NovelToon NovelToon
Gadis Magang Milik Presdir

Gadis Magang Milik Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Black moonlight

Demi melanjutkan pendidikannya, Anna memilih menjadi magang di sebuah perusahaan besar yang akhirnya mempertemukannya dengan Liam, Presiden Direktur perusahaan tempatnya magang. Tak ada cinta, bahkan Liam tidak tertarik dengan gadis biasa ini. Namun, suatu kejadian membuat jalan takdir mereka saling terikat. Apakah yang terjadi ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black moonlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama

Pagi itu, udara Jakarta terasa lebih berat dari biasanya bagi Anna. Langit masih kelabu ketika ia keluar dari kamar kos sempitnya dengan blazer pinjaman, kemeja putih bersih yang disetrika semalaman, dan sepatu hitam yang sudah dipoles berkali-kali sampai terlihat layak. Hari ini adalah hari pertama ia bekerja sebagai intern di Sovereign Corporation—sebuah perusahaan besar yang selama ini hanya ia lihat di billboard jalanan dan sampul majalah bisnis. Kini, tanpa pernah ia bayangkan sebelumnya, namanya terdaftar sebagai salah satu peserta magang di divisi yang paling berpengaruh.

Divisi Operasional Strategis. Begitulah HR menyebutnya saat mengumumkan penempatan. Divisi yang menurut rumor menjadi pusat denyut nadi perusahaan, tempat keputusan-keputusan besar lahir, dan tekanan kerja hampir tidak mengenal kata “pelan”. Ratusan karyawan berlalu-lalang, dan semua orang terlihat sibuk, cekatan, dan terlatih menghadapi ritme cepat seperti dunia ini akan berhenti kalau mereka berhenti sedetik saja.

Anna menelan ludah. Ia bukan siapa-siapa dibanding orang-orang ini.

Tetapi hari ini, ia harus membuktikan bahwa dirinya layak berada di sini.

Lobi gedung Sovereign Corp tampak megah dengan dinding kaca besar dan lantai marmer yang memantulkan cahaya lampu. Ketika Anna berdiri di depan resepsionis, tangannya sedikit bergetar. “Atas nama Anna Prasetya, magang baru,” ucapnya pelan.

Resepsionis tersenyum ramah dan memberikan visitor card sementara serta akses lift. “Silakan naik ke lantai 29, ruang orientasi. Selamat hari pertama, ya.”

Ucapannya sederhana, tapi cukup memberi Anna sedikit kekuatan. Ia mengucap terima kasih, kemudian berjalan menuju lift. Saat pintu terbuka, ruangannya mewah dan besar—dengan lantai digital panel yang menampilkan daftar lantai hanya dengan sentuhan jari. Anna berdiri di antara para pekerja berpenampilan rapi dengan wangi parfume mahal yang membuatnya semakin sadar bahwa ia berasal dari dunia berbeda.

Ketika pintu lift terbuka di lantai 29, sebuah ruang orientasi terlihat. Ada meja panjang, beberapa kursi, dan layar besar yang tengah menampilkan nama-nama peserta magang. Ada sebelas orang selain dirinya. Mereka terlihat muda, percaya diri, dan modis. Anna sedikit canggung saat berjalan ke arah mereka.

Namun, sebelum ia terlalu larut dalam rasa minder, seorang perempuan berambut pendek dan berpenampilan formal menghampirinya. Namanya Sarah, HR officer yang sempat mewawancarainya saat seleksi terakhir.

“Hai Anna, selamat datang,” sapa Sarah dengan hangat.

Senyuman itu benar-benar membuat Anna merasa tidak sendirian. “Terima kasih, Kak.”

“Kamu ditempatkan di Divisi Operasional Strategis, ya?” tanya Sarah lagi sambil melihat daftar.

Anna mengangguk gugup.

“Bagus. Divisi itu memang pressure-nya tinggi, tapi kamu punya pengalaman bertahan di situasi sulit, dan itu alasan kami memilihmu. Kamu pasti bisa.”

Ucapan itu sederhana tapi begitu berarti. Seseorang akhirnya melihat apa yang selama ini dunia selalu tutup mata: bahwa perjuangan tidak selalu terlihat dari penampilan luar.

