Pewaris Phoenix Api Xiao Chen 2

Hun Yue sangat begitu terkejut, di saat ia mengerahkan tinjunya yang kuat, tetapi tidak dapat menghancurkan perisai pertahanan yang dibuat oleh Xiao Chen. Hun Yue pun segera melompat mundur, menunjukan ekspresi wajahnya yang sangat begitu tercengang.

Di satu sisi, Xiao Chen berjalan selangkah demi selangkah. Setiap langkah Xiao Chen begitu tenang. Sambil berjalan, kedua tangannya berada di punggungnya, ia juga tersenyum kecil sembari memandang wajah getir Hun Yue.

Kemudian, Xiao Chen pun berbicara; "Senior Hun Yue, anda bukanlah lawanku! Anda tidak akan bisa mengalahkan aku!" ucap Xiao Chen, tegas.

Hun Yue pun mengibaskan jubah hitam di tangannya sembari berkata; "Omong kosong!" Hun Yue mendecakkan lidahnya, "Selain Kaisar Dewa Iblis dan Kaisar Naga Long Yue, tidak ada yang mampu mengalahkan aku. Bahkan jika itu adalah Ratu Phoenix Es 'Lin Bing' dia juga tidak mempunyai keberanian untuk melawanku. Dan kau... kau hanyalah bocah ingusan yang tak mengetahui seberapa tingginya langit, kau ingin mengalahkan aku ... Cih, omong kosong!" sambung Hun Yue, berbicara dengan nadanya yang keras.

Mendengar perkataan Hun Yue, membuat Xiao Chen kembali tertawa kecil.

"Senior Hun boleh mencobanya. Anda boleh mengeluarkan seluruh kemampuan anda dengan serangan terkuat yang anda miliki. Namun, aku tidak tahu, apakah Senior Hun bersedia membuat sebuah kesepakatan denganku?" kata Xiao Chen, berbicara dengan tulus.

Merasa diremehkan oleh bocah berusia dua puluh tahunan yang berdiri di depannya dalam jarak sepuluh meter, Hun Yue sangat begitu marah. Namun, bukannya menjawab pernyataan Xiao Chen, ia malah hendak menyerang Xiao Chen begitu saja.

Tetapi Hun Yue tidak pernah menyangka bahwa Xiao Chen yang tiba-tiba telah berada dihadapannya, tepat dihadapan Hun Yue dalam jarak tak lebih dari satu meter.

Plak! Tamparan!

Membuat Hun Yue terhuyung, tubuhnya pun terjatuh di tanah. Pipinya semburat memerah, meninggalkan jejak merah di pipi kanannya, bahkan pipinya yang bengkak, membuat wajahnya seperti seekor babi.

"Aku bertanya kepadamu! Bukan sedang menyatakan pertarungan!" kata Xiao Chen dengan nada yang dingin.

Hun Yue pun menggelengkan kepalanya yang terasa pusing. Pandangannya sedikit berbayang akibat tamparan Xiao Chen yang mendarat di pipinya dengan sangat keras.

Sikap keras kepala dan tak terima dengan kekalahan itu, membuat Hun Yue semakin marah. Dia mencoba kembali menyerang Xiao Chen, tetapi Xiao Chen kembali menamparnya.

Plak! Tamparan.

"Kau ...."

Plak! Tamparan!

"Bajingan!"

Plak! Tamparan!

"Dasar anj ... ing..."

Plak! Tamparan!

Lebih dari dua lusin tamparan yang diberikan Xiao Chen terhadap Hun Yue. Membuat mulut dan hidungnya tak terlihat dengan jelas. Bahkan dari mulutnya mengeluarkan darah, kedua pipinya memerah bengkak, benar-benar seperti seekor babi yang telah siap untuk dipanggang.

