Pernikahan Impian Ayank, ternyata membawanya masuk ke dalam gulungan ombak yang menghantamnya berkali-kali tanpa perasaan.
Alex tak pernah menyangka, sekam basah yang terlihat seperti tumpukan sampah kotor dimatanya, bisa membakar habis seluruh kehidupannya yang sempurna.
Seperti apa pernikahan keduanya akan berjalan, jika mereka sama-sama menyimpan sekelumit rahasia pelik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeyra_S Antonio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi Bersejarah
Pagi menyapa dengan cahaya silau yang mengintip dari balik gorden jendela. Ayank menggeliat, dia masih mengantuk, namun pagi ini dia bertekad untuk mendatangi suatu tempat yang cukup jauh. Dan dia harus punya stamina yang cukup, karena akan berkendara seorang diri selama berjam-jam lamanya.
Selesai membersihkan diri Ayank bersiap dengan segala keperluan nya. Wanita itu membawa tas ransel sedang, dengan celana jeans 7/8, sepatu kets berwarna ungu, jaket denim yang di padukan dengan baju kaos berwarna putih di dalam nya. Sangat menawan, Ayank terlihat seperti ABG yang hendak hangout bersama teman-teman sekolahnya.
Setiba di lantai bawah, Alex ternyata sudah menunggu di meja makan. Sangat aneh di mata ayank, tiga minggu pernikahan mereka, ini kali pertama nya Alex sarapan di rumah.
"Pagi bi, bekal aku sudah siap bi?" sapa Ayank mencium pipi montok sang IRT. Itu biasa dia lakukan selama di sana, karena kebiasaan di rumah nya pada semua pekerja wanita dia selalu bersikap seperti keluarga.
"Udah non, bibi lebihkan banyak buat bekal non ayank." Jawab bi Siti memberikan tote bag berwarna biru muda pada majikannya.
Alex menatap penuh tanya, mau kemana istri nya. Dan ya, penampilan Ayank benar-benar mengganggu fokus nya pagi ini. Wanita itu terlihat sangat cantik, wajah baby face yang Ayank miliki membuat nya semakin terlihat seperti remaja belasan tahun, dengan setelan pakaian yang di pakai nya.
Dengan wajah gusar, akhirnya Alex merendahkan harga diri nya untuk bertanya terlebih dulu. Karena jika menunggu sang istri mengatakan nya tidak akan mungkin. Sama saja seperti menunggu matahari terbit di Utara.
"Mau kemana, Ay?" Tanya Alex menebalkan wajah nya.
"Ke luar kota." Sahut Ayank singkat lalu meneguk susu coklat hangat buatan bi Siti hingga tandas.
"Makasih bi, aku pamit dulu. Bibi baik-baik ya, aku tinggal. Jangan kangen, kangen itu berat kata Dilan, cukup aku aja." Seloroh Ayank tertawa kecil.
Wajah Alex semakin tak tenang.
"Kok tidak bilang-bilang dulu sama aku dulu, aku ini suamimu Ay. Hargailah posisi ku di rumah ini, bukan hanya menghormati bibi saja. Apa kau lupa kalau kita ini suami istri?" Ucap Alex dengan nada frustasi. Tatapan sendu yang begitu menyedihkan, membuat Ayank ingin memuntahkan semua susu coklat yang baru sapa menyapa hangat lambung nya.
"Apa kau pernah meminta ijin padaku ketika kau pergi bermesraan dengan kekasih mu? Apa kau ingat aku kala kau sedang menikmati waktu berkualitas mu bersama Miska? Tidak bukan! Apa kau lupa telah menelantarkan ku bahkan di hari pertama kita terikat sebuah hubungan sakral? Apa aku pernah protes saat aku kelimpungan seorang diri, ketika tak tau kemana aku harus pulang? Tidak juga, kan?! Cukup Lex! Hubungan kita tak sudah tak sehat lagi. Hubungan ini berjalan agar kita sama-sama tak memoles arang di wajah para orang tua, yang terus memupuk harapan akan kebahagiaan anak-anak nya."
