FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
.
BUTUH HEALING? BACA ɪᴍᴀᴍᴋᴜ, ꜱᴜʀɢᴀᴋᴜ SOLUSINYA!
.
DINGIN IN PUBLIC, BUCIN IN PRIVATE🕊️
.
PERINGATAN! HATI - HATI, CERITA INI DAPAT MENYEBABKAN KEJANG-KEJANG DAN SENYUM-SENYUM SENDIRI!🦋
.
Allah itu maha romantis. Ada banyak cara untuk Allah mempertemukan kita dengan jodoh. Salah satunya Azalea. Berawal dari ketidaksengajaan nya yang menghilangkan berkas penting, berakhir dengan ia yang menjadi istri sang bos besar.
Awalnya, Azalea pikir pernikahannya itu tidak akan berlangsung lama ketika mengingat bagaimana awal mereka berdua bisa menikah. Namun ternyata tidak. Husain bukan laki-laki pengecut yang akan mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan. Justru Husain akan menjadi lelaki gentle yang akan terus mempertahankan rumahtangganya atas izin Allah.
"Kamu tahu istriku, jika saja setan melihat senyuman manis kamu, Abang khawatir malah ia yang akan tersesat saat menggodamu," - Azzam Gibran Al-Husain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon its.syrfhlee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(15). Husain dan kesabarannya.
Bagi sebagian orang, hari Senin adalah hari yang paling menyebalkan. Mungkin banyak yang akan bertanya apa alasannya? Menurut sejumlah studi, suasana hati atau mood orang akan berada di titik terendah pada hari senin. Hal itu disebabkan karena perubahan siklus tubuh dari dua hari akhir pekan dan awal hari kerja. Psikolog Sanam Hafeez menjelaskan bahwa diakhir pekan, tubuh dan otak lebih santai karena tidak perlu memikirkan pekerjaan. Begitu datang hari Senin, mereka harus memasang mode kerja dan mempersiapkan mental untuk beraktifitas kembali.
Sama halnya yang dirasakan oleh Azalea pagi ini. Hari ini adalah Senin pertama ia masuk kerja dengan status sebagai seorang istri. Dimana di hari sebelumnya, ia hanya akan mempersiapkan kebutuhannya saja. Namun karena sekarang ia sudah memiliki seorang suami, maka sekarang ia juga harus menyiapkan kebutuhan sang suami.
Tapi ada hal yang membuat Azalea bersyukur. Memiliki suami seperti Husain adalah anugrah yang paling Azalea syukuri. Karena saat ini Husain dengan senang hati membantu Azalea demi meringankan pekerjaan rumah sang istri.
Husain berkutat dengan beberapa alat dapur untuk membuat sarapan. Hanya beberapa lembar roti tawar yang diberi selai roti dan dua cangkir susu coklat. Karena Husain memang tidak bisa memasak makanan selain telor ceplok dan makanan instan.
Sedangkan Azalea, wanita itu tengah sibuk menggosok pakaian kerja mereka. Namun ditengah menyetrika kemeja milik Husain, Azalea mendadak ingin buang air kecil sehingga mengharuskan dirinya untuk meninggalkan sebentar pekerjaannya. Setelah selesai, Azalea berniat untuk melanjutkan kembali pekerjaan menggosok kemeja Husain. Senyum yang semula mengembang karena mengingat kemeja Husain adalah pakaian terakhir yang Azalea gosok pagi ini kini meredup. Diganti dengan wajah syok bercampur cemas. Dengan tangan bergetar, Azalea mengambil setrikaan yang ternyata masih berada di atas baju kemeja Husain. Azalea lupa meletakkan setrikaan yang ia gunakan pada tempat semestinya. Hal itu membuat kemeja Husain menjadi bolong.
"Astagfirullah!" Azalea rasanya ingin menangis. Ini kemeja kesayangan Husain. Bagaimana nanti reaksi Husain jika lelaki itu tahu kemeja kesayangannya bolong akibat kelalaian Azalea.
Tapi Azalea tak punya pilihan lain selain jujur pada Husain. Setelah memantapkan dan menyiapkan hati untuk mengaku dan menerima kemarahan Husain nantinya, Azalea melangkahkan kakinya untuk mencari Husain dan mengakui kesalahannya. Tapi baru saja Azalea memegang handle pintu, ternyata bertepatan dengan Husain yang juga membuka handle pintu dari luar.
"Astagfirullah!" kaget Husain ketika dirinya mendapati sang istri berdiri di hadapannya.
"Kamu gapapa sayang, ada yang sakit? Atau kepala kamu kejedot waktu Abang buka pintu?" tanya Husain beruntun. Dari ekspreksinya sangat kentara sekali jika lelaki itu mengkhawatirkan keadaan sang istri.
Sangking gugup dan cemasnya, Azalea tak mampu mengeluarkan suaranya untuk sekedar menjawab pertanyaan sang suami. Yang Azalea lakukan hanya menggelengkan kepalanya.
"Yakin?" ulang Husain memastikan. Lagi - lagi Azalea hanya menjawab dengan anggukan.
Setelah mendapatkan jawaban dari istrinya, Husain baru bisa bernafas dengan lega. Lelaki itu langsung mengecup kening Azalea sebelum meninggalkan Azalea yang sepertinya ingin keluar dari kamar.
