Cinta Yang Tertunda Princess Kesha & Arxel

Hari semakin malam—pesta masih ramai oleh para tamu dan para kolega bisnis dari Kenzie dan Keyvan begitupun teman kolega bisnis Yudha belum lagi dari kalangan bawah yang ikut hadir dari teman Axel dan Arxel.

Pesta itu benar-benar ramai apa lagi dengan souvenirnya yang tidak tanggung-tanggung. Mereka semua sibuk berbincang.

Sementara Raka dan Reyvan tengah sibuk membawa souvenir itu secara diam-diam dan mengumpulkan orang-orang jalanan lalu membagikan Tv, Ponsel, dan mas antam.

"Hahaaa... Emang enak gak pada kebagian souvenirnya, kalian udah pada kaya lebih baik kita bagikan sama orang membutuhkan ya kan Rey," kata Raka.

"Betul... Cepat abang nanti ada yang sadar kita mengambil tv-tv ini." ucap Reyvan sambil memberikan souvenir itu melalui pagar, sementara para orang sedang mengantri di luar sana menunggu barang yang di kasihkan Reyvan dan Raka.

"Den Raka nanti souvenirnya kurang bagaimana?" tanya Security yang sudah di suap oleh Raka dan Reyvan.

"Tidak masalah, biar om botak itu mesen lagi dia duitnya bejibun gak bakal habis kasih souvenir gak ngotak sama orang kaya lagi, lebih baik kita kasihkan sama orang-orang ini ya kan, kalau kurang ambil saja Pak, itung saudara bapak ada berapa angkut," ucap Raka dengan seenak jidat.

Arsya yang hendak pulang pun mengerutkan kedua alisnya yang melihat Raka dan Reyvan sedang sibuk membagikan Beberapa tv dan ponsel.

"Eh ngapain bang Rak? Lagi ada pembagian masal?" tanya Arsya dengan bingung.

"Sshhh... jangan heboh aku ngambil diam-diam, kamu sudah dapat belum?" tanya Raka.

"Tidak, aku tidak butuh itu semua, apa perlu bantuan ku? Untuk membobol gudangnya?"

"Hahaaa... Maling woy, nanti om botak bingung, sudah kamu mau pulang kan, pulang saja, tuh istrimu sudah menunggu."

"Hm.. Oke aku juga mau ke jawa next time kita jumpa lagi ya Bang Rak Assalamualaikum," pamit Arsya lalu pergi sedangkan Azegara masih berbincang dengan yang lainnya.

***

Di meja tamu—Kenzie masih berbincang dengan Azreen soal bisnisnya. Sedangkan David dan Vania sudah beristirahat di kamar hotel yang sudah di siapkan oleh Kenzie.

"Putra kamu kemana Zreen?" tanya Kenzie.

"Dia sedang berada di luar kota." balas Azreen.

"Hai siapa namamu nak?" tanya Aisha kepada Sheva.

"Aku Sheva tante," balas Sheva dengan lembut.

"Cantik sekali Shena, putrimu walaupun tertutup cadar.

"Iya Aish, alhamdulillah... dia masih mondok ini sedang liburan saja jadi bisa ikut,"

Aisha hanya manggut-manggut saja sambil memperhatikan Sheva yang tampak malu-malu.

Sementara Kesha sudah sangat gelisah karena kakinya sudah gak nyaman. "Sayang ini sudah hampir jam sepuluh kamu pasti lelah kan?"

"Tapi gimana ini Ar, tamu masih banyak belum pada pulang,"

"Biarkan saja mereka sudah memberi selamat kan, mereka sedang berbincang tentang bisnisnya, ayo kita ke kamar," ucap Arxel. Kesha pun mengangguk.

Arxel menggandeng tangannya—lalu Arxel menggendong Kesha ala Bridal style untuk menuju kamarnya. Kesha pun mengalungkan tangannya ke leher Arxel.

