dan Alvin.Kami juga mau sebongkah berlian,Mas.” rengek Andrea membuat Rasya terkekeh.

“Baiklah ratuku, berikan aku ciuman selamat pagi setelah itu aku akan bangun dan mandi.”

“Banyak gaya.” ucap Andrea.

“Mau kasih gak?”

“Baiklah pak bos.Muachhh.” Andrea mencium pipi Rasya dengan lembut kemudian hendak bangkit , tapi lagi-lagi Pria itu tak melepaskannya, ia malah memegang tengkuk Andrea dan mencium bibir,milik istrinya itu, sebelah tangan ia mulai menjalar kesana kemari hingga menemukan titik-titik lemah sang istri.

“Mas, di luar ada Alvin, aku mau buka pintu untuk dia, kasihan semalam dia gak bareng kita.” bisik Andrea ketika pria itu sudah menenggelamkan dirinya pada curuk leher Andrea.

“Haissssss,  baiklah.” 

Akhirnya mau tidak mau Rasya  harus melepaskan mangsanya, selain karena ini sudah siang, ia sadar tidak bisa egois dengan cara mengacuhkan Alvin sejak semalam.

“pakai bajumu dengan rapi, Aku yang akan buka pintu untuk putra kita!’ kata rasya, kemudian ia mengecup kening Andrea dan bangun, memakai kolor yang diletakkan di sembarang tempat , kemudian membuka pintu.

Terlihat disana putranya tengah berdiri dengan mainan robot-robotan di tangan kanannya.

“Ya ampun, anak papa udah cakep  gini  pagi-pagi?” tanya Rasya,yang kemudian mengangkat Alvin dalam gendongan, terlihat juga di  belakang Alvin ada Keenan yang memang sengaja mengantar bocah laki-laki itu menuju kamarnya.

“Iya Pah, Alvin di mandiin sama Uncle Kenan, dia baik.” jawab Alvin dengan suara khas anak kecil yang masih belum jelas.

“Oh ya, semalam kata Mama Alvin juga bobo sama Uncle? benar begitu?”

Pia kecil itu mengangguk,kemudian Rasya menatap kearah Keenan  menghampiri pria itu.

“Ken, makasih ya udah bantu jaga Alvin, semalam sedikit ada insiden. makanya Gue pulang terlambat sama Ana.” ucap Rasya.

“It’s ok, gue seneng kok jaga Alvin. Lagipula kayaknya bukan trouble biasa kan, yang bikin trouble tu bawah perut lo yang gak nahan pengen garap bini.” ucap Keenan seolah menyindir pada sang sepupu membuat RAsya  sedikit malu, karena memang benar adanya,

“Ha..ha.. bisa aja lo.Makanya loe  cepat cari bini, biar bisa ngerasain kaya gue gimana rasanya pusing dan butuh penyaluran.Tinggal celup aja sama yang udah halal.” jawab Rasya dengan tertawa.

“Sialan loe ya emang, bikin gue iri aja.Udah ah gue mau balik ke kamar dulu.Ok Alvin Uncle ke bawah ya.”

Setelah diganggu oleh Alvin dan juga papanya, Kenan langsung menuruni anak tangga kembali ke kamarnya.

Satu jam kemudian, 

Andrea baru saja mengantar Rasya berangkat kerja di halaman depan rumah besar itu, ketika ia berbalik hendak masuk ke dalam terlihat Kenan yang sudah rapi keluar dari dalam rumah hendak menaiki mobilnya.

Terlihat pria itu memakai baju serba hitam dengan kacamata hitam juga bertengger di atas hidungnya.

“”Mas kenan mau kemana?” tanya Andrea penasaran.

“Oh mau ke rumah teman,An.” balas Keenan.

“Kok pakai baju serba hitam kaya mau melayat saja?” tanya Andrea lagi yang masih belum puas dengan jawaban Keenan.

pria itu tertawa kecil, kemudian menatap istri dari sepupunya itu,

“ pake baju serba hitam bukan berarti melayat kan? ya sudah aku berangkat ya An. Sudah terlalu siang takut macet di jalan.” pamit Keenan.

“Tunggu Mas, aku mau ucapin terima kasih karena Mas sudah bantu jaga Alvin selama ini.Kelihatan banget kalau Mas sangat menyukai anak-anak.” kata Andrea lagi.

“Bukan menyukai anak anak tapi aku menyukai Alvin dan hanya Alvin saja,An.Karena dia adalah harta berharga.” jawab Keenan dengan sorot mata yang tiba-tiba saja berubah membuat Andrea merinding seketika.