"Ya udah kalau gitu Abang mau siap-aiap dulu."
Tangan Azalea reflex langsung memegang tangan Husain. Membuat Husain menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah belakang dimana Azalea masih betah berdiri dengan bungkam.
"Kenapa, sayang? Kamu butuh bantuan Abang?" Tanya Husain.
Azalea menggeleng. Memberanikan dirinya untuk menatap mata teduh milik Husain.
"Abang," cicit Azalea.
"Ya, kenapa, sayang?" Tanya Husain.
"Kalau seandainya Azalea melakukan kesalahan fatal pagi ini? Apa Abang akan marah sama Aza?" tanya Azalea hati - hati.
Husain terdiam sejenak. Kemudian dirinya membawa sang istri untuk duduk di pinggir ranjang. Menggenggam tangan sang istri untuk menenangkannya.
"Memangnya kesayangan Abang melakukan kesalahan apa pagi ini hmm?" tanya Husain lembut.
Azalea menghela nafas sebentar. Lalu matanya menatap manik mata Husain yang menatapnya dengan teduh dan tak lupa senyum manis lelaki itu selalu tertuju untuk Azalea.
"Aza enggak sengaja ngerusakin kemeja kesayangan Abang," cicit Azalea pelan. Tapi beruntungnya Husain masih bisa mendengarnya dengan jelas.
"Coba jelasin kronologi nya dengan jelas. Biar Abang paham," pinta Husain. Lagi - lagi dengan nada suara yang lembut.
"Tadi waktu Aza lagi menggosok baju kemeja Abang, Aza kebelet buang air kecil. Terus selesai buang air kecil, Aza balik lagi buat lanjutin menggosok kemeja Abang. Eh waktu Aza lihat ke arah ironing board nya ternyata Aza lupa meletakkan setrikanya di tempat seharusnya. Jadinya baju Abang bolong."
Dengan takut-takut Azalea menyerahkan kemeja kesayangan Husain yang telah bolong ditengahnya akibat kelalaiannya. Azalea sudah menyiapkan hatinya jika seandainya Husain akan memarahinya. Namun ternyata, setelah Azalea menunggu reaksi Husain selama lebih kurang tiga menit, Azalea sama sekali tak mendapatkan cercaan atau omelan yang Husain layangkan atas kesalahannya.
"Abang gak marah?" tanya Azalea takut - takut.
Husain menghela nafas. Tangannya beralih dari menggenggam tangan Azalea menjadi menangkup pipi Azalea.
"Untuk apa Abang marah? Hanya karena sepotong kain Abang tega menyakiti hati bidadari Abang? Enggak sayang. Abang gak sekejam itu," jelas Husain tegas.
"Lagi pula, Abang bukan marah. Tapi Abang khawatir. Bagaimana jika setrikanya mengeluarkan api dan itu malah melukai kamu? Abang lebih marah lagi kalau seandainya itu terjadi." lanjut Husain.
"Maaf, Abang. Aza gak apa - apa kalau Abang mau marahin Aza. Lagi pula pasti rasanya kesalkan? Bagaimanapun ini kemeja kesayangan Abang,"
Husain tersenyum manis.
"Kalau begitu sini mendekat." perintah Husain.
Dengan sedikit ragu, Azalea mendekat ke arah Husain. Matanya reflek tertutup saat mereka sudah dalam keadaan tanpa jarak.
Husain melihat itu menjadi gemas. Bagaimana mungkin dirinya tega membuat istrinya takut padanya. Lagi pula Husain selalu ingat satu hal. Nabi Muhammad saja selalu mencontohkan untuk selalu memuliakan wanita dan bersikap lembut pada wanita. Lantas mengapa Husain yang mengaku sebagai umat nabi Muhammad tidak melakukan perintahnya?
Husain lantas memeluk tubuh mungil Azalea dengan erat. Menghirup dalam - dalam aroma manis yang menguar dari tubuh Azalea. Bahkan hal itu sudah menjadi candu untuk Husain.
"Untuk apa Abang marah kalau memeluk kamu aja amarah Abang udah langsung hilang."
Perilaku dan perkataan Husain barusan membuat Azalea merasa bahagia luar biasa.
Azalea mendongak menatap Husain.
"Terimakasih karena Abang gak marah sama Aza. Kedepannya Aza akan berusaha untuk berhati - hati lagi,"
Husain mengangguk. Dirinya tak lupa memberikan kecupan tanda sayang di kening mulus Azalea.
"Sama - sama, sayang."
"Abang, Aza boleh tanya?"
"Boleh. Mau tanya apa hm?"
"Kenapa Abang menikahi Aza?"
Pertanyaan yang selalu ada di otak Azalea setiap harinya.
"Karena Abang cinta kamu." singkat namun mampu memporak-porandakan hati Azalea.
"Awalnya Abang kira perasaan Abang itu hanya sekedar hawa nafsu saja. Tapi ternyata Abang salah. Semakin Abang menghilangkan rasa itu, semakin besar Allah tumbuhkan cinta di hati Abang untuk kamu,"
"Apa yang Abang cintai dari Aza?" tanya Azalea.
"Abang cinta semua yang ada di diri kamu." jawab Husain mantap.
-To Be Continue-