NovelToon NovelToon
Legend Of The Sky Devourer-Kunpeng Terakhir

Legend Of The Sky Devourer-Kunpeng Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Epik Petualangan / Fantasi
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alvarizi

Di Desa Fuyun yang terkubur salju, Ling Tian dikenal sebagai dua hal yakni badut desa yang tak pernah berhenti tertawa, dan "Anak Pembawa Sial" yang dibenci semua orang.

Tidak ada yang tahu bahwa di balik senyum konyol dan sikap acuh tak acuh itu, tersimpan jiwa yang lelah karena kesepian dan... garis darah monster purba yang paling ditakuti langit yakni Kunpeng.

Enam puluh ribu tahun lalu, Ras Kunpeng musnah demi menyegel Void Sovereign, entitas kelaparan yang memangsa realitas. Kini, segel itu retak. Langit mulai berdarah kembali, dan monster-monster dimensi merangkak keluar dari bayang-bayang sejarah.

Sebagai pewaris terakhir, Ling Tian dipaksa memilih. Terus bersembunyi di balik topeng humornya sementara dunia hancur, atau melepaskan "monster" di dalam dirinya untuk menelan segala ancaman.

Di jalan di mana menjadi pahlawan berarti harus menjadi pemangsa, Ling Tian akan menyadari satu hal yakni untuk menyelamatkan surga, dia mungkin harus memakan langit itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34: Kota di Atas Mata Pedang

Bahtera Roh "Awan Guntur" turun perlahan, menembus lapisan awan terakhir.

Pemandangan yang terhampar di bawah sana membuat siapa pun yang melihatnya untuk pertama kali akan menahan napas.

Kota Seribu Pedang tidak dibangun di atas tanah datar. Kota itu... menggantung diatas daratan yang tinggi.

Ribuan pedang batu raksasa, sisa-sisa peninggalan zaman dewa yang tingginya mencapai ratusan meter menancap di lembah kawah yang luas. Dan di antara bilah-bilah pedang raksasa itulah, kehidupan manusia menempel seperti teritip di lambung kapal.

Bangunan-bangunan kayu dan batu dibangun menempel pada sisi pedang, dihubungkan oleh jembatan rantai besi yang berayun-ayun ditiup angin lembah. Platform-platform perdagangan melayang dengan bantuan formasi anti-gravitasi.

Dan sebuah suara...

DENGUNG.

Suara dengungan rendah yang konstan memenuhi udara. Itu adalah suara resonansi dari ribuan pedang kuno yang bergetar bersamaan. Bagi orang awam, suara itu memusingkan. Tapi bagi kultivator pedang, suara itu seperti nyanyian surga yang memacu aliran darah.

"Tempat yang gila," komentar Ling Tian, berdiri di pinggir geladak sambil memandang ke bawah.

"Tempat yang penuh 'besi'," koreksi Tuan Kun di dalam kepalanya. "Tanah di lembah ini mengandung bijih magnetik. Pantas saja pedang-pedang itu tidak runtuh. Medan magnet alaminya menahan struktur kota ini."

Saat bahtera merapat ke Dermaga Udara Utama, sebuah platform batu luas yang dibangun di atas gagang pedang terbesar di tengah kota, Ling Tian merasakan tekanan udara berubah menjadi berat.

Tubuhnya terasa dua kali lebih berat dari biasanya.

"Tekanan Pedang," bisik Jiang Wuqing yang berdiri tak jauh darinya. Wajah bengkaknya menatap kota dengan serius. "Seluruh kota ini dilindungi oleh Array Pedang Seribu Dewa. Siapa pun yang berniat jahat atau memiliki aura iblis yang tidak tersamar, akan langsung ditekan oleh gravitasi kota ini sampai muntah darah."

Ling Tian tersenyum tipis. Untung dia sudah menyamarkan aura Asura-nya jauh di dalam tulangnya.

Bahtera Roh yang ditumpangi tim peserta mendarat dengan guncangan berat di Dermaga Udara Sektor Selatan.

Begitu tangga kapal diturunkan, Fang Yu tidak langsung memerintahkan turun. Dia dan seluruh tim berdiri tegak di geladak, menunggu dengan sikap hormat.

Di sebelah kapal mereka, sebuah Bahtera Raksasa yang jauh lebih megah dan memancarkan aura petir ungu, Bahtera Utama Istana Shenxiao sedang melakukan manuver pendaratan. Angin yang dihasilkan oleh baling-baling Qi kapal utama itu begitu kuat hingga membuat jubah murid-murid di kapal Ling Tian berkibar liar.

