"Kamu kenal dengan saya?" tanya Kapten Zayden Khaled kepada gadis itu seraya menatapnya tajam
"Iya,kamu sepupu satu kali saya,kamu anak dari Puang Dewi Anjani,adik Bapak saya,jadi kita bersepupu kan" jawab Ayra tanpa ragu
"Kalau sudah tahu sepupu,kenapa masih mau menikah? kamu memang cinta sama saya?" tanya Zayden Khaled lagi
"Tidak ji,saya tidak cinta sama kamu,tapi Puang Dewi Anjani yang mau,jadi saya menuruti saja" jawab Gadis itu lagi
Zayden Khaled hanya menarik nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Ayra Mikayla gadis yang cantik itu fakta yang tidak bisa dipungkiri,tapi jika harus membayangkan menikahi adik sepupunya sendiri,membuat Zayden Khaled pusing. dia frustasi dengan keputusan sang Mama tercinta,tapi apa daya dia, apa yang menjadi keinginan Mamanya itulah yang akan terjadi.
"Bagaimana dengan Emiliana,apa yang harus kusampaikan kepadanya" gumam Zayden Khaled
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
Akhirnya sang Etta' pun keluar dari rumah sakit. Mereka pun menjemputnya dengan penuh sukacita.
"Alhamdulillah... salama' ki' tiba di rumah ya Etta' " ucap Ibu Dewi Anjani seraya membantu sang suami berbaring di tempat tidur.
"Iye' Alhamdulillah" ucap sang Etta'
"Istirahat mi' dulu,nanti na' masakkan ki' Ayra ikan bakar cemangi ta' " ucap Ibu Dewi Anjani
"Iye' istriku yang cantik" ucap sang Etta' merayu sang istri
Ibu Dewi Anjani pun tertawa kecil.
Kapten Zayden dan Ayra pun nampak membersihkan barang-barang yang mereka gunakan dari rumah sakit.
"Tidak capek ki' Ay? istirahat mi' ki' dulu,nanti Kakak yang selesaikan ki' ini" ucap Kapten Zayden
"Iye' tidak ji' Kak,sama-sama ki' saja biar cepat selesai to' " ucap Ayra
Ibu Dewi Anjani pun masuk ke dapur.
"Wa' Tati,ada ji' stok ikan kakap ta' ?" tanya Ibu Dewi Anjani seraya membuka kulkas
"Aduh... tena' ki' Puang,labbusu' ki' " jawab Wa' Tati
"Hhhmmm... ke pasar ki' saja beli dulu,mana Zayden,nanti suruh ki' ke pasar beli sama Ayra" ucap Ibu Dewi Anjani
"Ada ki' di belakang Puang Ayra sama Puang Zayden,mencuci selimut sama sarung yang dari rumah sakit" jawab Wa' Tati
Ibu Dewi Anjani pun menyusul ke belakang.
"Ayra Nak,ke pasar ki' dulu belikan ki' ikan kakap Etta' ta',abis ki' stok ikan kakapnya Wa' Tati pale' " ucap Ibu Dewi Anjani
"Iye' Puang" ucap Ayra seraya mengeringkan tangannya
"Zayden antar ki' Ayra Nak,biar cepat ki' " ucap Ibu Dewi Anjani
"Iye' Mama,saya jemur ki' dulu ini selimut sama sarung sebentar,siap-siap mi' Ay,langsung ki' jalan nanti" ucap Kapten Zayden
"Iye' Kak" ucap Ayra seraya melangkah ke dalam rumah
"Hati-hati ki' ke pasar nanti Nak" ucap Ibu Dewi Anjani
"Oke Ma" ucap Kapten Zayden seraya menjemur selimut dan sarung
Beberapa saat kemudian, Kapten Zayden dan Ayra pun sudah berada di pasar tradisional.
"Dimana mi' penjual ikannya? atau turun ki' dulu biar cari ka' parkiran sebentar" tanya Kapten Zayden
"Kalau penjual ikan jauh ki' didalam Kak,jalan kaki ki' masuk" ucap Ayra
"Tunggu ka' pale', sama-sama ki' masuk nanti" ucap Kapten Zayden
Ayra pun mengaguk dan turun dari mobil. sedangkan Kapten Zayden pun mencari parkiran.
"Pilih mi' ikannya Ay,yang mana mi' pesanannya Puang ini?" tanya Kapten Zayden
"Ini Kak,ikan kakap merah segar ini,ini saja kita beli di' " ucap Ayra
"Iye' itu mi', beli memang ki' banyak-banyak na' biar bisa untuk berapa hari,siapa tahu masih mau Etta' lagi besok-besok" ucap Kapten Zayden
Ayra pun mengaguk,lalu memilih beberapa ekor ikan kakap merah yang segar.