Orientasi berlangsung sekitar satu jam. Mereka dijelaskan aturan perusahaan, sistem absensi, budaya kerja, serta prinsip utama Sovereign Corp: non-diskriminasi dan meritokrasi.

“Sovereign menerima siapa pun yang mampu, tanpa melihat latar belakang, fisik, atau status sosial,” ujar Sarah.

Kalimat itu membuat Anna sedikit menunduk, mengingat dua perusahaan lain yang menolaknya dengan alasan tidak tertulis—penampilannya. Sementara di sini, ia dihargai apa adanya.

Setelah orientasi, Anna diarahkan menuju divisi tempatnya ditempatkan. Ia berjalan ke lantai 35, lantai tertinggi yang ditempati divisi-divisi inti. Pintu lift terbuka, memperlihatkan area kerja luas berdesain modern minimalis, dengan kaca besar memberikan pemandangan kota dari ketinggian. Suara keyboard, telepon, dan percakapan cepat memenuhi ruangan.

Anna menegakkan bahunya. Kau harus bisa, Anna. Kau sudah sejauh ini.

Seorang wanita paruh baya dengan kacamata bulat dan kartu identitas bertuliskan “Senior Manager – Divisi Operasional Strategis” menghampirinya.

“Kamu pasti Anna?” tanyanya.

“I-iya, Bu.”

“Nama saya Ibu Nadia. Saya pemimpin tim yang akan kamu dukung selama magang berlangsung. Selamat datang.” Nadia menjabat tangannya dengan tegas. “Kamu boleh ikut saya dulu.”

Anna berjalan mengikuti Nadia melewati deretan meja yang penuh dengan dokumen, komputer, dan karyawan yang tampak fokus sepenuhnya. Semuanya bekerja dengan intensitas tinggi—seperti mereka sudah menjalani ritme ini bertahun-tahun.

“You’ll find this department a little overwhelming at first,” kata Nadia tanpa menoleh. “Tapi semua orang yang bertahan di sini biasanya punya karakter kuat. Kami menghargai orang yang mau belajar.”

Anna mengangguk penuh hormat. “Saya akan berusaha, Bu.”

Nadia kemudian menunjukkan sebuah meja kosong. “Ini meja kamu. Komputer sudah diatur, akses akun internal sudah aktif. Hari ini, kamu mulai dengan observasi dulu—pelajari alur kerja, baca dokumen-dokumen dasar, dan ikut rapat kecil nanti jam dua siang.”

Rapat pertama di hari pertama? Anna menelan ludah.

Tetapi ia hanya menjawab, “Baik, Bu.”

Ketika duduk, Anna menghadap layar komputer besar dengan spreadsheet dan dokumen-dokumen kompleks yang membahas analisis kinerja produksi, timeline proyek, dan laporan operasional. Isinya jauh lebih rumit dari apa pun yang pernah ia pelajari di kampus.

Lima belas menit berlalu, dan kepalanya mulai sedikit pening. Ia mengeluarkan buku catatan kecil dari tas—buku lusuh yang selalu ia bawa sejak awal kuliah. Di sana ia mulai menulis: Istilah baru, struktur divisi, task pagi, alur approval, grafis sistem.

Setiap baris terasa seperti sebuah tantangan baru. Tetapi ia ingat apa yang dikatakan Sarah: kamu dipilih karena kamu mampu bertahan.

Di tengah ia mencatat, seorang pria muda mendekat. Rambutnya klimis, jasnya rapi, dan auranya penuh kepercayaan diri.

“Kamu intern baru?” tanya pria itu.

“Ah, iya. Saya Anna,” jawabnya sambil berdiri.

“Nama saya Jordan. Aku supervisor analis di tim ini. Hari ini kamu ikut rapat denganku. Jangan khawatir, kamu hanya observasi.”

Anna mengangguk cepat, jantungnya mereda sedikit. Jordan tampak ramah—sosok rekan kerja pertama yang membuatnya tidak terlalu tegang.

