seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.
setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.
lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.
lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. numpang kereta
Kedua wanita paruh baya itu tidak bisa memaksa. Ia tidak ingin membuat gadis ini merasa tidak nyaman. Bisa-bisa mereka akan kehilangan kepala mereka. Apalagi mereka telah menyaksikan betapa ganasnya gadis ini saat bertarung. Jadi mereka berpikir juga untuk mencari aman saja.
"Baiklah kalau begitu nona." Ujar wanita paruh baya itu dengan pasrah. Setelah itu mereka pun mulai menaiki kereta kuda mereka kembali dengan dibantu oleh salah seorang ksatria yang ikut dalam rombongan itu. Sementara Amelia sendiri, Ia mendekat ke arah kusir dan duduk di samping pak kusir.
"Pak numpang duduk ya !!" Seru Amelia kepada sang kusir sambil mendudukkan bokongnya di sana. Pak kusir yang juga menyaksikan pertarungan Amelia yang tanpa berkedip itu dapat menumbangkan orang-orang berbaju hitam itu, seketika ia menelan selivannya dengan susah payah. Seolah yang duduk bersamanya adalah iblis yang menyamar.
"Ba-baiik Nona silakan.." ujar sang kasir dengan terbata-bata. Amelia yang menyadari bahwa sang kusir takut kepadanya langsung tersenyum dan berkata.
"Santai saja pak kusir, aku tidak makan orang kok... Hehehe..." Ujar Amelia dengan memasang wajah imutnya itu. Sengaja ia lakukan agar tak menakuti sang kusir yang duduk di sampingnya. sang kusir pun tersenyum takut. ternyata kentara sekali kalau ia sedang ketakutan.
"hehehe.. maaf nona. jelas sekali ya.." ucap sang kusir merasa bersalah.
"hehehe... tidak juga kok pak. Ayo jalan pak !! Let's go !!!" Teriak Amelia. Ia begitu semangat dan sangat antusias dalam munumpangi kereta kuda itu. tidak tau saja, Kalau mereka sedang bingung dengan ucapan terakhir nya.
Ini adalah pengalaman pertama bagi Alika yang masuk ke tubuh Amelia. Mereka yang mendengar teriakkan Amelia pun tersenyum, namun kata-kata yang Amelia lontarkan itu cukup membingungkan. Tapi, ya sudah lah.
Tak lama, akhirnya kereta kuda itu kembali berjalan setelah di hadang oleh orang orang yang tak memiliki perasaan, karena itu lah, mereka jadi bertemu dengan malaikat Malik, penjaga pintu neraka. Malang sekali.
***
Sekitar satu jam perjalanan. Akhirnya mereka sampai di depan pintu gerbang kota raja. Dan konon katanya, kedua wanita paruh baya ini tinggal di kota raja, namun agak jauh dari keramaian kota.
"Sampai di sini saja pak kusir." Seru Amelia. Setelah itu, ia langsung melompat turun setelah sang kusir menghentikan kereta nya. Setelah turun, Amelia pun berpamitan dan berterima kasih kepada kedua wanita paruh baya itu dan para pengawal serta kusirnya. Namun mereka hanya menanggapinya dengan senyuman. Toh para pengawal dan kusir hanya lah orang rendahan. Jadi mereka tidak pantas mendapatkan nya.
"Terimakasih kembali nona. Kapan-kapan singgalah keistana nona." Ujar wanita setengah paruh baya itu. Amelia yang mengetahui kebenaran kalau wanita wanita cantik itu adalah seorang petinggi istana, mendadak ia menjadi kikuk sendiri.
"Eh.. baiklah yang mulia.." ujar Amelia sambil membungkukkan badannya memberi hormat. Melihat itu, wanita wanita cantik itu pun tersenyum. Setelah itu, mereka langsung berpamitan untuk melanjutkan perjalanan. Sepeninggalan mereka, Amelia jadi bernafas legah.
"Huf... Pantesan cantik. Ternyata istri presiden. Ups. Ah.. sudahlah. Sebaiknya aku bergerak cepat. Pasti Sisil dan Rubi sudah mengomel dan cemas dari tadi." Ujar Amelia. Apalagi saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda akan berganti nya hari.
***
Amelia pun langsung bergerak untuk mencari dan dan mengunjungi tempat penjualan rumah yang ada di kota ini. Namun, saat Amelia berkunjung, ternyata mereka sudah kehabisa stok rumah yang akan disewa. Hal itu langsung membuat Amelia lemas. Ia pun langsung keluar dari gedung itu.