Itu adalah kapal yang membawa para Petinggi. Tetua Zhang dari Istana Shenxiao, Tetua Mo dari Sekte Pedang, dan para elit senior lainnya.

Begitu kapal utama bersandar, jembatan penghubung emas dibentangkan.

Rombongan Tetua berjalan menyeberang menuju kapal Ling Tian. Wajah mereka serius. Hal pertama yang mereka tuju bukanlah mengecek kondisi para murid, melainkan mengecek Kargo Rahasia di palka bawah.

"Buka jalan!" perintah pengawal elit Istana Shenxiao.

Ling Tian berdiri di barisan paling belakang, menundukkan kepala seperti pelayan yang patuh. Matanya melirik Ye Qing yang berdiri kaku di barisan depan. Keringat dingin mengalir di leher wanita itu.

Tetua Zhang dan Tetua Mo berjalan cepat melewati barisan murid, langsung menuju pintu palka.

"Xueya, ikut kami," panggil Tetua Zhang tanpa menoleh.

Xueya, yang wajahnya masih sedikit pucat, melangkah maju. "Baik, Tetua."

Mereka menghilang ke dalam perut kapal.

Suasana di geladak hening dan tegang. Fang Yu tampak gelisah, takut dia disalahkan atas kerusakan kapal akibat serangan perampok sebelumnya. Lei Hao sibuk merapikan rambutnya agar terlihat gagah.

Sepuluh menit berlalu. Waktu terasa berjalan sangat lambat.

Tiba-tiba, suara tawa menggelegar terdengar dari arah pintu palka.

"Hahahaha! Luar biasa!"

Rombongan Tetua kembali naik ke geladak. Kali ini, wajah tegang Tetua Zhang telah berganti menjadi senyum lebar penuh kepuasan.

Dia berjalan sambil menepuk bahu Xueya dengan bangga.

"Aku sempat khawatir saat mendengar laporan serangan perampok dari sinyal darurat kalian," kata Tetua Zhang lantang. "Aku takut guncangan pertempuran akan membuat 'Benda Itu' tidak stabil. Tapi lihatlah! Benda itu tenang sekali! Bahkan suhunya sedingin es abadi!"

Tetua Zhang menatap Xueya dengan mata berbinar.

"Xueya, teknik Ice Heart-mu ternyata sudah mengalami terobosan di tengah tekanan, ya? Kau berhasil menekan aura Asura itu sendirian sepanjang perjalanan hingga dia tertidur total. Ini prestasi besar! Sekte akan memberimu poin kontribusi istimewa!"

Xueya menunduk dalam-dalam. Wajahnya pias, bukan karena bangga, tapi karena rasa bersalah dan takut. Dia tidak berani menatap mata siapa pun.

"Terima kasih, Tetua... ini... hanya keberuntungan," jawabnya lirih, suaranya sedikit bergetar.

Di belakang barisan, Ling Tian menahan tawa di dalam hati.

'Tentu saja tenang, Pak Tua. Isinya sudah kusedot semua sampai kering. Yang tersisa di sana cuma ampas dingin.'

Tetua Mo Xing mengangguk setuju, lalu menatap Fang Yu dan tim.

"Kalian bekerja bagus mempertahankan kapal. Sekarang, pengawal khusus Shenxiao akan mengambil alih kargo ini. Bawa ke Gudang Penyimpanan Sektor Utara dengan pengawalan tingkat satu!"

Sekelompok murid elit Shenxiao berbaju zirah lengkap segera turun ke palka untuk mengangkut peti batu itu.

Ye Qing, yang melihat peti itu diangkut keluar dalam keadaan utuh dan dijaga ketat, menghela napas panjang. Ada rasa lega karena dia tidak dituduh gagal, tapi ada juga kebingungan yang mendalam.

'Jadi tim penyusup itu mati sia-sia tanpa sempat menyentuh barangnya? Siapa yang membunuh mereka? Dan kenapa kargo itu masih ada?'

Tatapan Ye Qing secara refleks beralih mencari Ling Tian.

Ling Tian sudah menatapnya. Dia memberikan gerakan mulut tanpa suara; 'Tik-tok.'

Wajah Ye Qing memucat. Dia langsung membuang muka.

