[ Beberapa Bab belum di revisi ] Mohon maaf jika tidak update, ya. 🙏
Berkisah dari seorang gadis cantik yang bernama Amelia Andini Wijaya. Gadis yang kerap disapa Amel memilik sahabat yang sudah bagaikan saudara baginya, namun sahabatnya itu malah mengkhianatinya. Sahabat Amel berselingkuh dengan seseorang yang paling Amel cintai.
Hubungan Amel kandas setelah 3 tahun bersama. Membuat Amel begitu frustasi tak dapat menerima pengkhinatan dari sahabat dan pacarnya.
Demi melampiaskan rasa sakit hatinya, Amel memutuskan untuk mencari seorang gigolo. Hingga malam itu terjadilah penyatuan tanpa cinta.
3 tahun kemudian. Amel menyandang status sebagai seorang singgle Mommy. Amel dibantu Si Tukang ojek online cantik yang dianggapnya seperti adik kandungnya sendiri.
Tidak disangka-sangka seorang gigolo yang melakukan malam bersama Amel adalah seorang CEO sekaligus Direktur perusahaan besar yang ada di kota H.
Bagaimana kehidupan mereka setelah itu?
Simak ceritanya di sini.😉
Happy Reading All! 📚☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwti Asnn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FOMC 13
🌞Siang harinya.
Azka dan Arya sedang menuju Restoran untuk meeting bersama klien. Setibanya di tempat parkir Restoran mereka belum sempat turun dari mobil.
Tiba-tiba, terlihat anak kecil sedang berjalan menghampiri mobil lamborghini putih miliknya. Anak kecil itu senang bermain dengan mainan mobil-mobilan yang berada di tangannya dengan gembira. Tidak lupa membawa sebuah batu yang sedikit besar di tangannya.
Azka dan Arya terus memperhatikan anak gendut itu. Setelah sampai di depan mobilnya, anak gendut itu lalu mengarahkan batu di tangannya dan mulai mengukir jejak mengikuti arah mainan mobil-mobilan di sebelah tangannya. Ia mengukir jejak di mobil lamborghini putih miliknya dengan girang.
"Ngeng ... ngeng ... ngeng ... atu epat aik obil," ucap anak gendut itu, memainkan mainan mobilnya seakan-akan batu di tangan sebelah kirinya berlari menaiki mobilnya. Anak gendut itu melakukan permainnya di bagian depan mobil Azka secara berulang-ulang, hingga mobil Azka tergores.
"Biar saya turun dan mengurus anak itu,Tuan!" ucap Arya bergegas turun dari mobil, tetapi Azka menahannya.
"Jangan! Biarkan saja anak itu menggambar sesuka hatinya!" ucap Azka santai.
Ternyata Azka juga masih punya hati, batin Arya memuji tuan Mudanya.
"Dalam hal ini anaknya tidak bersalah. Orang tuanyalah yang bersalah, tidak menjaganya dengan benar," tegas Azka dingin.
Azka memberi isyarat tangan agar Arya membuka pintu mobil untuknya. Arya pun keluar menuruti perintah tuannya setelah itu Azka keluar dari mobil.
"Ingat setelah anak itu selesai bermain. Mintalah ganti rugi pada orang tuanya," ucap Azka datar dan berlalu pergi menuju lift, yang tidak begitu jauh dari tempat parkir.
"Baik Tuan," ucap Arya patuh.
Aku tarik kembali kata-kataku tadi, batin Arya lagi.
Setelah kepergian Azka. Arya memilih menunggu, tak lama kemudian munculah seorang wanita, yang memanggil nama anak itu.
Mungkin dia adalah Ibu dari anak ini, fikir Arya.
"Bara ... apa yang kamu lakukan di sini, Nak?" tanya Ayu dengan panik, tidak menghiraukan orang yang berdiri di samping mobil lamborghini itu. Pertanyaan Ayu tidak digubris oleh Bara.
"Maaf Nona. Apakah anak ini adalah anak Anda?" tanya Arya tanpa ekspresi.
"Iya betul," ucap Ayu tegas.
Aku sudah salah memanggilnya dengan sebutan Nona, batin Arya.
"Begini Bu. Anak anda telah merusak mobil Tuan saya. Tuan berpesan bahwa Anda harus menganti kerugian untuk perbaikan mobil ini," jelas Arya tegas tetap tanpa ekspresi.