“Kalau ada yang tidak mengerti, tanya saja ya. Lebih baik bertanya daripada salah,” lanjut Jordan sambil tersenyum.

“Baik, Kak.”

Waktu berjalan perlahan. Anna mempelajari dokumen—memaksakan otaknya untuk memahami istilah-istilah teknis. Meski berkeringat dingin, ia bertahan. Setiap kali kebingungan, ia catat. Setiap kali takut salah, ia tarik napas dalam.

Menjelang jam dua, Jordan mengajaknya ke ruang rapat.

Ruangan itu dipenuhi sepuluh orang, semuanya berpenampilan profesional. Ketika Anna duduk di ujung meja, ia merasa menjadi titik terkecil di ruangan.

Meeting dimulai dengan cepat. Diskusi mengalir dalam bahasa campuran Indonesia dan istilah operasional Inggris. Anna hanya bisa mengikuti dengan mencatat secepat mungkin.

“Ada update dari tim analis?” tanya seorang manager.

Jordan mempresentasikan laporan dengan slide yang kompleks. Semua orang mendengarkan serius. Anna berusaha keras mengerti isi laporan walaupun hanya sebagian yang bisa ia tangkap.

Namun ada satu momen kecil yang membuatnya terharu.

Ketika Jordan menyebutkan bahwa ada hal yang perlu diperiksa ulang, ia menoleh ke Anna sejenak dan berkata lembut, “Nanti aku jelasin setelah meeting ya.”

Itu sederhana, tapi membuat Anna merasa tidak terabaikan.

Meeting selesai setelah hampir dua jam. Tubuh Anna terasa lelah, tetapi ia tidak menunjukkan itu.

Jordan menghampirinya. “Kamu terlihat shock,” katanya sambil tertawa kecil.

Anna menghela napas. “Bingung banget, Kak. Banyak istilah baru.”

“Itu normal. Divisi ini memang begitu. Tapi kamu cepat tangkap. Cara kamu mencatat tadi bagus.”

Pujian sederhana itu terasa seperti seteguk air di badai panas.

Hari pertama belum selesai, masih ada banyak dokumen yang harus ia pelajari. Tetapi di waktu istirahat sore, Anna berdiri di depan jendela besar lantai 35, menatap kota dari ketinggian. Mobil-mobil kecil seperti semut, gedung-gedung tinggi berdiri kokoh, dan langit mulai memerah.

Ia mengembuskan napas panjang, lalu tersenyum kecil.

Aku berhasil melewati hari pertama.

Tidak sempurna. Tidak mudah. Tapi ia berhasil.

Di dunia megah yang tidak pernah ia bayangkan bisa ia masuki… Anna hari itu belajar satu hal:

Bahwa perjuangan hidup membuatnya cukup kuat untuk menghadapi tekanan apa pun.

1
Noer Edha
karya ini membuat kita masuk dalm arus ceritqnya...setiap kalimatx tersusun..dan memuaskan bagi sqya yang membacanya..
Evi Lusiana
sial bner nasib ana thor punya boss ky gk puny hati
Evi Lusiana
dasar boss aneh,msih mencari² titik lemah ny seseorang yg bnr² cerdas
Evi Lusiana
kesempatan datang bwt ana
Drezzlle
udah jatuh tertimpa tangga ya rasanya pasti
Evi Lusiana
betul kt lusi,ceo kok gk profesional
Evi Lusiana
egois gk sih si liam,jd bos besar hrsny profesional kko pun mo memberi hukuman sm ana y gpp tp jgn smp smua org jd mengucilkany krn kmarahan liam sm smuany
Evi Lusiana
bagus critany thor,perusahaan yg tdk hny mnilai fisik lbih k kmampuan calon karyawan ny
Evi Lusiana
percayalah ana tiada perjuangan gg sia2
Evi Lusiana
mewek bacany thor,bayangin hdp merantau sndr menanggung beban sndri
Evi Lusiana
semangat ana kebahagiaan menantimu
Valen Angelina
makanya Liam jgn jahat2 ..nnti jatuh cinta gmn wkwkwkw🤣
Valen Angelina
bagus ceritanya...moga lancar ya 💪💪💪
Valen Angelina
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!