Alex tertegun, sungguh luka yang di torehkan di hati sang istri telah membuat nya kesulitan, untuk sekedar berusaha membalut nya kembali. Lalu bagaimana bisa di menyatukan luka itu agar pulih meski meninggalkan bekas tak kecil? Alex menatap netra istrinya dengan mata mulai berembun.
Belakangan Alex sudah tak pernah lagi ke rumah sakit. Bahkan meski Miska terus menerornya dengan berbagai pesan dan telepon, Alex malah mengabaikan nya begitu saja. Hidup nya berantakan belakangan ini, ingin meraih hati istri nya kembali. Namun fakta menampar telak dirinya. Ayank tak lagi membutuhkan kata maaf dari nya.
"Aku mengaku salah, Ay. Aku berdosa padamu, menduakan mu selama ini. Aku tau itu salah. Tidakkah seseorang berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua. Aku ingin memperbaiki semuanya. Di mulai dari Miska, aku akan meninggalkan nya. Tolong pertimbangan kebersamaan kita selama hampir 8 tahun, tidak adakah kisah manis kita yang bisa mengetuk hatimu." Ucap Alex memelas. Matanya sudah akan menumpahkan air bening sekali saja dia berkedip.
Ayank menatap datar pria di hadapannya, hati nya sudah tak lagi tersentuh.
"Apa kau pernah mempertimbangkan perasaanku, ketika kau memutuskan untuk menduakan cintaku? Apa tidak ada satupun kenangan manis yang mampu menghalaumu untuk tidak mengkhianatiku, kala Miska kau lihat jauh lebih menarik daripada diriku? Jawaban nya tidak! Kau melakukan semua nya dengan penuh kesadaran. Harusnya aku peka kenapa kau selalu tiba-tiba meninggalkan ku bagai sampah, ketika ponselmu mulai berdering. Sungguh aku pernah bodoh, karena terlalu menaruh seluruh kepercayaanku pada sampah yang sesungguhnya sepertimu. Sekarang tidak lagi, Al. Aku Ayank yang sudah berbeda."
Ucap Ayank dengan nada tegas. Tak ada lagi tatapan penuh cinta seperti yang dulu sering Alex lihat. Kini dia sangat merindukan nya, setelah sempat merasa bosan dengan seluruh perhatian wanita itu di masa lalu.
Pupus sudah, air mata Alex menetes tanpa permisi. Untuk pertama kalinya Alex menangis karena seorang wanita. Dan wanita yang pernah dia buat menangis untuk pertama kalinya karena kesetiaan nya di hancurkan tanpa sisa. Kini wanita itu membalas nya dengan banyak air mata di kemudian hari setelah hari ini.
Alex menjatuhkan tubuhnya, pria itu berlutut di kaki Ayank dengan kepasrahan yang begitu putus asa.
"Aku tau aku telah salah, sangat dan jelas tak akan termaafkan dengan mudah. Tapi tolong, Ay...aku sungguh tak bisa jika kita berpisah. Aku sadar cintaku padamu masih utuh. Kini aku menyesali nya, beri aku kesempatan meski kau tak ingin. Lakukan demi kedua orang tua kita, aku berjanji akan menunjukkan kesungguhan ku. Aku bersumpah akan menjadikan ini pelajaran berharga dalam hidupku. Jangan biarkan aku hidup dalam sesal dan dosa yang akan menggerogoti jiwa ku seumur hidup."
Ucap Alex penuh permohonan sambil tergugu, bahunya berguncang hebat. Bayangan perpisahan nya dengan Ayank membuat nya tak dapat tidur nyenyak semalaman. Dia bahkan lupa kapan terakhir dia makan dengan benar.
