Saqueena Khanza Humaira, dokter obgyn berusia 27 tahun ... berparas cantik dan memiliki kepribadian unik, terpaksa menikah dengan seorang driver ojek online karena nazar atau janji yang terlanjur diucapkan oleh ayahnya.
Pernikahan tanpa didasari oleh rasa cinta, akankah memberi kebahagiaan? Ikuti kisahnya .... 🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Happy reading 😘😘😘
"Aku sangat mencintaimu, Saqueena Khanza Humaira."
Khanza tidak mampu berkata-kata, ia hanya membalas ucapan Adithya dengan senyuman setipis kertas disertai lelehan air bening yang membingkai wajah lelahnya.
....
Khanza terbangun ketika Adithya membuka tirai jendela. Wanita yang kelelahan karena ulah suaminya itu memicingkan netra, menyesuaikan cahaya mentari yang masuk ke dalam kamar.
"Selamat pagi istriku ...," ucap Adithya diikuti lengkungan bibir. Ia mendaratkan tubuhnya di tepi ranjang lalu mencium kening Khanza.
"Hmmm, selamat pagi juga Dith." Khanza menjawab dengan malas. Ingin rasanya ia kembali memejamkan netra karena lelah yang meraja.
"Maaf telah membuatmu kelelahan Za --"
"Heem. Kamu benar-benar membuatku kelelahan, Dith. Badanku serasa remuk. Ritual semalam seolah belum memuaskanmu, hingga seusai subuh tadi kamu meminta lagi --" ucapnya sambil menyandarkan tubuh pada hearboard.
"Sebagai permintaan maaf, aku sudah menyiapkan bubur ayam dan susu hangat untukmu." Adithya mengulas senyum. Ia usap pipi istrinya dengan penuh kelembutan.
"Aku juga akan memenuhi janjiku," sambungnya.
"Janji?" Dahi Khanza mengernyit. Ia tidak faham dengan maksud ucapan suaminya.
"Janji untuk mencukur kumis dan jenggot kesayanganku supaya kamu nggak kegelian, Za."
"Pffftttt ...." Khanza tertawa mendengar ucapan Adithya. Ia teringat saat tubuhnya menggeliat karena sentuhan kumis Pak Raden.
"Kenapa malah tertawa, Za? Ada yang lucu?"
Khanza mengangguk samar. "Iya Dith. Ngomongin soal kumis dan jenggot, aku jadi teringat sesuatu yang menggelikan --"
"Pasti saat tubuhmu menggeliat karena kegelian 'kan?"
Rona merah tercetak jelas di wajah Khanza saat Adithya menebak dengan benar. Ia teramat malu jika teringat kejadian semalam dan seusai subuh tadi.
"Za, janjiku itu akan segera ku penuhi hari ini, asal --"
"Asal apalagi Dith? Aku sudah memenuhi persyaratan yang kamu berikan lho."
"Asal, setelah melihat wajahku tanpa kumis dan jenggot lebat ini, kamu nggak akan membenciku, Za. Kamu juga nggak akan memintaku untuk pergi ...."
"Dith, seperti apapun wajahmu jika tanpa kumis dan jenggot, aku akan menerimanya. Aku juga nggak akan memintamu pergi meski mungkin wajahmu terlihat lebih buruk jika tanpa kumis Pak Raden dan jenggot Syekh Poji --" sahutnya.
"Trimakasih Za --" Adithya meraih tubuh Khanza dan membawanya ke dalam pelukan.
Khanza merasakan kedamaian setiap berada dalam pelukan Adithya. Ia merasa sangat di sayang dan dicintai oleh pria yang berstatus sebagai suaminya itu.
Adithya melerai pelukan dengan perlahan. Lantas ia kembali mencium kening istrinya.
"Sekarang, sarapan dulu ya Za. Mau aku suapin?"
"Heem. Aku sudah sangat lapar Dith ...."
....
Hari ini Khanza memutuskan untuk tidak berangkat ke rumah sakit. Selain badannya serasa remuk karena penyatuan raga semalam dan seusai subuh tadi, ia juga teramat malu sebab cara jalannya yang sedikit berbeda.
"Za, aku tinggal ngojek dulu, ya?" ucap Adithya setelah berpakaian rapi dan memakai jaket berwarna hijau khas seorang driver ojek online.
"Kamu tega banget meninggalkan istrimu di resort seorang diri, Dith. Lebih baik, kita pulang sekarang --," sahutnya dengan memasang wajah cemberut.
"Jangan cemberut Khanza sayang. Aku nggak akan lama kog ngojeknya. Beristirahatlah dulu sebelum nanti malam aku meminta jatah lagi." Adithya menarik kedua dudut bibirnya diikuti kerlingan mata.
"Ishhhh ... jatah lagi yang dibahas. Awas aja kalau kelamaan ngojeknya, aku nggak bakalan mau ngasih jatah."
"Iya sayang, aku janji nggak akan lama."
CUP
Adithya mengecup singkat bibir istrinya. Kemudian ia melangkah pergi setelah mengucap salam.
....
Khanza terlihat sangat gelisah sebab Adithya belum juga kembali. Sudah puluhan kali ia mencoba menghubungi nomor ponsel suaminya. Namun nomor yang dituju tidak aktif.
Terbesit pikiran bahwa Adithya sengaja meninggalkannya setelah mendapatkan apa yang diinginkan.
"Kamu jahat Dhit. Setelah mendapatkan apa yang kamu inginkan, teganya pergi meninggalkanku --"
"Ya Robb, mungkinkah ini balasan karena kesalahan yang pernah hamba lakukan terhadap Rangga --" Khanza bermonolog lirih sambil memandang hamparan laut dari balik jendela kamar.
Khanza terkesiap saat tiba-tiba tangan kekar seseorang melingkar di pinggang rampingnya.
"Assalamu'alaikum istriku ...."
"A-adith?"
Adithya memutar tubuh istrinya hingga mereka saling berhadapan.
"Za, kenapa salamku nggak dibalas?"
"Wa-wa'alaikumsalam, Dhit. Aku kira, kamu nggak akan kembali --"
"Aku pasti kembali Za, karena kamu-lah sumber kebahagiaanku," tutur Adithya.
"Dhit --"
"Ya."
"Kenapa, kamu memakai topi dan masker? Kamu sengaja menutupi wajahmu ya?" tanya yang terlisan disertai raut wajah penuh keheranan.
"Nanti aku akan menjawabnya, Za. Sekarang, ikutlah bersamaku!"
"Ke mana?"
"Ke suatu tempat. Tapi, aku akan menutup kedua mata indahmu terlebih dulu."
"Kenapa harus menutup mata sih, Dith?"
"Karena ini kejutan untukmu, Nyonya Adithya."
Adithya menutup kedua mata istrinya dengan kain berwarna merah maroon. Kemudian ia memandu wanita yang sangat dicintainya itu keluar dari kamar.
Entah kejutan apa yang akan diberikan oleh Adithya teruntuk istri tercinta .... Pria berambut gondrong itu sangat berharap, kejutan yang akan ia berikan mampu mengukir senyum di wajah istrinya, Saqueena Khanza Humaira.
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Apa yang akan terjadi di episode selanjutnya??? Jeng ... jeng ... jeng 😁
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak like 👍
Komentar
Klik fav ❤
Beri gift atau vote jika berkenan memberi semangat untuk author agar tetap berkarya 😇
Trimakasih dan banyakkkk cinta ❤😘