"Baru kali ini aku merasakan kenyamanan selain dengan Daddy, kenapa aku baru sadar sekarang kalau Arxel adalah lelaki tipeku yang sebenarnya." batin Kesha.

Mereka pun sampai di kamar hotel yang sudah di hiasi banyak lilin dan kelopak mawar merah—di sepanjang lantai dan tempat tidur bahkan kamar mandi.

Arxel mendudukan Kesha di kursi dan membantu membuka mahkota dan aksesoris lainya yang menempel diatas kepalanya.

"Mau mandi gak?" tanya Arxel.

"Aku sudah mandi Ar, cuacanya dingin aku mau mencuci wajah saja," balas Kesha. Arxel pun mengangguk lalu membuka heelsnya Kesha. Arxel meniup kakinya Kesha yang memerah sambil mengusapnya dengan lembut.

Kesha hanya memperhatikan Arxel tanpa bicara apapun. "Sakit gak sayang?" tanya Arxel sambil mengusap kaki Kesha.

"Tidak Ar, sudah aku mau ganti baju," ucap Kesha lalu mereka pun bersiap untuk menyambut malam pertamanya.

Lima belas menit kemudian—Kesha sudah memakai Dress tidurnya berwarna maroon. Sedangkan Arxel masih berada di dalam kamar mandi.

Kesha sedang memakai wewangian sambil menatap dirinya di depan cermin dengan hatinya berdebar-debar tidak karuan.

"Aku sedikit lelah tapi aku tidak mau mengecewakan Arxel, ini bukan pertama kali aku tidur dengan seorang lelaki, tapi kenapa hatiku berdebar-debar sekali," gumam Kesha.

Tidak lama kemudian—Arxel keluar dari dalam kamar mandi Ia tersenyum hangat yang melihat Kesha begitu sangat cantik.

Arxel menghampiri Kesha yang sedang duduk di depan meja riasnya lalu ia pun memeluknya dari belakang. "Kamu lelah sayang?" bisik Arxel.

Kesha pun mengusap wajah tampan Arxel dengan tersenyum tipis. Lalu Arxel menggendong Kesha dan di baringkan di atas kasur.

"Jika kamu bersedia aku ingin melakukannya sekarang, jika kamu lelah tidak apa-apa tidur saja," kata Arxel dengan lembut.

"Aku sudah jadi istrimu Ar, kapan pun kamu mau, kamu boleh melakukannya selagi aku bisa," jawab Kesha dengan tersenyum hangat.

Arxel pun mengangguk lalu mencium kening Kesha sambil mengelus wajah cantik Kesha dengan mata mengisyaratkan kalau dirinya sangat mendambakannya dan mencintainya.

Setelah puas memandang Arxel pun mencium bibir Kesha dengan tangan sambil mengusap pipinya. Kesha pun membalasnya dengan lembut sambil meremas rambut Arxel. Mereka pun hanyut dalam dunianya sendiri.

Arxel membuka bajunya Kesha pun melihat tubuh atletis suaminya yang begitu kekar dan terlihat perutnya yang seperti roti sobek dan terdapat tato di dada bagian kirinya dengan lambang mahkota yang ada inisal nama Princess Kesha.

Kesha pun terkejut bukan main. karena ia tidak pernah tahu Arxel toples. Arxel meraih tangan Kesha dan di tempelkan di dadanya.

"Aku tidak bisa mengungkapkan sebesar apa perasaanku padamu yang jelas namamu sudah terukir di dalam hatiku dan itu akan abadi sampai aku mati, I Love You Princess Kesha Kim Elvania," ucap Arxel.

Mata Kesha berkaca-kaca yang mendengar ungkapan dari Arxel. "I Love You More," bisik Kesha. Lalu Arxel pun mencumbunya kembali ia bermain di buah dada Kesha ia menyesapnya dan meremasnya.

Kesha hanya melenguh dan menikmati atas apa yang Arxel lakukan. "Akhh...."

