NovelToon NovelToon
One Night Stand With Brother In Law

One Night Stand With Brother In Law

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Single Mom / Percintaan Konglomerat
Popularitas:398.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nana Hutabarat

Kaisar merasa dirinya punya kelainan karena menyukai calon adik ipar lelakinya, Airlangga. Dia menepis rasa itu, tapi tetap tidak bisa hilang.
Di sisi lain, Airlangga kebingungan karena dirinya dinyatakan hamil oleh dokter. Sedangkan pria yang menghamili nya adalah kakak iparnya sendiri. Dia tidak mungkin membuka jati dirinya jika sejatinya dia adalah seorang anak perempuan bukan lelaki seperti yang keluarganya ketahui. Jika sampai itu terjadi maka keluarga ayahnya akan menghentikan pengobatan ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 15 Hal Mengejutkan Darimu

Nyatanya, bukan ini yang Airlangga harapkan. Sebuah kehidupan yang jauh dari kata tenang. Dia harus bisa membebaskan diri dari semua ini. Bebas dalam artian bebas dari ketiga penjahat itu atau bebas dari kehidupan menuju ke alam akhirat.

Dia memikirkan satu cara. Melihat sebuah jendela menuju ke arah belakang kapal. Dia mulai mendengarkan suara orang turun ke kabin kapal. Dengan gerakan cepat dia berlari ke arah jendela dan berusaha untuk bisa keluar dari sana.

(Berhubung othornya g spesialis action, othornya g jelasin detail ya)

Dia keluar dari jendela ketika orang-orang itu sampai ke ruangan dimana dia berada. Dia merunduk ke bawah agar tidak terlihat oleh. mereka.

Di tangannya dipegang sebuah pisau dapur yang tajam. Entah dia akan gunakan kapan, sukur tidak digunakan samasekali nanti. Dia juga telah menyimpan bubuk cabai dan merica di tangannya. Sebagai senjata andalan.

Terdengar suara asing berteriak memerintahkan anak buahnya untuk mengambil alih kapal itu.

Airlangga berjalan mengendap-endap hingga sampai di tempat dimana ketiga temannya ditangkap dan diikat di satu tempat.

Hanafi yang lebih dulu melihat Airlangga. Pria itu menunggu apa yang akan dilakukan oleh pemuda itu. Apakah dia mencari aman atau menolong mereka? Dia sedikit ragu dengan kata menolong. Sepertinya pemuda itu akan mengamankan dirinya terlebih dahulu.

Dia sedang melakukan apa? Batin Hanafi.

Airlangga berjongkok bersembunyi diantara tumpukan barang-barang. Sampai setengah jam, dia hanya berdiam diri di sana membuat kesal Hanafi. Para perompak itu malah mulai membawa barang bawaan Hanafi dan teman-temannya ke perahu mereka.

Angin mulai berhembus kencang. Dengan gerakan cepat, Airlangga berlari menuju ke arah dimana Hanafi dan teman-temannya diikat.

"Hai, mau apa kau?" teriak salah seorang perampok.

Musuh yang melihatnya terkejut. Mereka tidak menyangka ada orang lain di kapal itu. Airlangga langsung melemparkan bubuk cabai ke arah mata para musuh sehingga mereka kepedihan dan tidak bisa melihat.

"Wah, Airlangga kau akhirnya keluar." teriak Eric senang. Seperti melihat oase di tengah gurun pasir.

Di saat itu, Airlangga melemparkan pisau ke arah Hanafi. Pisau itu terjatuh tepat di pangkuan pria itu. Dengan cepat Hanafi membuka tali ditangan dan kakinya. Dia juga membantu Eric membuka tali di tangan.

Selang beberapa menit, Hanafi dan anak buahnya mulai berhasil menjatuhkan lawan mereka satu persatu. Terjadi pertempuran sengit di sana. Hanafi dan anak buahnya yang memang ahli ilmu silat, dengan cepat mengumpulkan mereka menjadi satu. Tinggal beberapa orang lagi di perahu milik mereka.

