Gabriella anashtasia
Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.
Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.
Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.
Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???
Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???
Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???
Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.
Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.
salam Sijack🥰.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23: Pergolakan Hati
Saat seluruh pengawalnya sedang mengurus Akin,Gabriella duduk menunggu disofa yang ada diruangan itu sambil memikirkan siapa yang telah melakukan itu. Tak lama terdengar seeeorang membuka pintu membuatnya menoleh kearah orang itu.
"Permisi Nona,ini adalah pakaian yang anda minta. "
Yang datang adalah Nichole dengan membawa paper bag berisi pakaian ditangannya.
Gabriella mengangguk."tolong antarkan kekamar mandi!" Gabriella meminta tolong pada Nichole yang dibalas anggukan oleh pengawalnya itu.
Nichole melenggang pergi kedalam kamar mandi dengan perasaan kesal yang tertahan. Akin benar benar merepotkan orang orang.
10 menit dihabiskan oleh para pengawal untuk mengurus Akin. Mereka keluar dari kamar mandi sambil memapah Akin yang setengah sadar.
"Nona." Panggil Pete yang melihat Gabriella sedang memainkan ponselnya. Gabriella menoleh dan menatap mereka semua.
"Letakkan lah Akin keatas ranjang itu dan kalian boleh pulang." Ucap Gabriella. Mereka mengerutkan kening,bingung kenapa Akin disuruh tinggal disini.
"Maaf Nona..." ucapan Pete disela oleh Gabriella yang kembali memerintah.
"Ikuti perintahku!!." ucapnya mengaskan.
Para pengawal menunduk. Mereka mengikuti apa yang diminta Gabriella. Akin sudah berbaring diatas ranjang besar itu. Dia memposisikan dirinya agar nyaman tertidur. Gabriella menatap Akin yang sudah tertidur dan kembali menatap para pengawalnya yang lain.
"Kalian boleh pulang." Perintahnya lagi.
Para pengawal menunduk seperti ingin mengucapkan sesuatu.
"Maaf,Nona apa anda tidak akan pulang bersama kami??" Tanya Pete hati hati mewakili yang lain.
Pikiran mereka sama sama berisi "tidak mungkin kan,Nona muda menemani Akin disini?"
Itulah apa yang dipikirkan oleh 4 orang pengawal yang menunggu jawaban Gabriella.
"Aku masih ada pekerjaan,kalian pulang saja duluan." Jawaban Gabriella terdengar datar. Membuat Pengawalnya tidak berani bertanya lagi.
Mereka pamit undur diri dengan beberapa pertanyaan yang terbesit dipikiran mereka masing masing.
Saat semua pengawalnya sudah pergi. Kini menyisakan Gabriella dan Akin. Dia menatap Akin yang tertidur pulas diatas kasur. Dia bingung dengan perasaannya. Perasaan yang mungkin tidak seharusnya muncul didirinya. Entah dapat dorongan darimana,Gabriella berjalan kearah Akin yang tertidur diatas ranjang. Dia terduduk memandangi seluruh wajah Akin yang tenang saat tidur. Saat melihat wajah tenang Akin yang tertidur Gabriella tersenyum. Dia senang bisa menatap Akin tanpa harus saling memasang wajah tak suka ataupun berdebat. Tangannya yang diam mulai bergerak kearah wajah itu ,membelai lembut permukaan kulit wajah pria itu, menatapnya dengan tatapan lembut. Kembali sesuatu merasukinya,membuatnya menatap dan mendekat kearah bibir yang sedikit terbuka. Sedikit demi sedikit dia memangkas jarak antara dirinya dan pria yang sedang tertidur dihadapannya. Keinginan yang sangat kuat membuatnya melabuhkan ciuman yang hanya sekedar tertempel dibibir pria itu.
Alarm alam bawah sadarnya menyala membuat Gabriella menjauhkan wajahnya dan merutuki kebodohannya yang tidak bisa mengendalikan perasaannya.
Ella,sadarlah,apa yang kau lakukan!!
Gabriella kembali menatap Akin yang masih tidur dengan pulasnya.
Dia tidak akan sadar dengan apa yang kulakukan, kan???
Kembali dia merutuki kebodohannya.
Gabriella memilih bangkit dari ranjang itu dan bergegas untuk pergi. Baru saja selangkah dia berjalan,ada sebuah tangan yang menahan pergelangan tangannya,membuatnya terdiam ditempat.
Kaget. Malu. Itu yang dia rasakan sekarang.
Gabriella menoleh dan melihat Akin yang bangun setengah sadar.
"Jangan pergi!!" Pinta Akin yang terbangun karena merasakan pergerakan diwajahnya tadi. Meskipun dia tertidur dan belum sepenuhnya sadar tapi dia bisa merasakan pergerakan disekitarnya.
Gabriella terdiam mendengar ucapan Akin.
"Aku harus pulang." Jawabnya datar sambil memalingkan wajahnya. Dia ingin menghindar dari Akin. Dia malu kalau sampai Akin menyadari perbuatannya tadi.
Meskipun masih setengah sadar Akin berusaha membuka matanya perlahan. Dia melihat Nona mudanya memalingkan wajah kearah lain.
"Setelah anda mencium saya,apa anda akan meninggalkan saya seperti ini." Ucapnya pelan dengan suara serak.
Gabriella melotot ditempatnya. Ternyata Akin sadar dengan perbuatannya. Itu yang pertama kali terlintas dikepalanya.
Akin kembali meracau meminta Gabriella untuk menemaninya malam ini.
Sepertinya dia masih belum terlalu sadar.
Gabriella bernapas lega karena Akin masih belum terlalu sadar,dia yakin setelah Akin bangun dia akan lupa.
Gabriella menimbang nimbang permintaan Akin.
Dan keputusannya.....
"Baiklah..." perasaannya lah yang mendorongnya mengiyakan keinginan Akin.
Jujur saja pikiranya merutuki perasaannya yang terlalu lemah. Begitu saja sudah luluh.
Akin tersenyum senang karena Gabriella mau mengikuti keinginannya. Dia menggeser tubuhnya memberikan ruang kosong untuk ditempati Gabriella.
Gabriella menatap tempat kosong itu dan menenangkan dirinya.
Oke,Ella... tenanglah! Besok pagi dia pasti akan lupa.
Gabriella berjalan mendekati ranjang itu dan memposisikan dirinya berbaring diatas ranjang. Baru saja dia membaringkan seluruh badannya,Akin langsung memeluknya bak boneka besar. Membuat Gabriella melotot dengan tindakkan Akin. Dia menoleh dan terlihat Akin sudah tertidur lagi. Meninggalkannya dengan jantung yang berdetak 2 kali lebih cepat seperti lari marathon
Ella.. Sepertinya kau yang tidak akan lupa dengan malam ini!!!
Pekiknya dalam hati.
Akhirnya dia memutuskan untuk menenangkan dirinya dan memejamkan matanya.
Kejadian yang membuatnya panik diakhiri dengan tidur satu ranjang dengan seorang pengawal yang sudah membuat perasaanya kacau.