Arxel pun membuka seluruh baju Kesha ia menatapnya dengan kagum tubuh yang putih dan mulus begitu jelas di depannya. "Ar, aku malu, jangan menatapku seperti itu," ucap Kesha.

"Ini indah sayang," balas Arxel. Lalu Arxel pun membuka celananya Kesha membulatkan kedua matanya yang melihat milik Arxel sangat besar dan panjang di hadapannya.

Arxel pun mengerut kan kedua alisnya ia merasa bingung atas respon Kesha, karena ia pikir Kesha sudah sering melihat milik Ammar.

Hati Kesha pun berdebar-debar tidak karuan. Ia baru melihat milik lelaki sebesar dan sepanjang itu karena ia pernah melihat milik Ammar tidak sebesar dan sekeras milik Arxel.

Keduanya pun sudah toples lalu Arxel pun mencium kembali Kesha—Setelah Kesha merasa nyaman Arxel pun mulai melakukannya.

"Ahhh... Ar, pelan-pelan," kata Kesha yang merasa Arxel main masuk saja namun tidak bisa.

Arxel mengerutkan kedua alisnya ia begitu kebingungan kepalanya yang sudah masuk seperempat ia tarik kembali, kerena ia melihat Kesha kesakitan dan ia pun merasa ada yang janggal walau pun Arxel belum berpengalam namun ia sudah tahu.

"Sayang apa ini? Are you still Virgin?" tanya Arxel dengan heran.

"Yes I'm still Virgin, kamu pelan-pelan melakukannya," balas Kesha.

Mata Arxel pun mengerjap berkali-kali sambil ternganga ia terdiam dan Speechless. entah ia mau bilang apa seketika otaknya ngebleng begitu saja.

"Lalu kamu ngapain saja sama si Ammar itu selama enam bulan?" tanya Arxel dengan heran dan banyak pertanyaan di benaknya.

"Nanti aku ceritakan, ini bukan waktu yang tepat tuh milikmu sudah menggeliat aku takut melihatnya," balas Kesha.

Arxel pun tertawa dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia yang sedari pagi menggebu-gebu malah blang otaknya ia merasa kebahagiaannya berlipat-lipat.

Lalu Arxel pun melanjutkannya ia menarik napasnya dalam-dalam dan memasukan miliknya kembali dengan perlahan. Kesha pun meremas tangan Arxel. "Ar, ini sakit sekali"

"Kalau sakit kita tunda saja ya," ucap Arxel.

"Lanjutkan Ar, aku akan menahannya," Ucap Kesha, sambil meremas sprei. Arxel pun mengangguk lalu sedikit demi sedikit mendorongnnya dengan pelan.

"Akhhh...." pekik Kesha.

Arxel pun memejamkan matanya ia merasakan hal luar biasa yang belum ia rasakan sebelumnya.

"Done sayang, rilex," ucap Arxel. Lalu Arxel melihat ada darah menetes. Bibir Arxel tersungging sempurna.

Arxel pun menggerakan pinggulnya dengan pelan Kesha yang sedang menahan sakit pun merasakan rasa lainnya lagi.

"Kenapa rasanya nikmat?" batin Kesha.

Arxel pun merasakan hal yang sama ia bergerak maju mundur dengan mata yang terpejam dan sedikit mengerang.

"Damn.. Bisa gila aku," racau Arxel sambil menaikan temponya. Kesha pun mendesah tidak karuan.

"Ar aku mau pipis," ucap Kesha dengan tubuhnya bergetar dan miliknya berkedut dengan hebat.

"Bukan pipis sayang, aku juga mau sampai bersama ya," ucap Arxel. Kesha pun mengangguk ia memeluk Arxel sambil mencakar punggungnya. Arxel pun menaikan temponya sambil menyesap leher Kesha.

Tidak lama kemudian mereka pun sampai bersama. Arxel menindih tubuh Kesha dan memeluknya. "Thank you for everything" bisil Arxel dengan napasnya yang masih tidak beraturan.