"Jika kau sadar kesalahanmu tak termaafkan, maka jangan pernah mencoba apapun Al. Termasuk menjanjikan perubahan dengan sebuah sumpah. Dulu pun kau pernah bersumpah untuk tak akan pernah menyakitiku, apalagi mengkhianati kisah kita. Nyatanya, kau melupakan nya begitu saja, ketika menemukan hal yang jauh lebih indah dari kisah kecil kita. Aku kalah, kalah sejak lima tahun terakhir. Aku kalah telak di malam pengantinku, kala aku tau suamiku mengucapkan janji setia pada wanita lain untuk tak menyentuhku."
Ayank menjeda kalimat nya, dadanya terasa sesak seketika. Bagaimana pun dia seorang wanita dengan hati yang lemah.
"Harga diriku terjun bebas hingga ke dasar bumi, namun aku merelakan hatiku perih sendirian. Ku tebus pagi dengan senyum terbaik untuk memperlihatkan, betapa aku adalah wanita paling bahagia. Pilihan ku adalah yang terbaik sepanjang sejarah. Aku membayar mahal untuk menahan tangis agar tak pecah, kala mendengar seluruh keluarga memanjatkan doa harapan setinggi langit. Hatiku bergetar kala ku tatap wajah polos kedua orang tauku. Apa jadinya jika mereka mengetahui kemalangan putri kesayangan, yang mereka besarkan dengan kasih sayang. Telah kau lukai dengan tanpa perasaan."
Alex semakin tergugu, air matanya mengalir bagai air terjun. Tumpah ruah sebanyak sesal yang mengoyak hatinya semakin dalam. Kata-kata Ayank telah membuat angan Alex akan niat jahatnya ter_absen satu persatu.
Sungguh sesal adalah sesuatu yang amat sangat mengerikan. Kini Alex menjadi orang yang berada paling puncak, di urutan teratas namun bukan sebuah prestasi yang patut untuk di banggakan.
"Ay...." Lirih Alex tak mampu lagi berucap. Hati istrinya benar-benar terkoyak sangat parah. Ayank meraih tote bag lalu pergi meninggalkan Alex dalam sesalnya tanpa menoleh lagi.
Sesaat akan melangkah keluar pintu depan, Ayank menghentikan langkahnya meski tak berbalik arah.
"Ada jenis orang yang layak untuk di berikan kesempatan, ada juga yang cukup di berikan kata maaf lalu saling melepaskan. Dan ku rasa kita adalah bagian kedua, cobalah untuk belajar lebih dalam. Andai kita berada di posisi sebaliknya. Aku yang menorehkan luka, dan kau adalah korban nya. Aku yakin kau tak akan sanggup bertahan lebih baik dariku. Setelah kepulangan ku, kita urus perpisahan dengan cara baik-baik, setelahnya aku akan pergi jauh dari kehidupan mu dan Miska."
Ayank kembali melangkah dengan langkah ringan, hatinya lega telah mencurahkan seluruh isi hati nya. Tak ada lagi yang dia pendam, Alex harus tau jika dia sudah mengetahui segalanya. Agar pria itu tak lagi berusaha untuk meraih hatinya, setelah menyadari kesalahannya tak lagi bisa untuk di toleransi.
Bi Siti menjadi saksi bisu pagi penuh sejarah tersebut. Wanita itu mengusap air mata nya yang sama derasnya seperti sang majikan.
"Andai, andai sebuah kata andai dapat merubah keadaan. Bibi hanya berharap tuan muda tak pernah menjadi seorang pria yang tak punya perasaan." Ucap wanita itu lirih dengan hati yang ikut merasakan torehan luka, yang sang tuan muda goreskan di hati istrinya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
^^^Sepi amat, pada suka gak sama kisah Ayank 🤔🥺^^^
^^^Komen yang banyak yak, biar othor nya makin semangat 🤗🤗🤗😚😚😚^^^
^^^Lope lope sekebon buat kalian🤍🤍🤍🤍🤍🤍^^^