"Tersenyum dikit kek. Sadar nggak muka loe itu seperti Es Batu," gerutu Ayu pelan.
"Apa yang barusan Anda katakan?" tanya Arya datar.
Arya melihat Ayu berjalan memeriksa mobil lamborghini putih milik Tuannya dan tidak mengubris pertanyaannya.
Berani sekali kamu mengabaikanku. Kamu pikir aku patung apa? batin Arya sedikit kesal.
"Bagian mananya yang rusak ya, Om? Kok saya tidak melihat ada kerusakan serius pada mobil ini, ya?"ucap Ayu menghampiri Arya dan tidak mempedulikan pertanyaan Arya.
"Kamu lihat goresan itu, kan?" tunjuk Arya.
"Iya Om. Tapi, goresannya cuman sedikit doang, tidak ada yang parah."
"Mobil ini walau Anda menjual tubuh Anda juga tidak akan sanggup menggantinya. Dan lagi, Anda jangan sembarangan memanggil saya dengan sebutan Om!"
"Cih, tampang kek loe ya, harusnya gue memanggil dengan sebutan Kakek. Sebutan Om juga masih terlalu bagus untuk loe."Ayu bergumam sambil mengumpat pelan.Gumaman Ayu masih terdengar jelas oleh Arya.
Kau, berani sekali mengumpatku seperti itu, batin Arya. Arya tidak habis fikir dengan gadis yang baru ditemuinya.
"Saya mendengarnya dengan jelas."
"Emang berapa biaya ganti ruginya?" tanya Ayu to the point.
"Ketik nomor Anda di sini. Jika tuan saya sudah memberikan info tentang ganti rugi. Saya akan kabari Anda secepatnya," terang Arya memberikan handphonenya pada Ayu. Ayu mengambilnya dan mulai mengetik sesuatu di sana.
"Nih," ucap Ayu memberikan kembali handphone Arya.
Setelah semuanya beres. Arya begegas menyusul Azka yang sudah berlalu masuk ke dalam Restoran dari beberapa menit yang lalu. Sepulang dari Restoran, mereka menuju Apartemen pribadi milik Azka.
🌛Malam harinya di Apartemen Azka.
Arya menceritakan semua kejadian tadi siang saat di Restoran.
"Segera hubungi mereka!" ucap Azka.
"Baik Tuan."
Arya mengambil handphonenya untuk menelepon ibu dari anak yang merusak mobil Azka. Setelah teleponnya tersambung.
"Halo. Selamat malam Bu!" Sapa Arya dingin.
"Malam," ucap Ayu singkat.
"Begini Bu. Biaya perbaikan mobil sebesar 50 juta ribu rupiah," jelas Arya melihat ke arah Azka.
"B--Brapa?" tanya Ayu gugup.
"50 juta," tegas Arya.
"What?! Es Batu. Eh, maksudku Om. Apakah masih bisa mencicilnya?" ucap Ayu keceblosan, sedikit memohon meminta keringanan.
Arya terdiam sejenak menatap Azka penuh arti. Setelah tuannya mengangguk Arya baru berucap kembali.
"Bisa." Setelah itu Arya langsung mematikan sambungan teleponnya.
"Tuan apakah tidak apa-apa mereka mencicilnya?" tanya Arya heran dengan perlakuan Azka.
"Tidak," ucap Azka singkat.
"Aneh, apa yang terjadi padanya," batin Arya.
Azka sedang mengingat kembali wajah Amel yang ditemuinya tadi pagi. Membuatnya tidak berselerah untuk berbuat kejam. Makanya dia membiarkan orang yang merusak mobilnya lolos begitu saja, tanpa memberikan kesulitan yang berlebih pada orang itu.
🌄Pagi harinya.
Azka dan Arya berangkat ke kantor pakai mobil lamborghini hitam, karena mobil putihnya di tinggalkan di tempat parkir kantor miliknya.
Sesampainya di tempat parkir kantor.
"Nona Amel menuju kemari, Tuan," ucap Arya yang tidak sengaja melihat Amel di depan mereka. Amel berjalan mendekati mobil putih milik Azka.
Azka melihat gerak-gerik Amel. Apa yang akan dia lakukan? batin Azka penasaran.
Arya bergegas untuk membuka pintu mobil, tapi dicegah oleh Azka.
"Diam! Jangan keluar dulu!" ucap Azka datar. Matanya masih fokus melihat Amel.