Airlangga berdiri sambil ngos-ngosan. Walau dia tidak pandai ilmu bela diri tapi dia membantu ala kadarnya seperti melempar ember isi ikan atau melempar benda di sekitarnya. Dalam hatinya dia merasa sedikit takut karena penjahat itu memakai pisau.

"Apakah hanya ini yang kalian bisa!" teriak Hanafi kesal sambil menendang tubuh salah satu perompak itu. Sedangkan yang lain, sudah jatuh terkapar di lantai kapal

"Kau jangan cepat merasa menang Hanafi," teriak seseorang sambil meletuskan senjata api.

Hanafi yang tidak siap, hanya tertegun saja menanti peluru bersarang di bahunya. Namun, semua tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan.

Matanya berkedip menatap tidak percaya pada apa yang ada di depannya. Dengan gerakan lambat dia maju ke depan meraih tubuh kecil Airlangga yang hampir jatuh ke lantai.

Ryan melemparkan pisau di tangannya ke arah dada penembak itu. Sehingga pria itu terjatuh. Untuk sesaat anak buahnya tercengang melihat keadaan bos mereka yang tergeletak kesakitan memegang pisau yang tertancap di dadanya.

Para perompak itu akhirnya pergi

"Ngga, kau ... kau kenapa melakukan ini?" tanya Hanafi gagap dan panik.

Airlangga hanya tersenyum. Dia merasakan panas dan sakit yang teramat sangat di bahunya.

''Bagaimana keadaannya?" tanya Eric melihat

"Aku baik-baik saja," ujar Airlangga sambil meringis kesakitan

Hanafi tidak perduli dengan sekitarnya, dia mengambil sarung di pinggangnya untuk menekan luka di bahu Airlangga agar darah tidak banyak yang keluar.

"Bagaimana ini?" kata Ryan setelah memastikan para perompak itu sudah pergi. "Ke Jakarta masih memakan waktu satu jam lagi."

"Kalau dibiarkan dia bisa kehilangan banyak darah," ujar Eric.

"Setan!" umpat Hanafi kesal.

Airlangga sendiri mulai kehilangan kesadarannya dan mendadak dia jatuh pingsan.

"Ngga, kau jangan main-main?" kata Hanafi menepuk pipi Airlangga. Dia akan merasa sangat bersalah kalau terjadi sesuatu dengan Airlangga.

"Cepat jalankan kapalnya," perintah Hanafi.

"Siap!" jawab Eric dan Ryan. Mereka langsung ke ruang kemudi.

Hanafi membaringkan tubuh Airlangga di tempat tidur. Ryan membantu membawakan air hangat dalam baskom. Sedangkan Eric yang mengemudikan kapal dengan kecepatan maksimal yang mereka bisa. Semuanya bertarung dengan waktu agar Airlangga bisa selamat. Semua nampak tegang. Untung saja ada Airlangga kalau tidak entah apa yang terjadi.

"Hanafi, apakah tidak sebaiknya kita ambil saja peluru itu sendiri, aku takut jika menunggu sampai di darat dia malah akan kekurangan darah," cetus Ryan.

Hanafi melihat ke arah Airlangga. "Aku tidak punya obat bius,'' jawabnya.

"Kalau begitu lepas saja bajunya dan tekan lukanya agar darah tidak banyak yang keluar."

Hanafi mulai merobek kaos Airlangga dari atas, namun ketika sampai di dadanya. Dia berhenti.

Hanafi dan Ryan saling beradu pandang. Kebingungan. Tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Ryan menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Dia wanita?"

"Sepertinya...." Hanafi mengusap wajahnya kasar.

Dia lalu menunjuk ke arah Airlangga lagi. "Ini parah...."

"Lihat darahnya semakin banyak mengalir," pekik Ryan. Dia lalu maju kembali menekan luka itu agar darah yang keluar tidak banyak.

