Karen Aurellia tidak pernah menyangka diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun, akan menikah dengan pria yang lebih tua darinya. Pria itu adalah Darren William Bratajaya, pemuda cerdas yang telah meraih gelar profesor di Universitas London.
Saat mengetahui akan dinikahi seseorang bergelar profesor, yang ada dalam bayangannya adalah seorang pria berbadan gempal dengan perut yang buncit, memakai kacamata serta memiliki kebotakan di tengah kepala seperti tokoh profesor yang sering divisualkan film-film kartun.
Tak sesuai dugaannya, ternyata pria itu berwajah rupawan bak pangeran di negeri dongeng! Lebih mengejutkan lagi, ternyata dia adalah dosen baru yang begitu digandrungi para mahasiswi di kampusnya.
Bacaan ringan, bukan novel dengan alur cerita penuh drama. Hanya sebuah kisah kehidupan Rumah Tangga pasutri baru, penuh keseruan, kelucuan, dan keuwuan yang diselipi edukasi pernikahan. Baca aja dulu, siapa tahu ntar naksir authornya 🤣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 : Korban Sinetron
Setengah jam kemudian, melihat Karen yang mulai sungguh-sungguh mengerjakan tugasnya, Darren pun berinisiatif untuk memberikan hadiah kecil. Ia menuju dapur lalu mengobrak-abrik isi kulkas. Rencananya dia akan membuatkan makanan spesial untuk istrinya.
Setelah sibuk beralih profesi menjadi chef dadakan, Darren kembali ke kamar dengan membawa sepiring nasi goreng. Aroma harum nan menggiurkan mulai menggelitik indra penciuman Karen.
Karen tampak tak sabaran mencicipi nasi goreng buatan suaminya. Begitu makanan itu tersaji di hadapannya, ia langsung mengambil sendok dan mulai mencicipi.
"Enak, enggak?" tanya Darren yang duduk di samping perempuan itu.
"Enak banget!"
"Suapi dong!" Darren membuka mulutnya.
Dengan penuh semangat, Karen menyendokkan nasi goreng ke mulut Darren. Tinggal dua senti, tiba-tiba salah satu pelayan mereka masuk memberitahukan bahwa ada tamu yang mencari Darren. Lantas, pria itu segera beranjak ke ruang tamu meninggalkan Karen yang tengah menggunakan ilmu terawangnya untuk menebak siapakah tamu yang hendak menemui Darren malam-malam begini.
Tak bisa menahan rasa penasaran, Karen memilih menjadi paparazi dadakan. Ia membuntuti Darren yang menuju ruang tamu. Dari balik pilar lantai atas, ia dapat melihat seorang perempuan dewasa yang begitu anggun dan cantik sedang menunggu di ruang tamu.
"Darren, akhirnya kita bisa bertemu lagi!" Perempuan itu menghampiri Darren seraya hendak memeluknya. Sayangnya, Darren langsung menghindar.
"Ngapain sih kamu malam-malam ke sini?"
"Habisnya kamu enggak mau jemput aku. Oh, iya, aku bawain oleh-oleh buat mama kamu sama Oma Belle. Mereka ada, enggak? Aku juga kangen nih pingin ketemu mereka."
Karen yang mendengar perbincangan mereka, langsung menyadari jika perempuan yang tinggi langsing putih mirip bihun itu adalah mantan Darren.
Masa lalu bisa menjadi "masalah lu". Ini buktinya. Di saat Karen dan Darren telah saling tertarik satu sama lain, mantan kekasih dari pria itu malah datang mengusik mereka.
Sedang sibuk mengintip, matanya teralihkan pada pilar yang berada di sebelahnya. Ternyata, Oma Belle pun sedang melakukan hal yang sama. Wanita berusia senja itu membungkuk sambil memasang mata tajam dengan badan yang disembunyikan di balik pilar.
Karen lalu menghampirinya. "Oma, Oma ngapain di sini?" tanyanya, "Ayo, Karen anterin ke kamar. Oma harus banyak istirahat."
