Suami Hantu

“Nyonya West apa kita bisa istirahat sebentar?” Tanya Milka yang tampak begitu kelelahan.

“Baiklah Putri Aerish, hari ini kita sampai di sini saja.” Ucap Nyonya West.

Milka kembali ke kediamannya dengan wajah lesunya. Nyonya West benar-benar seperti tak punya perasaan saat tadi mengajarinya.

Baru saja Milka akan merebahkan tubuhnya ke atas kasur, Clona menghampirinya.

“Putri, Raja ingin anda menemaninya di ruang kerjanya.” Beritahu Clona.

“Apa? Menemani Raja?” Tanya Milka.

“Iya Putri.”

Milka merasa hari ini adalah hari paling melelahkan dalam hidupnya, setelah tadi Nyonya West seperti tak memberinya nafas. Dan, sekarang malah Raja yang akan membuat dia sesak nafas. Milka menghela nafas pasrah.

“Yang Mulia.” Panggil Milka dengan lembut dan sopan, tak lupa ia juga membungkuk memberi hormat, dia terlihat benar-benar seperti seorang selir Raja.

“Tampaknya Nyonya West mengajarimu dengan benar.” Ucap Raja, membuat Milka memonyongkan bibirnya.

“Ada apa Yang Mulia memanggilku?” Tanya Milka.

“Duduklah, temani aku di sini.” Kata Raja..

Milka pun menurut dan duduk, memerhatikan Raja yang tengah sibuk dengan kertas-kertas kuno yang ada di hadapannya.

Sebenarnya ada yang ingin Milka tanyakan pada Raja, Milka ingin bertanya tentang Gadis. Apakah reinkarnasinya berjalan dengan baik? Ataukah dia belum bereinkarnasi? Namun melihat Raja uang begitu serius, Milka menahan diri untuk tak bertanya.

“Jika ada yang ingin kau tanyakan, maka, tanyakan saja.” Ujar Raja, namun tak melepas pandangannya dari kertas-kertas kuno itu.

Dalam hati Milka bertanya-tanya bagaimana Raja bisa tau tentang apa yang ada di dalam hati dan juga pikirannya?..

“Bagaimana dengan Gadis?” Tanya Milka akhirnya, setelah mengenyakkan pikiran bahwa Raja bisa membacanya.

“Dia baru menjadi janin, dan butuh 8 bulan 23 hari lagi, untuk dia lahir ke dunia.” Sahut Raja menjelaskan tentang Gadis.

“Syukurlah, semoga dia mendapatkan kehidupan yang baik.” Ucap Milka.

“Dia akan mendapatkan kehidupan yang sangat baik berkatmu.” Kata Raja mengingatkan Milka tentang kehidupan reinkarnasi yang dia berikan pada Gadis.

Milka hanya tersenyum menanggapi perkataan Raja. Bukankan itu adalah permintaan yang wajar, dan sudah seharusnya Gadis mendapatkannya. Karena kehidupan Gadis yang lalu sangat buruk.

“Aku juga ingin kehidupan yang seperti itu.” Gumam Milka.

“Kehidupanmu di sini sudah sangat baik, dan kau termasuk orang yang beruntung. Kehidupan yang kau berikan pada Gadis tak ada apa-apanya di banding dengan kehidupanmu di Underworld ini.” Ujar Raja.

Beruntung apanya? Aku termasuk gadis yang sial karena telah menggantikan Melody menikah dengan hantu dan tinggal di Underworld ini. Ucap Milka dalam hati.

“Apa katamu? Sial? Tak beruntung?” Raja mengulang apa yang di ucapkan Milka dalam hatinya tadi.

Milka membelalakkan matanya tak percaya, kini semakin yakin bahwa Raja bisa mengetahui isi hatinya.

“Ke..kenapa yang Mulia bisa tau apa yang aku ucapkan dalam hati? Atau yang mulia bisa membaca isi hati aku?“

“Tidak, aku tidak bisa membaca isi hatimu. Tapi aku bisa mendengar suara hatimu?” Jawab Raja membuat Milka tak percaya dengan apa yang ia dengar.

“Waktu itu Yang Mulia bilang, kalo yang Mulia tidak bisa.” Kata Milka.

“Iya, memang tak bisa, tapi ada darahku yang mengalir di tubuhnya. Itulah yang membuat aku bisa mendengar apa yang kau ucapkan dalam hati.” Ujar Raja membuat Milka menutup mulutnya karena kaget.