Baik itu kelompok Xiao Chen maupun anggota Klan Hun. Mereka seolah-olah dipaksa untuk menahan nafasnya, disaat mereka menyaksikan Hun Yue, sebagai seorang kultivator Ranah Abadi, diperlakukan seperti seorang anak kecil yang tengah dimarahi oleh orang tuanya.

Bahkan, kini Hun Yue terbaring ditanah tanpa perlawanan lagi. Bahkan itu tidak bisa dikatakan sebagai perlawanan. Pertarungan Ranah Abadi yang seharusnya dapat mengguncang bumi, membelah lautan, merobek langit, meledakkan gunung. Kini berubah menjadi tamparan demi tamparan yang konyol.

Namun, setiap Xiao Chen mengayunkan tangannya untuk menampar Hun Yue, ledakan ledakan kecil mengiringi setiap sentuhan tangan Xiao Chen dengan kulit pipi Hun Yue.

Dan saat ini, Xiao Chen menurunkan tubuhnya setengah jongkok. Menatap Hun Yue yang terkapar di atas tanah.

"Apa anda masih ingin melawanku, Senior Hun?" tanya Xiao Chen, nada bicaranya sangat meremehkan Hun Yue.

Namun, jangankan untuk melakukan pertarungan sengit. Bahkan untuk mengangkat tangannya pun serasa sangat berat.

"Kesepakatan apa yang kau inginkan, Xiao Chen?" kata Hun Yue, berbicara dengan nadanya yang parau. Pandangannya lurus, tertuju ke atas menatap langit, dengan posisinya yang terlentang di atas tanah.

Xiao Chen pun tersenyum senang sebelum ia berbicara; "Bantu aku memperjuangkan kebebasan umat manusia, dan bantu aku untuk memperjuangkan perdamaian dunia. Klan Hun, harus kembali menjadi sosok pilar umat manusia, dan memerangi Ras Iblis." kata Xiao Chen dengan tegas.

Pernyataan Xiao Chen itu, membuat Hun Yue tertawa dengan keras, walaupun sedikit dipaksakan karena mulutnya yang bengkak sangat menyakitkan.

"Kaisar Dewa Iblis... sangat kuat! Umat manusia tidak akan bisa untuk melawannya. Kecuali, jika umat manusia mempunyai seorang praktisi tingkatan Ranah Setengah Dewa, mungkin umat manusia masih memiliki kesempatan untuk menang."

"Selain Kaisar Dewa Iblis, masih ada Dewa, dewa iblis lainnya yang memiliki kemampuan yang sangat kuat, dan juga masih ada Klan Naga, yang saat ini menjadi tangan kanan Kaisar Dewa Iblis. Ingin mengalahkan mereka ... mustahil!" kata Hun Yue, mendecih pelan.

Namun, sebuah hempasan udara tiba-tiba keluar dari tubuh Xiao Chen. Membuat Hun Yue pun terhempas, tetapi Hun Yue sangat begitu terkejut di saat ia untuk pertama kalinya mengetahui tingkatan Ranah Xiao Chen yang sebenarnya.

"Ka— kau ... Ra, ranah Setengah Dewa...!?" Hun Yue berbicara seolah-olah melupakan rasa sakitnya. Dia duduk dengan raut wajah yang getir, memandang Xiao Chen dengan serius.

"Ranah Setengah Dewa... Umat manusia juga punya." ujar Xiao Chen, bangga.

Namun, Hun Yue tiba-tiba menghela nafas panjangnya.

"Tetap saja! Kaisar Dewa Iblis mungkin sudah mencapai Ranah Raja Dewa! Terakhir kali umat manusia bertempur dengan Kaisar Dewa Iblis, ia telah berada pada tingkatan ranah Dewa Sejati, bahkan dengan mudahnya ia menyapu pasukan umat manusia yang tak terhitung jumlahnya." kata Hun Yue, membuat Xiao Chen terkejut di saat mendengar bahwa Kaisar Dewa Iblis berada pada tingkatan ranah yang lebih tinggi darinya.