"Ssstt ...." Oma Belle menginstruksikan Karen agar diam. Selanjutnya, perempuan paruh baya itu kembali memantau Darren dan mantan kekasihnya.
Melihat Oma Belle yang tampak antusias melihat suaminya dengan mantan kekasih, membuat Karen tertunduk murung. Oma Belle lalu menoleh kembali ke arah Karen yang mematung bodoh di sampingnya.
"Kamu kok masih di sini?! Itu suami kamu ketemu sama mantan pacarnya, cepetan pepet dia sana! Kasih tahu sama perempuan itu kalau kamu istrinya biar dia gak ganggu Darren lagi!" perintah Oma Belle penuh kekhawatiran.
Karen tersentak. Ternyata Oma Belle berada di pihaknya. Dia tersenyum tipis lalu berkata, "Gak perlu, Oma. Aku percaya kok sama Darren."
"Oma juga percaya sama Darren, tapi kita gak bisa percaya sama perempuan itu. Dia itu pernah hampir hancurin hidupnya Darren!"
Mata Karen membulat. "Emangnya apa yang pernah terjadi di antara mereka, Oma?"
"Dulu itu mereka hampir nikah. Darren udah siapin segalanya, eh dia malah putusin Darren dan pergi ke Amerika. Darren sampai patah hati bertahun-tahun. Dia gak mau menjalin hubungan serius dengan perempuan lain, ya ... karena perempuan itu. Untung aja Oma maksain dia nikah sama kamu! Jadi perempuan itu gak bisa balik sama dia!"
Karen tertegun. Ia kembali ke kamar dalam suasana hati yang kalut. Apa yang diceritakan Oma Belle kembali terngiang di kepalanya. Pasalnya, ia tidak pernah menyangka suaminya itu pernah merencanakan pernikahan dengan seseorang. Bahkan pernah mengalami pedihnya patah hati.
Di ruang tamu, mantan pacar Darren kini sedang membujuk pria itu agar mau menemaninya minum kopi di luar sambil melepas rindu.
"Maaf, aku gak bisa, Sha. Sekarang ini, aku bukan lagi Darren yang seperti dulu. Kita udah gak punya hubungan apa-apa. Mending kamu pulang aja!" tolak Darren.
Perempuan bernama Marsha itu malah memegang tangan pria itu. "Apa kamu masih marah sama aku karena ninggalin kamu?"
"Enggak, kok. Buktinya aku sering nanyain kabar kamu, kan?"
"Dar, please ... aku sudah menantikan momen pertemuan kita. Seharusnya kamu bisa luangkan waktu malam ini." Perempuan itu malah memelas di hadapannya.
Darren menunduk tak berdaya. "Maaf, tapi ada hati yang harus aku jaga untuk sekarang dan selamanya."
Tepat setelah Darren mengatakan itu, tiba-tiba suara lembut perempuan datang dari arah belakang. "Siapa yang datang, Sayang?"
Darren dan Marsha kompak menoleh ke belakang. Pada saat ini, Karen menuruni anak tangga dengan gaya yang anggun layaknya wanita dewasa berkelas. Tampaknya, ia sengaja memoles riasan tipis di wajahnya dan mengganti pakaian yang bernuansa gaun.
Marsha langsung menoleh ke arah Darren seakan meminta konfirmasi. Pasalnya, ia baru saja mendengar Karen memanggil Darren dengan sebutan sayang.
Darren langsung menarik tangan Karen dengan lembut lalu menoleh ke arah Marsha. "Sha, kenalin ini istri aku," ucap Darren tanpa mencoba menutupi pernikahannya dengan Karen.
Marsha tentu saja terlonjak seketika. Sekian tahun tak bertemu, ternyata pria yang pernah menjalin hubungan dengannya itu telah menikah.
