NovelToon NovelToon
Kaya Karena Selembar Sampah

Kaya Karena Selembar Sampah

Status: tamat
Genre:Tamat / Menantu Pria/matrilokal / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.6
Nama Author: Santi Suki

Daniel Hao, seorang sopir yang menyelamatkan Tuan Besar Jimmy Li saat terjadi pengeboman di pabriknya. Sebagai ucapan terima kasih Daniel dinikahkan dengan Sandra Li, gadis kesayangan dan kebanggaan dari keluarga besar Li.
Daniel dipandang rendah dan hina oleh keluarga Li lainnya. Bahkan disebut sebagai menantu sampah karena tidak berguna sama sekali keberadaan dia dia keluarga Li dan menjadi aib bagi mereka. Akan tetapi, mereka tidak bisa berbuat semena-mena kepadanya. Sebab laki-laki itu berada dalam perlindungan Tuan Besar Jimmy Li.
Suatu hari Daniel menemukan selembar kupon lotre di tong sampah, dengan nomor seri sama dengan tanggal ulang tahun ibunya. Ternyata kertas itu merupakan pemenang lotre dengan hadiah uang sebanyak 300 juta Yuan. Maka Daniel pun membeli banyak saham di beberapa perusahaan dan sebagiannya dipakai buka usaha bersama teman baiknya untuk membuktikan kalau dia pun bisa menjadi orang yang setara dengan orang-orang yang merendahkan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Daniel Tertembak

Bab 15

 

Daniel mendengar suara tembakan di lantai bawah semakin ramai dan memekakkan telinga saling bersahutan. Ada yang membuatnya ngeri ada suara tembakan jenis AK-47 yang bisa membunuh banyak orang dalam hitungan detik.

'Dasar orang-orang tidak punya hati!' umpat Daniel dalam hati karena dia tahu orang bersenjata yang berjaga di rumah ini tidak lebih dari sepuluh orang. Selebihnya hanya para pelayan yang loyal kepada keluarga Li. Mereka mengabdikan hidup dan matinya untuk keluarga ini.

Musuh di lantai tiga ini juga semakin gencar melancarkan tembakan kepada, hanya dibalas sesekali oleh kepala pelayan. Daniel merutuki tidak ada alat yang bisa dijadikan senjata di sana. Matanya mengedar mencari siapa tahu ada pistol milik musuh yang tergeletak di lantai. Netra pemuda itu memicing ke arah dua mayat yang sudah terkapar bersimbah darah dan ada pistol di tangan mereka. Hanya saja jarak dirinya ke sana lumayan sekitar 7 meter-an ke arah jam 10. 

'Bagaimana caranya aku mengambil pistol itu?' Daniel berpikir ditengah-tengah bisingnya suara tembakan dan bau mesiu.

"Gawat, peluru sudah habis!" Terdengar suara kepala pelayan.

Tentu saja ini semakin membuat Daniel untuk berusaha mendapatkan kedua pistol itu. Dia sedang memperkirakan kecepatan berlari dan jangan sampai dia salah perhitungan yang nantinya malah membuat celaka. Masih bagus jika mati di tangan musuh dengan cara tidak sia-sia, kalau sampai dia kelebihan melewati target bisa-bisa dia akan jatuh ke bawah lewat anak tangga dan akan mati konyol juga sia-sia.

"Sepertinya mereka sudah kehabisan peluru. Ayo, serbu!" teriak seseorang kepada rekan-rekannya.

Daniel yang tidak mau mati konyol langsung berlari ke arah kedua mayat itu dan memanfaatkan licinnya lantai untuk berseluncur saat mengambil kedua senjata itu kemudian menembak ke arah musuh-musuh yang berlari ke arahnya dalam keadaan tidak siap menyerang karena mereka tidak menyangkan akan tindakan yang dilakukan oleh pemuda itu.

Dengan keahlian dan kecepatan gerak tangan menarik pelatuk, Daniel bisa menembak keenam lawannya dalam waktu tidak sampai satu menit.

Kepala pelayan yang melihat itu berdecak kagum. Dia sudah menduga kalau sopir pribadi yang dipekerjakan oleh Tuan Besar Jimmy Li itu bukanlah orang sembarangan. 

'Hebat! Siapa sebenarnya dia?' batin kepala pelayan.

Lalu, Daniel pun merampas semua senjata milik lawannya yang baru saja dia tembakin. Dia akan menembak kepala lawannya jika ada yang masih hidup.

"Pak, ambil ini!" teriak Daniel sambil melemparkan dua buah pistol kepada kepala pelayan itu.

Tenyata musuh masih ada yang naik ke lantai atas. Menyusul Daniel dan kepala pelayan yang sedang menggiring Leon dan keluarganya ke tempat rahasia. Namun, dia tidak menyangkan kalau ada tiga orang yang berdiri di ujung lorong tempat menuju ruang rahasia.

Mereka pun kembali terlibat adu tembak tiga lawan tiga. Leon melindungi Sindy dan Daniel melindungi Sandra. Kepala pelayan terkena tembakan di bahu kanan dan paha kiri. Begitu juga dengan Daniel yang terkena lengan kanannya.

"Kita harus bisa melewati patung Dewi itu. Jika itu digeser akan ada lorong menuju ruang rahasia," kata Leon dan Daniel paham harus berbuat apa sekarang.

Daniel pun menembak ke arah ketiga orang itu. Baru juga dua tembakan dia lancarkan, peluru di pistolnya sudah habis. Begitu juga dengan pistol yang dipegang oleh kepala pelayan.