Kediaman Ibu Dewi Anjani
Sebuah mobil Alphard hitam nampak singgah di depan pagar. seorang wanita yang nampak anggun dengan penampilan yang mewah turun dari mobil itu.
Wanita itu pun melangkah seraya melepas kacamatanya dan memencet bel dipagar, lima menit kemudian pagar pun terbuka.
"Iye' siapa kita cari?" tanya Wa' Tati
"Hhhmmm... majikanmu ada?" tanya wanita itu dengan nada datar
"Ha? majikan? maksud ta' Puang Dewi?" tanya Wa' Tati dengan ekspresi bingung
"Iya itulah" ucap Ibu Muria Ambarsari
"Iye' ada ki',masuk mi' dulu" ucap Wa' Tati seraya membuka pagar itu mempersilahkan wanita itu masuk
Wanita yang tak lain Ibu Muria Ambarsari,Ibu dari Dokter Emiliana.
Ibu Muria Ambarsari pun masuk kedalam dan duduk di sofa,matanya menyapu seisi ruangan tamu itu.
Ibu Dewi Anjani pun muncul dari arah dalam, sejenak mematut tamunya itu,wajahnya agak familiar namun Ibu Dewi Anjani agak lupa pernah bertemu dimana.
"Iye' kita cari ka' Bu?" tanya Ibu Dewi Anjani seraya mendekati Ibu Muria Ambarsari
Ibu Muria Ambarsari pun berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Saya Muria Ambarsari ibu dari Dokter Emiliana Annisa,kekasih Kapten Zayden" ucap Ibu Muria Ambarsari dengan nada datar
"Ohhh... Iye',saya ingat mi',Astaghfirullah... maaf ya Bu,sempat ka' lupa sebentar sama kita,soalnya lama mi' tidak pernah ki' ketemu" ucap Ibu Dewi Anjani seraya menggapai tangan Ibu Muria Ambarsari
Ibu Muria Ambarsari hanya tersenyum tipis mendengar itu.
"Duduk ki' Bu,mau ki' minum apa?" tanya Ibu Dewi Anjani dengan ramah
"Cukup ini" ucap Ibu Muria Ambarsari seraya menunjuk air mineral yang ada dimeja
Ibu Dewi Anjani pun hanya mengaguk.
"Saya tidak perlu membuang waktu saya dan waktu Ibu juga tentunya,langsung ke intinya saja ya Bu, saya ingin Kapten Zayden menjauhi putri saya Emiliana,mereka tidak akan bisa bersama apapun alasan yang mendasarinya,terlebih saya tidak menyetujui hubungan ini" ucap Ibu Muria Ambarsari dengan nada datar dan terdengar dingin
Mendengar itu Ibu Dewi Anjani pun terkejut.
"Maksud ta' Ibu bagaimana?" tanya Ibu Dewi Anjani bingung
"Dengan kata lain,Kapten Zayden bukan calon suami yang ideal untuk Dokter Emiliana,sebaiknya Kapten Zayden mundur,Dokter Emiliana akan saya jodohkan dengan calon suami yang levelnya sama dengannya dalam hal apapun" tandas Ibu Muria Ambarsari
Ibu Dewi Anjani merasa sesak didada, mencoba tenang sejenak,lalu menarik nafas panjang.
"Baiklah Bu,bukan ji' masalah besar itu,Kapten Zayden putra saya adalah seorang pria sejati,tidak ji' hancur kalau cuma ditinggalkan sama satu wanita,kita ini sama ji' Bu dihadapan Allah Maha Besar,tergantung ji' tingkat ketakwaan ta', kalau menurut ta' Kapten Zayden tidak sepadan dengan Dokter Emiliana,saya juga bisa ji' menganggap kalau Dokter Emiliana itu sama ji' tidak sepadannya dengan Kapten Zayden,tapi Ibu demi kebahagiaan putra saya,apapun itu saya selalu coba ki' ikuti,tapi kalau dihina ki' seperti ini putra ku,saya ucapkan terimakasih Bu,mulai ki' detik ini tidak akan ada lagi namanya Emiliana Annisa dalam hidupnya anakku Zayden Khaled, silahkan mi' pergi,terimakasih sekali lagi ku ucapkan atas waktu ta' " ucap Ibu Dewi Anjani seraya berdiri dan mempersilahkan ibu Muria Ambarsari untuk keluar dari rumahnya
Ibu Muria Ambarsari pun berdiri dan mengenakan kacamatanya
"Terimakasih Ibu langsung mengerti,saya pergi" ucap Ibu Muria Ambarsari seraya berlalu
Ibu Dewi Anjani pun terduduk seraya mengelus dadanya.
"Astaghfirullah... Allahuakbar" lirih Ibu Dewi Anjani
*Tena' artinya tidak ada
*Labbusu' artinya habis