"Baiklah!" seru Tetua Mo. "Tim Sekte Pedang Langit, ikuti Kapten Fang. Kalian akan menginap di penginapan yang sudah disediakan dan beristirahatlah. Turnamen akan dimulai dua hari lagi."

"Siap, Tetua!"

Rombongan Tetua kembali ke kapal utama mereka untuk urusan diplomatik dengan penguasa kota, sementara tim peserta turun ke dermaga.

Mereka menginjakkan kaki di jalanan batu Kota Seribu Pedang.

Suasananya riuh rendah dan udaranya berat. Gravitasi di kota ini sedikit lebih kuat karena pengaruh ribuan pedang kuno yang tertancap di mana-mana. Ribuan kultivator dari berbagai sekte berseliweran.

"Ingat," Fang Yu memberi instruksi saat mereka berjalan membelah kerumunan, gayanya kembali sombong setelah para Tetua dan senior elit sekte pergi. "Kita menginap di 'Paviliun Pedang Besi'. Itu penginapan khusus sekte aliansi. Jangan buat masalah."

Mereka sampai di penginapan. Bangunan kayu tua yang kokoh dan bernuansa militer.

Pembagian kamar dilakukan di meja resepsionis.

"Kapten Fang dan Junior Lei di Kamar Utama A," kata pengurus penginapan. "Tuan Jiang di Kamar B. Nona Xueya dan Nona Ye di Kamar C."

"Lalu dia?" Fang Yu menunjuk Ling Tian dengan dagunya, seolah menunjuk kotoran.

Pengurus penginapan melihat pakaian pelayan Ling Tian yang kotor dan pedang karatan di punggungnya. Dia mengerutkan hidung.

"Maaf, kamar pelayan sedang penuh. Tapi ada gudang kayu bakar di belakang, dekat kandang kuda Spirit. Hawa disana cukup hangat dan kering."

Fang Yu menyeringai puas. "Sempurna. Tempat yang cocok untuk anjing penjaga. Hei, Ling Tian, pastikan kau tidak tidur terlalu nyenyak. Jaga tumpukan peti logistik dan senjata cadangan kami di sana. Kalau ada satu goresan pada kotak baju zirahku, kulitmu yang akan menjadi gantinya."

Ling Tian membungkuk hormat, wajahnya datar tanpa ekspresi. "Terima kasih atas fasilitas mewahnya, Kapten. Saya akan pastikan semua cadangan kita aman."

Ling Tian berbalik, berjalan menuju halaman belakang tanpa protes sedikit pun.

Jiang Wuqing melihat punggung Ling Tian yang menjauh dengan tatapan rumit. Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi menahannya. Dia tahu Ling Tian tidak butuh simpati.

Malam hari di Kota Seribu Pedang.

Langit tidak gelap gulita. Cahaya dari ribuan lampion dan formasi pedang yang berpendar membuat kota ini bermandikan cahaya perak temaram.

Di gudang kayu bakar yang sempit dan berbau jerami, Ling Tian membuka matanya.

Ling Tian tidak tidur. Dia melepas jubah pelayan sektenya, menggantinya dengan jubah hitam polos yang dia beli dari pasar loak dulu. Dia menutupi wajah bagian bawahnya dengan kain hitam.

Pedang raksasa Embrio Void dia tinggalkan di bawah tumpukan jerami. Senjata itu terlalu mencolok untuk operasi malam ini. Sebagai gantinya, dia menyelipkan dua belati rampasan dari penyusup kapal kemarin di pinggangnya.

"Mau kemana?" tanya Tuan Kun.

"Jalan-jalan malam," jawab Ling Tian sambil meregangkan ototnya. "Tangan kananku butuh 'obat' yang lebih keras daripada sekadar pil penambah darah. Energi Asura ini butuh penyeimbang."

"Pasar Gelap?"

"Pasar Gelap. Dan... aku butuh informasi tentang siapa sebenarnya yang memasang taruhan di kepalaku waktu pertandingan final di sekte bulan lalu."

Ling Tian menyelinap keluar lewat jendela gudang. Gerakannya menyatu dengan bayangan. Dia melompati pagar penginapan, mendarat tanpa suara di gang sempit di belakang gedung.

Kota Seribu Pedang di malam hari adalah dunia yang berbeda.

Jika siang hari adalah tempat pamer kekuatan sekte-sekte ortodoks, maka malam hari adalah taman bermain bagi Kultivator Liar, pedagang informasi, dan penjahat yang mencari mangsa.