"Kita lihat apa yang akan dia lakukan!" sambung Azka lagi.
"Baik Tuan," patuh Arya.
Mereka memperhatikan Amel sampai Amel berhenti di mobil putih milik Azka. Azka dan Arya yang masih berada di dalam mobil lamborghini hitam, sudah melihat tingkah Amel saat Amel mendekati mobil putih di sebelahnya.
Mereka lebih memilih diam untuk menyaksikan apa yang akan Amel lakukan pada mobil itu. Azka tidak menyangka bahwa Amel peduli dengan goresan kecil yang terukir acak di mobil putihnya. Akan tetapi dia tidak mendengar apa yang Amel gumamkan dengan jelas.
Saat Arya ingin turun berniat membuka pintu untuk dirinya, Azka memberi isyarat untuk tidak melakukannya. Azka memilih turun sendiri tanpa suara.
"Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Azka datar. Azka melihat Amel terkejut menoleh cepat padanya.
"Ti--Tidak ada Pak," ucap Amel gugup tersenyum kikuk.
"Kenapa kamu berdiri di depan mobil saya?" ucap Azka datar membuat Amel kaget.
"Ja--Jadi. Mobil ini punya Bapak?" tanya Amel gugup.
Kenapa dia gugup? batin Azka.
"Ya. Mobil ini milik saya dan saya lihat kamu mencoba menyentuh goresan kecil itu," ucap Azka datar menunjuk goresan di mobilnya.
Oh. I--Itu. S--Saya heran saja Pak. Masa mobil sebagus dan sekeren ini mempunyai goresan, acak pula lagi! Hehe," kekeh Amel.
Alasan macam apa itu? batin Azka tak percaya.
"Kenapa kamu begitu peduli dengan mobil saya, Hah?" tanya Azka lagi. Sedikit membentak Amel.
"Siapa yang peduli," ketus Amel.
Heh, tidak peduli ya. Kau kira aku bodoh, batin Azka.
Arya memilih turun dari mobil saat melihat isyarat yang diberikan oleh Tuannya. Azka melirik Amel sekilas dan berkata.
"Ya sudah. Masuk sana! Berdebat sama kamu membuang-buang waktu saya saja,"ucapnya datar berlalu pergi bersama Arya yang sudah turun dari mobil.
Saat memasuki ruangan. Para karyawan dan karyawati memberi hormat pada Azka.
"Selamat pagi Pak Azka!" Mereka sedikit membungkuk dan memberi salam.
Azka tidak membalas dan terus berjalan menuju lift pribadi miliknya. Azka dan Arya yang sudah berada di dalam lift, menunggu liftnya segera tertutup. Tiba-tiba ada tangan yang menggapai pintu lift. Terlihat Amel bergegas masuk ke dalam lift dan terdengar Amel sedang mendengus pelan.
"Huff. Hampir saja ketinggalan."
"Kenapa kamu naik lift pribadi milik saya?" tanya Azka datar.
"M--Maaf Pak. Saya tidak tahu. Kemarin juga saya naik lift ini kok," jawab Amel mengingat.
"Pintar sekali kamu menjawab."
Arya hanya diam mematung tidak lama kemudian Arya angkat bicara. "Nona, besok atau seterusnya Nona tidak perlu naik lift ini lagi. Silahkan Nona naik lift karyawan yang ada di sebelahnya!"
"Ya. Baiklah. Saya mengerti Pak." Amel tersenyum menghadap Arya.
Azka yang mendengar itu pun langsung menyelah. "Tidak, biarkan dia naik lift ini saja."
"Eh. T--Tidak apa-apa Pak. Besok saya naik lift karyawan saja," tolak Amel.
"Jangan membantah!" tegas Azka datar.
"Baik Pak. Terserah anda saja," ucap Amel tidak mau berdebat.
Ada baiknya kalau kamu mengalah, batin Azka senang merasa menang dari Amel.
Ting!!!
Lift pun terbuka, mereka bertiga berjalan keluar dari lift.
"Maaf Pak. Ruangan saya di mana, ya?"
Azka yang mendengar itu pun memberi isyarat pada Arya untuk mengantar Amel ke ruangan baru khusus sekretaris.
Azka berjalan menuju ke ruangan pribadi miliknya, dan Arya menuntun Amel menuju ruangan yang akan Amel tempati untuk bekerja.
Bersambung❣
jdi rd MLS klmaan