'Kenapa di saat berhadapan dengan musuh secara langsung seperti ini semua pistol kosong. Apa berkelahi dengan tangan kosong saja, ya?' batin Daniel.

Tidak ada pilihan lain lagi selain itu, maka Daniel pun menyerang lawannya dengan tangan kosong. Salah seorang dari ketika orang itu maju melawan Daniel. Sementara itu, kedua musuhnya yang lain menembak ke arah Leon dan keluarganya. Kepala pelayan pun menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk menahan peluru agar tidak mengenai tuannya.

"Tidak!" teriak Sindy melihat orang kepercayaan keluargnya Li kini bersimbah darah di depannya

Teriakan Sindy dan Sandra membuat Daniel juga terkejut. Apalagi saat tubuh itu roboh, musuh masih saja melancarkan serangan kepada Leon dan keluarganya.

Dor! Dor! Dor!

Kedua orang tua kembali menembak ke arah Leon dan Sandra. Daniel kali ini menjadikan tubuhnya sebagai perisai bagi peluru yang mengarah kepada tuannya.

"Daniel ... tidak!" teriak Sandra dengan air mata yang langsung jatuh dari mata indahnya.

Daniel merebut pistol di tangan Leon dan menembakkan ke arah kedua orang itu. Namun, mereka menjadikan seorang temannya untuk dijadikan tameng melindungi dari serangan peluru.

Drrrt! Drrrt! Drrrt!

Datang dua orang dengan membawa senjata AK-47. Namun, kedua orang itu lari lewat kaca jendela dan melompat ke dahan pohon yang menjulur ke dekat jendela.

Sandra memeluk tubuh Daniel yang sudah tidak bergerak dan banyak darah keluar dari tubuhnya. Wanita itu meraung menangis sambil memanggil nama suaminya.

"Daniel aku mohon jangan mati!"

***

Kini Daniel sudah menjalani operasi untuk mengeluarkan empat peluru di dalam tubuh dan lengannya. Peluru itu dua diantaranya berada dekat ginjal dan paru-paru. Untungnya tidak sampai membuat dia meninggal meski sampai saat ini laki-laki itu belum sadar juga.

"Tuan Daniel mengalami koma," kata dokter yang menangani operasi tadi.

Begitu juga dengan Kepala Pelayan yang mengalami koma karena peluru mengenai lambung dan paru-paru juga bahunya. Laki-laki paruh baya itu bahkan di tempatkan di ruang khusus.

Sarah yang duduk di samping brankar terus menangis. Dia tidak melepaskan sedetik pun tangan suaminya itu.

"Buka matamu. Kamu harus bangun dan cepat sembuh. Bukannya kita akan pergi kencan," ucap Sandra dengan terisak.

Betapa takut dia tadi saat Daniel di operasi karena kehabisan darah. Untungnya ada Dilan dan Diana yang mendonorkan darah untuknya.

"Aku tidak mau kehilangan kamu, Daniel," ucap Sandra sambil membelai pipi pemuda yang masih memejamkan matanya.

"A–ku, aku menyukai kamu. Bukannya kakek menyuruh kita untuk membuat penerus keluarga Li. Kamu belum memenuhi keinginannya," aku Sandra.

Dilan dan Diana saling melirik di balik dinding kaca ruang rawat inap. Pasangan itu tadi datang ke kediaman Li, setelah mendapatkan sinyal darurat dari Daniel. Dengan mengumpulkan beberapa anak buah Daniel yang pernah bergabung di kelompok mafia Red Hair, mereka menyerbu rumah mewah itu dengan persenjataan lengkap. Meski hanya beberapa orang mereka bisa mengalahkan lawan mereka.

"Bagaimana dengan keadaan Daniel?" tanya Nathan yang baru datang ke rumah sakit setelah membereskan kekacauan di kediaman Li.

"Dia belum sadarkan diri. Bagaimana situasi di sana?" jawab Dilan dan balik bertanya.

"Tuan Leon sedang bersama petinggi kepolisian. Untung aku segera membereskan bekas jejak kita," jawab Nathan.

"Aku penasaran dengan dua orang yang berhasil meloloskan diri itu," tukas Dilan sambil melirik ke arah Nathan.

***

1
Rahimahhassan Rahimah
Luar biasa
Erly Mimi Bisma
apa nathan dan nathali itu anak peter
Ismail Muin
ya
Tara
dasar keluarga murtad...ayah sendiri mau disingkirkan🤔😱
Omha Achun
Luar biasa
pendekar angin barat
kok dilan meninggal Thor ...
Supri Yati
keren
Mba Wie
Luar biasa
Adi kelana
Kecewa
Adi kelana
Buruk
Jasmin Melor
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih, Kak 🥰
total 1 replies
Surya Bebaspati Sitepu
gampang benar nyadap apalagi diruang umum
Siti Solekah
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih, Kak 🥰
total 1 replies
Akew Sugandi
bagus
Mamik Widowati
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih sudah baca karya aku, Kak
total 1 replies
zevs
izin maraton thor
zevs: Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu
insyaallah pasti suka
terus berkarya ya Thor
apapun karyamu jika di kerjakan dengan hati pasti hasilnya baik
😚Pejuang Tangguh😚: semoga suka dengan karya aku ini, Kak
total 2 replies
Yaazit Yaacob
Lumayan
NBF
Sarah???😌😌😌
😚Pejuang Tangguh😚: 🤭🤭🤭 typo itu, seharusnya Sandra.
total 1 replies
Lintang Edgar
ceritanya bagus. cuma terlalu bertele2
Wishnu Soesanto
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!