Ling Tian berjalan menyusuri gang, mengikuti aroma dupa murah dan suara bising dari distrik bawah.

Baru lima menit berjalan, langkahnya dihadang.

Tiga orang pria bertubuh besar dengan tato kalajengking di leher menghalangi jalan keluar gang. Bau alkohol menguar dari napas mereka.

"Oi, Saudara Kecil," kata salah satu dari mereka, memainkan pisau lipat dengan gerakan provokatif. "Kau terlihat tersesat. Ini wilayah 'Geng Kalajengking Besi'. Ada biaya masuk untuk lewat sini."

Ling Tian berhenti. Dia menatap ketiga bandit pasar itu. Level kultivasi mereka rendah, hanya Qi Condensation tingkat 2 dan 3. Tapi Ling Tian tersenyum di balik kain penutup wajahnya. Matanya menyipit senang.

"Kebetulan sekali," kata Ling Tian, suaranya dibuat serak dan berat. "Aku juga sedang mencari 'sumbangan'."

"Apa?" penjahat itu bingung, langkahnya terhenti.

"Sebaiknya serahkan dengan patuh uang kalian yang tidak seberapa itu dari hasil menjarah orang lain."

Ketiga bandit pasar itu saling pandang, lalu tertawa terbahak-bahak. "Bocah gila! Dia mau merampok kita? Habisi dia!"

Mereka menerjang maju dengan senjata terhunus.

Satu menit kemudian.

Gang itu sunyi kembali.

Ketiga preman itu terikat di tiang jemuran dalam posisi terbalik, pakaian luar mereka dilucuti hingga menyisakan celana dalam. Wajah mereka babak belur dan bengkak. Kantong uang mereka sudah berpindah tangan.

Ling Tian menepuk-nepuk kantong uang yang kini berisi 50 batu spirit tambahan. Lumayan untuk uang jajan.

"Kota ini ramah sekali," gumam Ling Tian riang, melangkahi tubuh preman yang mengerang. "Baru keluar sebentar sudah dikasih modal."

Dia melanjutkan langkahnya menuju pusat keramaian distrik bawah, tempat di mana hukum rimba berlaku mutlak.

Di depan sana, sebuah gerbang pasar malam yang terbuat dari susunan tulang rusuk monster raksasa menyambutnya dengan aura suram.

Pasar Tulang.

Tempat di mana segala sesuatu bisa dijual. Barang curian, informasi rahasia, racun terlarang, dan bahkan nyawa manusia.

Mata Ling Tian berkilat di balik kain hitamnya.

"Mari kita lihat... apa yang bisa kutemukan di sini."

1
Sutono jijien 1976 Sugeng
👍👍👍👍
Sutono jijien 1976 Sugeng
siapa predator puncak 😁😁😁
Sutono jijien 1976 Sugeng
si fang yu hanya jadi badut ,yg Tak tahu apa apa 🤣🤭
Anonymous
Ga kerasa cepet banget udh abis aja 😭
Anonymous
Whooa, apakah sekte matahari hitam itu keroco yang ditinggalkan seberkas kehadiran void Sovereign pada bab prolog?
Renaldi Alvarizi: Hehe mohon dinantikan kelanjutan ceritanya ya
total 1 replies
Anonymous
Alur ceritanya makin kesini makin meningkat, tetap pertahankan
Renaldi Alvarizi: Terimakasih kawan Kunpeng 😁
total 1 replies
Anonymous
up thor
Anonymous
Hahaha Ling Tian punya budak pertamanya
Anonymous
Haha akhirnya badut yang sebenarnya 'Li Wei' mokad juga
Anonymous
Ceritanya bagus, besan dengan yang lain seperti titisan naga, phoenix dsb. Semoga tetap konsisten updatenya.
Joe Maggot Curvanord
kenapa xinxin penyimpanan ataw barang berharga musuh tidak di ambil
Renaldi Alvarizi: Hehe sudah kok kak yang akan digunakan untuk keperluan di bab mendatang namun saya memang lupa memasukkan atau menjelaskannya didalam cerita. Terimakasih atas sarannya.
total 1 replies
Sutono jijien 1976 Sugeng
semoga semakin berkembang ,dan bukan di alam fana ,naik ke alam atas
Renaldi Alvarizi: Hehe tunggu saja kelanjutannya bersama dengan Ling Tian dan Tuan Kun ya kak hehe
total 1 replies
Sutono jijien 1976 Sugeng
belagu si fang yu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!