Milka tak percaya bahwa sekarang dia harus menjaga ucapannya, meskipun itu adalah ucapan dalam hati. Milka merasa hidupnya terkekang. Benar-benar terkekang. Ia tak akan pernah lagi bebas mengata-ngatai Raja. Rasanya Milka ingin berteriak dan menangis.

“Kapan aku bisa kembali ke kediamanku?” Tanya Milka.

“Setelah aku selesai mengerjakan pekerjaanku.” Sahut Raja enteng.

“kapan selesainya.” Tanya Milka lagi yang sudah merasa bosan berada di tempat itu.

“Tergantung bagaimana aku menyelesaikannya.” Ucapan yang membuat Milka ingin mengunyah-ngunyah Raja seperti permen karet.

“Kalo begitu bisakah Yang Mulia segera menyelesaikannya.” Pinta Milka.

“Sayangnya aku ingin istirahat dan nanti akan ku selesaikan.” Sahut Raja beralih ke sebuah meja di mana dia menuangkan air ke cangkirnya, dan meminumnya dengan santai.

Milka semakin geregetan di buatnya. Dia sebisa mungkin menahan diri agar tak mengeluarkan kata-kata kasar pada Raja, tidak secara langsung maupun dalam hati. Yang Milka lakukan hannyalah menghela nafas berat menahan emosinya.

Para selir yang mengetahui bahwa Raja meminta untuk di temani oleh Milka di ruang kerjanya, membuat mereka menjadi marah karena merasa iri. Selama ini para selir tak ada yang pernah menemani Raja di ruang kerjanya.

Bahkan terkadang saat mereka ingin bertemu dengan Raja, Pelayan pribadi Raja selalu mengatakan bahwa Raja sedang sibuk dan, tak ingin di ganggu. Tapi kenapa selir baru seperti Milka bisa melebihi mereka.

Para selir mulai tak terima dengan perlakuan yang Raja berikan pada Milka. Karena mereka juga ingin di perlakukan seperti Raja memperlakukan Milka. Namun mereka tak berani untuk mengatakannya langsung pada Raja, alhasil Milka yang akan mendapat perlakuan buruk dari para selir yang lain.

Mata Milka sudah terlihat begitu berat, perlahan-lahan matanya mulai terpejam. Setelah Milka tidur dengan nyenyak, Raja melangkah mendekat.

Ia menatap Milka dalam, sorot matanya memperlihatkan kesenduan. Kemudian ia duduk di samping Milka yang tertidur.

Pagi harinya Milka terbangun, namun setelah benar-benar membuka matanya. Dia sudah berada di kediamannya dan bukan lagi di ruang kerja Raja, tempat semalam ia tertidur. Atau apa mungkin dia berjalan pulang, tapi dia lupa. Atau para pengawal yang mengantarnya?, Ya, mungkin saja.

“Putri sudah bangun.” Milka menoleh pada Clona.

“Apa kau pulang sendiri, atau pengawal yang mengantarku?.” Tanya Milka pada Clona.

“Putri pasti tak sadar.” Clona tersenyum-senyum sendiri.

“Siapa yang mengantarku.” Tanya Milka penasaran.

“Sepertinya Putri memang tak tau.” Kata Grasil. Membuat Milka semakin penasaran.

“Yang Mulia Raja yang mengendong Putri saat Putri tertidur, dan mengantar Putri ke kediaman.” Clona menjelaskan dengan senang.

Karena ini adalah pertama kalinya dia melihat Raja mengendong seseorang, dan, yang ia gendong adalah Milka, Putri yang mereka ayomi.

Milka pun terlihat tak percaya, apa benar Raja dingin itu yang mengendongnya.

“Iya aku yang mengendongmu. Dan, kau sangat berat.” Suara Raja terdengar di telinga Milka. Namun sosok Raja tak terlihat.

“Apa kalian dengar suara Yang Mulia Raja?” Tanya Milka pada Clona dan Grasil.

Clona dan Grasil saling pandang, dan, mereka menggeleng serentak, tanda mereka tak mendengar apa pun.

“Jangan bertanya pada mereka, karena yang mendengar suaraku hannyalah kau.” Kata Raja, membuat mulut Milka terbuka tak percaya.

Dia merasa mungkin dia akan gila tinggal di Underworld, setelah dia bisa melihat hantu di dunianya. Kini suara Raja bisa dia dengar, suara yang hanya di dengar olehnya, suara yang tak di dengar oleh yang lain.