Bukannya sudah tidak ada rumah yang akan disewakan lagi. Tapi, para pelaku jasa itu tak ingin menyewakannya kepada Amelia. Apalagi, tampilan Amelia sangat aneh di mata mereka. Amelia keluar dengan gontai dari sana.
"Huh... Sebaiknya aku cari penginapan saja dulu. Setelah itu, baru aku cari saja rumah yang dijual oleh pemiliknya." Monolognya pada dirinya sendiri. Setelah itu, Amelia pun pergi mencari penginapan karena hari sudah mau malam. Kalau soal makanan, ia bisa pergi keruang dimensi untuk masak dan makan sepuasnya. Toh, ruang dimensinya sangat lengkap.
***
Esok harinya menjelang. Amelia pun bangun dari tidur nya. Ia berada di ruang dimensi saat ini. Ya, ia tidur di ruang dimensi karena alasannya kasur dalam penginapan itu keras dan tidak nyaman. Akhirnya ia memilih pindah di ruang dimensi. Setelah mandi dengan bersih dan sarapan di ruang dimensi, Amelia pun langsung memutuskan untuk segera pergi mencari rumah yang dijual oleh pemiliknya ataupun tempat yang bisa dibeli olehnya. Ia tidak bisa berlama-lama di kota Raja karena pasti kedua pelayannya itu sedang cemas dan menunggunya pulang.
Dengan tekad yang bulat, Amelia langsung berjalan mengitari kota yang luas itu. Sesekali ia akan berinteraksi dengan orang-orang yang lewat untuk lebih mengenal kota ini. Dan ternyata keberuntungan masih berpihak kepadanya. Tak lama,ia melihat sebuah plang dengan tulisan dijual. Amelia yang melihat itu langsung merasa senang. Tak menunggu lama, ia langsung bergegas ketempat itu. Kebetulan, disana ada pemiliknya.
"Permisi tuan.." sapa Amelia. Sang pemilik rumah yang tengah membersihkan tempat itu langsung mengarahkan pandangannya ke pada Amelia dan tersenyum.
"Ya nona. Ada yang bisa saya bantu..??" Tanya sang pemilik sambil berjalan menghampiri Amelia. Amelia pun tersenyum dan langsung menjabat tangan sang pemilik yang sukses membuat lelaki paruh baya itu terkejut dan juga heran. Tapi, ia langsung mengulurkan tangannya juga.
"Maaf pak. Saya kesini karena melihat tulisan yang dipasang itu." Ujar Amelia sambil menunjuk plang yang bertuliskan di jual. Sang pemilik pun mengikuti arah sang yang ditunjukkan tadi. Kemudian langsung mengulas senyum.
"Oh.. iya nona. Apa nona ingin membeli rumah ini..??" Tanya tuan paruh baya itu mengetahui niat Amelia. Amelia pun langsung menganggukan kepalanya.
"Iya pak. Kira-kira, apa saya bisa bertemu dengan pemilik rumah ini ??" Tanya Amelia dengan sopan. Ia juga masih berpenampilan tertutup,, namun ia masih menggunakan celana hitam yang tentu saja tidak ada di zaman ini. Beruntung pemilik nya tidak memandang dari penampilan.
"Tentu nona. Saya lah pemilik rumah ini." Ujar pemilik rumah itu dengan sopan. Amelia pun kembali berlaku sopan.
"Ah.. begitu. Maaf pak, saya tidak tau. Kalau begitu apakah bapak mau menjual rumah ini kepada saya.?" Tanya Amelia lagi. Sang pemilik pun langsung mempersilahkan Amelia masuk kedalam halaman, dan mereka duduk di halaman samping kediaman itu. Disana, mereka pun mengobrol. Amelia memperhatikan sang tuan rumah seperti berwajah murung. Disana, Amelia pun memaksakan diri untuk bertanya.
"Maaf pak. Tapi, kenapa seperti bapak terlihat murung dan sedih.??" Tanya Amelia. Pak tua itu pun tersenyum masam.
"Maaf Nona. Terlalu terlihat ya... Tapi saya tidak apa-apa." Ujar sang pemilik. Walaupun ia menampilkan senyum ramah. Tapi, hatinya bergejolak.
untuk terus berkembang menjadi yg terbaik
ada rendang di jaman kerajaan (cakeeep)
makin kacau meeen....😆😆😆
keluar segera dari hutan dan memulai hidup dan bisnis yg baru di daerah lain.
walau itupun kesalahan kita, tapi seharusnya sebagai ortu bisa bijaksana dalam menyikapi.
Kutunggu part 2 nya🤍