Karen menoleh ke arah Darren sambil menggulung lengan bajunya. "Kamu kok gak bilang-bilang kalau ada tamu. Padahal, aku dari tadi nungguin kamu sambil ngabisin nasi goreng buatanmu." Tampaknya, Karen sengaja bertingkah manis untuk memprovokasi perempuan itu. Tadinya, ia enggan mengusik keduanya. Namun, mendengar cerita Oma Belle kalau perempuan itu pernah membuat Darren patah hati, ia menjadi ingin memperkenalkan dirinya sebagai istri pria itu.
Karen lalu melirik ke arah Marsha yang masih memasang raut tak percaya. "Oh, iya, lupa ...." Karen mengulurkan tangannya ke arah Marsha. "Karen Aurellia."
Bukannya menyambut uluran tangan Karen, Marsha malah berkata, "Kelihatan masih muda, ya? Enggak nyangka kamu udah ganti selera, Dar," singgung perempuan berambut panjang itu sambil tersenyum ke arah Karen.
"Benar. Aku udah ganti selera seperti yang kamu lihat saat ini. Dia masih mahasiswa di tempat aku mengajar," tandas Darren.
Alis Marsha tampak terangkat mengetahui perempuan yang dinikahi mantan kekasihnya itu masih berstatus mahasiswa. "Wow, kalau gitu kebetulan banget, dong! Aku juga bakal ngajar di universitas yang sama dengan kamu."
Karen dan Darren terhenyak seketika mengetahui Marsha akan menjadi dosen di kampus yang sama.
Sambil tersenyum kecil, Marsha kembali berkata, "Sampai jumpa, Karen! Semoga kita bisa bertemu di kelas nanti!"
Setelah kepulangan Marsha, Karen dan Darren kembali ke kamar. Lagi-lagi, Karen tak bisa menyembunyikan rasa cemburunya. Darren langsung menarik tangan istrinya, tapi bukan untuk membujuk melainkan mendekap wajahnya.
"Kamu kok tiba-tiba bisa cantik gini?" ucapnya sambil menekan kedua pipi Karen.
"Emangnya aku hari-hari jelek, ya?" ketus Karen memegang pergelangan Darren.
"Lucu aja lihat kamu dandan di rumah malam-malam." Darren menyengir dan kali ini mencubit pipi istrinya dengan gemas.
"Ya, iyalah. Hadapi mantan pacar kamu ya harus bisa lebih cantik. Biar enggak kalah saing."
Darren tersenyum ringkih. "Kamu gak perlu bersaing sama siapapun. Karena kamu sudah menjadi pemenangnya, sebagai istri aku."
Mata Karen berbinar mendengar perkataan pria itu. Meskipun ada rasa takut dan khawatir di hatinya.
Sepasang suami istri itu lalu tertidur dalam keadaan berpelukan. Saat malam semakin tenggelam dalam larutnya, sayup-sayup terdengar suara isak tangis tertahan yang mengusik pendengaran Darren sehingga membuatnya terbangun. Dengan mata menahan kantuk, ia menoleh ke arah Karen yang memunggunginya dengan pundak yang tampak berguncang seolah sedang dirundung pilu.
"Kar, kamu belum bobo? Kamu kenapa nangis?" tanya Darren penuh kekhawatiran.
Karen tak menjawab, tapi tangisannya makin tak bisa diredam. Darren memegang pundak istrinya memaksanya berbalik, cahaya dari ponsel gadis itu langsung menyilaukan matanya.
Aku lagi nonton drama serial. Sedih banget, cowoknya ninggalin cewek demi pelakor," ucap Karen dengan suara yang terisak sambil menunjukkan serial yang ditontonnya di aplikasi Zettv.
Seketika, Darren langsung menepuk jidatnya. "Ya, ampun! Kirain ada apa, ternyata cuma korban sinetron, ckckckck!"
.
.
.
keasikan baca jadi lupa kasih bintang 😂😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🙏🏼
notif'y ada d berbagai judul novel kak yu 😅