Mereka akhirnya meminta bantuan pada petugas pengamanan laut. Sebuah helikopter datang dan membawa tubuh Airlangga menuju ke rumah sakit terdekat.

Airlangga langsung mendapatkan pertolongan pertama. Namun, sebelumnya kesehatan dia dicek terlebih dahulu. Dokter lantas keluar dari ruang UGD untuk bertemu dengan Hanafi.

"Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Hanafi dengan raut wajah khawatir.

"Anda pasti suami dari pasien?" tanya Dokter yang memberikan Airlangga.

Hanafi bingung untuk menjawabnya. Dia hanya tersenyum kecut.

"Kalau begitu selamat, istri Anda sedang hamil muda, hanya saja kondisinya sangat lemah. Dia kehilangan banyak darah."

"Apakah stok darahnya tidak ada di sini, Dokter?"

"Ada hanya saja terbatas sedangkan dia butuh lebih banyak darah untuk operasi serta pasca operasi sampai kondisi tubuhnya stabil."

"Golongan darahnya apa Dokter?"

"O."

"Saya juga O, Anda bisa mengambil darah saya sebanyak yang dibutuhkan."

"Baiklah kalau begitu. Hanya saja ada masalah lain yang jauh lebih penting. Kehamilan pasien akan menyulitkan kami melakukan operasi pengangkatan peluru yang ada di bahunya karena dia tidak diperkenankan memakai obat bius. Jika pun memakai itu maka ada kemungkinan dapat merusak syaraf sang janin."

Kaki Hanafi terasa lemas. Dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Semua serba membingungkan untuknya saat ini

1
Khun Tee
walau bingung karna sering salah nulis nama tapi mencoba lanjut pengen tau akhir dari langga kek mana 🥰
AR Althafunisa
kan lihat begini senang, bahagia ku harap mereka semua bahagia 🥰😌
AR Althafunisa
aku berharap Rosebdan Emillio hidup bahagia, masa mereka sad ending. Yang satu karena penyakit yg satu krna resiko pekerjaan 😩😭😭😭
dan aku bahagia, Farida dan Kaisar hidup bahagia 🥰🥰🥰
AR Althafunisa
kasihan Rose sama Emilio aka author, jangan sad ending untuk mereka 😩😩😩
AR Althafunisa
ternyata yang bukan pelakor malah suhu si Ira 😃
AR Althafunisa
dan akhirnya Cantika tak mendapatkan harta bahkan cinta krna keserakahan nya seperti ibunya 😂🤭😌
AR Althafunisa
wkwkwk... parah banget, istri anak yg dibanggakan dan diterima ternyata... 😂🤭
AR Althafunisa
apa sih rahasia itu? apa Alias yg bukan anak Kaisar atau ibu nya Cantika yg punya selingkuhan? hmm.. Atau Cantika ternyata bukan anak Fadil 😃
AR Althafunisa
ntar giliran Rose cinta Emilio mati lagi dalam tugas 😪
AR Althafunisa
Sebenarnya gemana sih perasaan Kaisar sama Rose??? 🤔
AR Althafunisa
nasib mu Air 😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
ya ampun kasihan kamu Air 😭😭😭😭
AR Althafunisa
semoga penjahat yg nyulik Air punya hati pas tau air adalah perempuan, disayang seperti adik dan ga dibuat jalang 😫😫😫😫
AR Althafunisa
😭😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
di sini pelakor yang teraniaya parahnya juga dia korban lelaki bernama Fadil 🤧
AR Althafunisa
kasihan Air 🥲🥲🥲
Jjlynn Tudin
manusia biasa gitula ...buat apa rajin ibadah kalau Masih ada dendam🤭
Fachri Dhavi
lnjut crt alisa dan lana donk thor
Enni Etiningsih
farida gi jadi mak lampir..
Enni Etiningsih
serem kamu Kai..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!